My Mafia Family

SEPERTI HADIAH PERNIKAHAN!

Pria dengan jubah tidur itu menatap lekat Jennifer, tatapan tajam namun terkesan santai, hingga Jennifer benar-benar pergi bersama anak buahnya.

“Cari tahu soal Nikolai Draven, dan tingkatkan keamanan di sini.” Pinta Charlie kepada Han, hingga dia melenggang masuk ke rumah dan menoleh ke Selena saat dia tahu ada seseorang yang tengah mengintip.

Selena tak sendirian, Nora ada di sampingnya saat Charlie menatapnya dan berjalan menghampirinya hingga jarak mereka begitu dekat dan tak peduli akan adanya Nora di sana.

“Apa hubungan mu dengan Nikolai Draven? Kenapa dia mencari mu?” tegas Charlie yang kini didengar oleh Nora.

Tentu saja wanita tua itu terheran dan bertanya-tanya dalam benaknya. Kenapa bosnya itu malah mempertegas Selena? Bukankah yang dicari itu Seda?

“Sudah kubilang, aku tidak tahu. Kami hanya sebatas rekan, itupun dulu saat dia membayar ku untuk membunuh Jaitly. Setelah itu aku memutuskan pensiun dari duniaku dan aku tidak tahu kenapa dia mencari ku.” Jelas Selena dengan tegas sehingga pria itu menatap tajam dan rahangnya berdenyut tegas.

Keduanya tak peduli lagi tentang keberadaan Nora yang mendengar semuanya. Ia sedikit terkejut namun juga masih mencernanya dengan tebakannya sendiri.

Keduanya terdiam saat Charlie mulai mengikis jarak Dnegan Selena dan berdiri membelakanginya sembari berkacak pinggang penuh pikiran yang menggentayangi nya.

“Tinggalkan kami!” tegas Charlie yang hanya menoleh ke kiri sehingga Nora dan beberapa pelayan langsung meninggalkan ruang tamu dan pergi ke mess mereka.

Selena hanya diam memperhatikan pria di depannya saat ini.

“Jadi... Apa kita harus melanjutkan pernikahan ini? Bellucci akan menjadi incaran— ”

“Tidak akan ada yang bisa menyakiti Bellucci. Dan tidak ada alasan untuk membatalkan pernikahan ini.” Kata Charlie yang kembali menatapnya dan berjalan mendekatinya sehingga Selena nampak sedikit tegang melihat ambisi dan emosi Charlie.

“Sebaiknya siapkan saja dirimu saat pernikahan tiba. Karena aku yakin, dia akan datang menemuimu.” Tegas Charlie yang langsung melengos pergi meninggalkan Selena dengan penuh kebingungan.

“Apa pernikahan masih berlanjut?!” kata Damian yang ternyata berdiri di dekat sana. Selena menoleh menatapnya, sedangkan pria itu tersenyum menikmati pemandangan tadi.

Tak ada balasan dari Selena karena dia kini terlihat bingung dan cemas dengan apa yang akan terjadi. Jika benar, Nikolai ataupun si Jaitly itu datang ke pernikahan nya nanti, mungkin dia akan membahayakan anak-anak angkatnya terutama Alma dan Miles yang masih kecil.

Damian berjalan menghampirinya, jarak mereka sangat dekat sehingga keduanya sama-sama bisa melihat dengan jelas wajah masing-masing. “Jadi kau seorang pembunuh bayaran huh?!” ucap Damian. Tentu, dia mendengarkan perdebatan tadi dan langsung mengerti serta cekatan.

Selena terdiam menatap tegas seolah dia tak bisa menghindar.

“Itu... Masalalu. Pergilah ke kamar mu dan tidur.” Tegasnya namun Damian menyeringai kecil.

“Sungguh? Itu sebabnya kau sangat ahli membunuh saat itu, tidak heran kau sangat cekatan dalam memburu!” ucap Damian yang masih enggan didengar oleh Selena.

“Aku ingin istirahat, dan belajarlah untuk menutup mulutmu, jika kau sudah tahu.” Kata Selena sebelum akhirnya dia pergi, namun Damian menahan tangannya dan membuatnya menoleh heran.

“Aku akan menutup mulut. Tapi aku tidak bisa menjamin bahwa aku tidak akan ikut campur ke urusan ini setelah mendengarnya!” jelas Damian dengan senyuman licik, ia mengedipkan satu matanya ke Selena sebelum akhirnya dia yang pergi lebih dulu.

