NovelToon NovelToon
Love Languange

Love Languange

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Romansa
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: najwa aini

Zian Ali Faradis

Putih dan hitamnya seperti senja yang tahu caranya indah tanpa berlebihan. Kendati Ia hanya duduk diam, tapi pesonanya berjalan jauh.


Azaira Mahrin

kalau kamu lelah, biarkan aku jadi jedanya.


🥀🥀🥀🥀🥀🥀


Ketika lima macam Love Language kamu tertuju pada satu orang, sedangkan sudah ada satu nama lain yang ditetapkan, maka pada yang mana kamu akan menentukan pilihan.


Dira: pilih saja yang diinginkan.

Yumna: pilih yang sesuai dengan hati.


Aira; gak usah memilih, karena sudah ada
Yang memilihkan.



Kita mungkin bisa memilih untuk menikah dengan siapa. Tapi, kita tidak bisa memilih untuk jatuh cinta pada siapa.


Ada yang menganggap cinta pilar yang penting dalam pernikahan. Tapi, ada pula yang memutuskan bahwa untuk memilih pasangan, cinta bukan satu-satunya alasan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon najwa aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Lelaki itu duduk dalam diam, seakan waktu berhenti di sekelilingnya. Kemeja putihnya memantulkan kesederhanaan yang anggun, berpadu dengan celana hitam yang menghadirkan ketegasan.

Di balik kaca mata berbingkai hitam, matanya menatap lurus ke depan--fokus, teduh, dan penuh cerita yang tak terucap.

Ada ketenangan yang lahir dari tatapannya, semacam pesona halus yang tak dibuat-buat, namun justru membuatnya semakin sulit untuk diabaikan.

Ke arah lelaki itu Aira mengarahkan isyarat tangan. Isyarat tersembunyi, yang hanya dilihat dan dipahami oleh Yumna dan Dira.

"Itu Zian."

Ke arah lelaki itu, tatap mata Yumna dan Dira kemudian berlabuh. Tak butuh waktu lama, hanya dalam sekali tatap saja, kedua gadis itu pun setuju dengan narasi aestetik yang disampaikan Aira barusan tentang Zian.

Putih dan hitamnya seperti senja yang tahu caranya indah tanpa berlebihan. Ia duduk diam, tapi pesonanya berjalan jauh.

"Zian beneran ada di sini. Kupikir hanya ada di hatinya kak Aira," ucap Dira lirih, lalu tersenyum tanpa dosa pada Aira.

Dasar Dira.

"Mimpi apa atasan ganteng akuhh mau ngikutin acara kayak ginian." Yumna juga berkata lirih tanpa melepaskan tatap dari sosok tampan yang duduk dalam jarak tidak cukup dekat itu.

"Dia donatur tetap Darul-Fata," kata Aira memberitahukan.

"Beneran?" Yumna berkedip hampir tak percaya.

"Iya." Anggukan pasti Aira kian menegaskan keterangannya.

"Kak Aira kok gak pernah cerita?" Yumna bertanya sedikit protes.

"Aku juga tahu barusan."

"Emang kalian gak pernah bertemu sebelumnya di Darul-Fata?" tanya Dira.

Jawaban Aira kali ini hanya berupa menggelengkan kepala ringan.

Kembali Dira dan Yumna menatap ke arah Zian yang enggan beralih pandangan dari jalannya acara yang sebentar lagi selesai.

"Kenapa dalam pandanganku sekarang Zian jadi makin tampan ya, sebagai donatur Darul-Fata." Yumna tersenyum-senyum saat berkata demikian.

"Ho-oh, jadi pingin sebagai tenaga pendidik juga di Darul-Fata, biar bisa ketemu Zian terus," timpal Dira sambil tersenyum penuh harap. Namun senyum itu perlahan sirna saat tatapannya membentur wajah tampan Aga.

Hampir saja lupa kalau Ghailan Arya duduk di dekat mereka. Pemuda itu pun jelas mendengar apa yang tengah diperbincangkan oleh ketiga orang gadis berhijab dengan style masing-masing itu.

Tentang Zian, dan hanya seputar Zian Ali Faradis saja. Seakan waktu bagi mereka hanya berputar di antara lelaki tampan itu saja.

Aga menatap Dira dalam diam. Tapi, tatapannya begitu menenggelamkan. Harus diselami sampai ke dasar, untuk bisa mendapatkan makna yang terpendam.

Dira tidak ingin melakukan itu, dan makna tatapan Aga, ia juga tidak ingin tahu. Gadis manis itu segera alihkan pandangan, seraya mengemas helaan napas dalam bungkam.

"Gas, Dira kalau ingin jadi pengajar di Darul-Fata juga," kata Yumna.

Dira kini mengangguk asal. Sekian persen dari antusiasme atas ucapannya barusan sudah hilang.

"Hanya saja perlu kamu tahu. Zian gak sering datang ke Darul-Fata. Katanya hanya dalam musyawarah rutin tiap bulan saja," terang Aira sambil tersenyum lembut ke arah Dira.

"Kalau hanya ingin ketemu Zian tiap saat, bukan dengan jadi guru di Darul-Fata, tapi jadi istrinya," timpal Yumna.

Dan ucapan gadis cantik itu, adalah kebenaran yang tak bisa disanggah.

****

Suksesnya sebuah acara, bisa diukur dari berbagai hal. Bisa jadi dari jumlah dan kualitas penonton. Respon, dan antusiame audiens. Kualitas pembawa acara, tampilan dan kualitas tamu. Yang kesemuanya sesuai dengan tema dan tujuan acara.

Jika itu yang menjadi parameter ukuran, maka acara Talk Show Jaya TV kali ini terbilang sukses. Namun, sukses yang sebenarnya tentang penyelenggaraan sebuah acara hiburan dan edukasi, bukan hanya yang berjalan secara teknis saja. Tapi, yang memberikan kesan positif dan manfaat jangka panjang.

Hal itu mungkin yang didapat oleh Dira, Yumna, dan Aira. Semua itu ditandai dengan senyuman yang merekah pada tiap-tiap wajah saat melangkah keluar dari room 3 seusai acara.

Meski selama mengikuti acara ada saja celetukan dan bercandaan seputar dunia mereka--siapa lagi kalau bukan Zian--tapi, ada pelajaran yang mereka dapat, dan ingin diterapkan dengan cepat. Meski saat ini baru sebatas niat.

"Ustadz Raizan, Kak." Yumna memberi isyarat ke satu arah. Di mana nampak rombongan ustadz Raizan keluar dari salah satu ruangan, dan terlihat ustadz tampan itu sedang bicara dengan Zian.

"Ada Zian juga," kata Dira.

"Siapa wanita bercadar di dekat ustadz Raizan itu, Kak?" tanya Yumna tanpa mengalihkan tatap dari seorang wanita bercadar yang berdiri cukup dekat di samping Raizan Khalif.

Di saat bersamaan, tatapan wanita bercadar itu juga mengarah pada rombongan Aira. Tangannya terangkat membuat isyarat memanggil.

"Ayo kuperkenalkan."

Aira segera menarik Dira dan Yumna untuk mendekat. Sementara Aga yang melangkah mengikuti namun tetap menjaga jarak, hanya berdiri saja di posisi semula, dan enggan beranjak.

"Aira." Wanita bercadar itu menyapa Aira dengan ramah. Senyum yang merekah memang terhalang cadar, tapi terlihat dari sepasang matanya yang indah. Interaksi keduanya terlihat cukup akrab.

"Ning Raya. Ini saudara-saudara saya."