Sementara Selena terlihat terheran-heran akan ucapan Damian tadi. Namun dia tak ingin memikirkan itu sekarang.

...***...

Sementara di tempat lain, di sebuah gudang tua yang di dalamnya sudah direnovasi cukup nyaman meski di luar masih nampak buruk, seorang pria tengah menikmati keintiman nya dengan seorang wanita, lebih tepatnya istri dari pria yang tergeletak di tanah dengan bersimbah darah.

“Aaahhh... Fuck~ ”

Nikolai menatap wanita dengan penuh air mata namun menikmati setiap gerakan dan penyatuan mereka. Tentu, pria itu menikmati pemandangan tersebut dan menjambak rambut wanita telanjang itu yang duduk di atas pangkuannya sambi terus bergerak naik turun.

“Ck. Andai saja dia masih hidup dan melihat pemandangan ini .... Itu sangat menyenangkan!” kata Nikolai yang mengusap wajah si wanita malang tadi. Hingga selesai mencapai kenikmatan masing-masing, Nikolai menembak kepala wanita itu hingga ikut tewas bersama suaminya.

“Sita seluruh asetnya, dan buang mereka ke laut.“ Pinta Nikolai yang masih duduk di sofa dalam balutan bathrobe putih.

Anak buahnya mengangguk kecil dan segera menyuruh beberapa anak buah lainnya untuk segera membersihkan kekacauan itu.

“Aku harus datang besok, untuk memastikannya sendiri.” Kata Nikolai.

“Tapi itu sangat berbahaya Tuan. Bellucci bisa saja melukai Anda.” Kata asistennya yang berkulit hitam tadi.

Nikolai menyeringai kecil sembari menyalakan cerutunya. “Aku hanya akan melihatnya dari jauh, atau... Menjadikan si Jaitly itu sebagai tameng. Sudah lama aku tidak bertemu Seda! Apa dia masih seganas dulu?” katanya sembari menyeringai kecil membayangkan bagaimana pembunuh bayaran itu.

Selang beberapa jam berlalu, Isabelle sudah mengurus semua surat-surat dengan cepat, tentunya dengan sogokan uang dan ancaman, itu sebabnya proses lebih cepat dari orang-orang umum lainnya.

Kini di ruang tengah, pernikahan sederhana dilaksanakan, dan saksi berupa Han, Isabelle, Nora serta keempat anak angkat Charlie yang terlihat berdiri dengan tenang tanpa gaduh.

“Selena terlihat sangat cantik kan!” kata Alma tersenyum kecil dan didengar oleh ketiga kakaknya.

“Ya. Setidaknya dia berbeda dari penampilannya sebelumnya!” kata Clara.

Miles setuju, namun berbeda dengan Damian yang hanya menatap diam dan datar ke arah Charlie dan Selena.

Memang benar, Selena sangat cantik, berbalut gaun pengantin putih yang sederhana dan tidak begitu besar. Rambut tergelung rendah serta mata silver yang selalu nampak menyala.

Usai mengucap janji suci, kini Charlie menatap lekat istrinya. Cukup terpesona akan penampilan Selena hingga dia menelusupkan tangan kanannya ke leher wanita itu, lalu mencium.

“Pemandangan yang sangat indah!” kata Isabelle tersenyum kecil menoleh ke Han yang hanya tersenyum pasrah mendengar ucapan Isabelle.

Sementara Nora tak menyangka, wanita seperti Selena akan menjadi istri dari bos-nya. Dan perdebatan semalam masih menjadi tanda tanya untuknya.

“Oh astaga... Apa itu harus?” gerutu Clara yang hendak menutupi Alma, namun dia terkejut saat anak itu sudah tak ada di sampingnya.

“Di mana Alma?” tanya Clara yang membuat Miles dan Damian ikut menoleh ke kanan dan kiri.

Dengan cepat, Clara, Damian, dan Miles segera keluar rumah untuk mencarinya, namun Clara terkejut saat melihat dari balkon atas sebuah mobil hitam melaju pergi dan Miles serta Damian sudah melihat para penjaga di halaman depan terbunuh.

“Seseorang membawa Alma pergi!” kata Clara dengan lantang sehingga Charlie dan Selena serta yang lain, semuanya ikut terkejut.

“Shit!”

Tanpa pikir panjang, Charlie melepas jas putihnya sehingga kini dia hanya mengenakan kemeja hitam. Pria itu bergegas keluar dan diikuti oleh Selena yang juga sama paniknya.