Aira memakai kata "saudara" untuk menyebut Dira dan Yumna. Karena bagi mereka, ikatan yang terjalin bukan hanya sekedar persahabatan. Tapi, persaudaran. Saudara sekandung beda nasab. Itu istilah yang mereka gunakan. Atau dengan kata singkat dan terdengar sedikit nyleneh. Seampela, yang punya arti "saudara sehati".

Dira dan Yumna mengenalkan diri dengan menyebut nama masing-masing.

Keramahan yang sama terhadap Aira, juga ditunjukkan Ning Raya pada Dira dan Yumna.

"Beliau ini Ning Raya, istrinya ustadz Raizan Khalif."

Dan keterangan Aira ini membuat Dira dan Yumna bertukar kata dalam tatap. Yang ditangkap dari bahasa mata keduanya adalah terkejut. Sangat terkejut malahan, tapi berusaha ditutupi dengan sempurna.

"Jadi, ustadz Raizan sudah punya istri?" tanya Yumna lirih.

Pertanyaan itu ia ucapkan setelah kini mereka berada di luar gedung Jaya TV, seraya memandangi mobil yang membawa Raizan Khalif bersama istri keluar dari halaman gedung televisi lokal tersebut.

"Iya." Aira mengangguk. "Dan batita cantik yang barusan digendong Zian, itu adalah putri mereka."

"Kenapa kok rasanya aku kecewa ya." Yumna tetap bersuara lirih.

Tatapannya lurus enggan beralih.

Aira tersenyum lembut.

"Jadi mulai sekarang, jangan lagi berniat menjodohkan aku dengan ustadz Raizan. Beliau sudah punya istri."

"Ya habis kalian terlihat cocok, sih." Masih Yumna yang mengeluarkan ucapan.

Sedangkan Dira memasang mode diam.

"Gak ada kata cocok untuk bersanding dengan lelaki mana pun yang sudah punya istri," tegas Aira.

Dira dan Yumna mengangguk kompak, menyetujui.

"Kalau begitu kak Aira cocoknya tetap sama Zian." Lagi-lagi Dira membuat penilaian sendiri.

Aira menghela napas ringan.

"Gak cocok," katanya datar.

"Cocok. Zian belum punya istri." Dasar Dira. Dia malah ngotot dengan penilaiannya.

"Zian sudah punya calon istri. Dia sudah dijodohkan," kata Aira tegas. Tatap matanya menyapu wajah dua orang di depannya. Terlihat begitu serius.

"Dijodohkan dengan siapa?" tanya Dira, demi melihat kesungguhan di wajah Aira saat mengatakannya.

"Dengan wanita yang namanya tertera di lauhul-mahfudz," sahut Yumna sambil tersenyum.

"Kalau begitu konsepnya, berarti kita semua juga sudah dijodohkan."

"Nah benar." Yumna bertepuk jari di depan Yumna. Sedangkan Aira hanya tetap diam dengan tatap mata yang sulit diartikan.

Aira serius dengan ucapannya.

Yumna juga benar dengan keterangannya.

Dan Dira, juga betul dengan kesimpulannya.

Lalu, manakah di antara ketiga hal tersebut yang merupakan kebenaran yang terjadi saat itu tentang Zian?

Akan tetap ada jawaban, seiring waktu yang berjalan.

"Nadira. Sudah waktunya pulang." Aga mendekat, dan langsung mengucapkan kata yang tak boleh dibantah oleh sang majikan.

"Kita antarkan kak Aira dan Yumna dulu," saut Dira.

Aga tak segera menjawab, lelaki itu malah menatap detik waktu di pergelangan tangannya. Sudah sangat terlambat dari batas waktu yang diberikan ayah Dira. Jika masih mengantarkan Aira dan Yumna, maka semakin terlambat lagi. Jelas Aga akan mendapat teguran keras nanti.

"Baik." Akan tetapi rasa tak sampai hati menolak permintaan Dira lebih mendominasi, dari pada kekawatirannya akan mendapat SP dari ayah gadis manis itu.

"Aga. Antarkan saja nonamu pulang dengan selamat. Aku dan kak Aira mau naik taksi," putus Yumna yang diamini oleh Aira dengan senyuman lembut.

"Gak papa kok, aku antarkan kalian dulu," kata Dira pasti. Apalagi Aga juga sudah menyetujui.

"Dira langsung pulang saja. Kak Aira dan Yumna gue yang antar."

Itu suara Zian. Lelaki itu mendekat, dan langsung membuat keputusan yang tak boleh mendapatkan sanggahan.

Para selir pun patuh dengan keputusan sang kaisar.

1
Ayuwidia
Vote buat tulisan yang sukses bikin senyam senyum sendiri setelah dibuat bad mood sama sistem
Ayuwidia: Iya donk, penulisnya kan salah satu penulis idolaku 😍
total 2 replies
Ayuwidia
Haduhhh, habis ini Dira mesti cek jantungnya. Masih amankah 😬
Ayuwidia: Sama Aga cakepan mana?
total 2 replies
Ayuwidia
Uhuk, keselek biji rambutan
Najwa Aini: untung bukan biji salak
total 1 replies
Ayuwidia
uhuk juga
Ayuwidia: nggak papa, cuma keselek aja
total 2 replies
Ayuwidia
nongkrong di gazebo, sambil ngobrol ditemani gorengan panas & secangkir teh 🤤
Ayuwidia: Betul, saat ini masih berandai-andai
total 2 replies
Ayuwidia
Semedi nyari Ilham biar dpt reward karya, buat naik haji
Najwa Aini: Bukan.
dia semedi nyari tenang
total 1 replies
Ayuwidia
Nggak bayangin klw beneran ketemu, pasti kaya' gini
Ayuwidia: Pastinya terhura ya
total 2 replies
Ayuwidia
Dira ntu nggak suka difoto, Yum. Masa kamu nggak ngerti sih
Ayuwidia: bener, cuma jadi patung
total 3 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Elisabeth Ratna Susanti
bagus banget namanya 🥰
Ria Diana Santi
Ya iya lah tebakan Zian kan 1k persen bener🤭
Najwa Aini: dia kan kadang si paling tau Ri
total 1 replies
Ria Diana Santi
Aihhh tetiba ada yang mau jadi nyamuk nihhh 🤣
Najwa Aini: ya sekali-sekali aku kasih dia peran jadi nyamuk..jarang² kannn
total 1 replies
Ria Diana Santi
Hah?! Gimana² seriusan?!🤭
Najwa Aini: serius lahh
total 1 replies
Ria Diana Santi
Behhh sayang puisi nya gak sesuai sama karakter orang nya yang banyak modusnya...
Najwa Aini: bertolak belakang ya..😄😄
total 1 replies
Ria Diana Santi
Lebih gak aman kalo dekat sama kamu lah🤣
Najwa Aini: Itu kann..kamu langsung ngasih penilaian sama kayak yg lain
total 1 replies
Ria Diana Santi
Ca ilehhh banyak omkos...
Najwa Aini: udah keliatan kalau dia omkos ya Di?
total 1 replies
Ria Diana Santi
Wah, misteri nih ...
Najwa Aini: sok misteri aja dia
total 1 replies
NA_SaRi
Utuk Utuk adek kakak
Najwa Aini: pas gak cara Zian nutupin pemukulan yang dia lakukan ke Prima
total 1 replies
NA_SaRi
Kok aku semakin jijik sama Kuku Prima ini
Najwa Aini: aku gak niat mau giring rasa kayak gitu lho ke dia. malah aku pingin buat kalian respek karena dia kan calon suami Aira. tapi tanpa sadar tulisanku tentangnya malah bikin klaian gak suka
total 1 replies
NA_SaRi
Gak ada urat malu ga sih
Najwa Aini: Rasa malu dia tuh ketinggalan di mobilnya. lupa gak dibawa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!