NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti Sang Pewaris

Ibu Pengganti Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Genius / Ibu Pengganti / Hamil di luar nikah / Dark Romance / Mafia / Tamat
Popularitas:17.5k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Cerita ini untuk pembaca dewasa. Baca dengan bijak❗


Cherry Gabriella mengambil satu keputusan nekat yang mengubah seluruh hidupnya, menjadi ibu pengganti bagi pewaris berhati dingin, Trevor Spencer.

Namun, ketika bayi mungilnya lahir, Cherry tak sanggup menyerahkan darah dagingnya, meski harus diburu oleh pria yang bisa membeli segalanya… bahkan nyawanya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

“Mungkin dia cuma pura-pura tidur. Begitu kamu terlelap, dia turun ke sini,” kata wanita itu.

“Kalau begitu, kenapa sampai sekarang dia belum juga turun? Seharusnya dia sudah sadar saat merasakan wanita di sampingnya keluar tengah malam begini dan tak kunjung kembali,” balas Cherry tak terima.

“Mana aku tahu? Yang jelas, aku tahu dia selalu datang ke sini setiap malam,” jawab wanita itu santai.

“Dan kenapa dia terus datang setiap malam? Siang hari pun dia selalu di sini,” sindir Cherry.

“Menurutmu, apa yang kami lakukan setiap malam? Aku cinta pertamanya, pacar pertamanya. Jadi menurutmu, apa yang akan kami lakukan?” tanya wanita itu polos, tapi menyakitkan.

“Kenapa kamu masih memikirkan hal itu? Kenapa tidak memikirkan apa yang akan kulakukan padamu sekarang, tengah malam begini?” kata Cherry datar, membuat wanita itu terdiam sejenak.

“Apa yang akan kamu lakukan padaku?” tanyanya kemudian.

“Sepertinya kamu sudah sembuh. Dua hari aku tidak latihan bertarung gara-gara kamu. Jadi ayo kita lanjutkan. Tanpa senjata. Bukankah kamu juga ingin balas dendam padaku?” Cherry menantang.

“Baiklah. Kita lihat siapa sebenarnya pecundang di antara kita,” jawab wanita itu dingin.

“Dengan atau tanpa senjata, bukankah aku sudah mengalahkanmu malam itu? Semoga kali ini kamu bisa jadi tantangan yang pantas,” sindir Cherry sambil tersenyum tipis.

“Argh! Akan kupatahkan tulangmu, jalang!” bentak wanita itu lalu menyerang Cherry.

Mereka saling meninju dan menendang, bergantian menyerang dan menghindar. Tapi Cherry selalu berhasil mengenai lawannya, membuat wanita itu semakin marah.

Padahal bukan ini tujuan Cherry datang ke sini. Ia hanya ingin memastikan kondisi wanita itu, dan ternyata dia baik-baik saja. Terlalu baik, bahkan. Sepertinya Trevor merawatnya dengan sangat baik. Darah Cherry mendidih memikirkan hal itu.

Apa yang sebenarnya mereka lakukan di sini setiap malam kalau Trevor benar-benar bangun tengah malam begini? Kenapa wanita ini tidak diikat? Apa Trevor tidak takut dia kabur? Atau justru... ada sesuatu yang tidak ingin Trevor biarkan aku lihat di ruangan ini?

Wanita itu mencoba meninju perut Cherry, tapi Cherry lebih cepat. Tinju Cherry membuat wanita itu jatuh ke lantai dan terbatuk darah.

“Monica!” terdengar suara Trevor dari arah pintu.

Trevor segera berlari menghampiri wanita yang tergeletak, membantu menopangnya untuk duduk. Cherry mengernyit menatap pemandangan itu.

“Evo... selamatkan aku. Wanita itu menyakitiku,” rengek Monica sambil memegang lengan Trevor dengan manja.

“Apa yang terjadi di sini? Kenapa kamu di sini tengah malam, Cherry?” tanya Trevor.

“Aku mau ambil air minum, tapi dengar suara ribut dari ruang bawah tanah. Jadi aku ke sini,” jawab Cherry cepat berbohong.

“Kenapa kamu memukulnya?” tanya Trevor lagi.

“Kami sepakat untuk bertarung. Ingin tahu siapa pecundang sebenarnya di antara kami. Tapi... bagaimana denganmu, Trevor? Kenapa kamu di sini?” Cherry balik bertanya.

“Kamu tidak ada di kamar. Aku turun mencarimu,” jawab Trevor tenang.

Pembohong.

“Tapi kenapa di sini? Kalau kamu memang mencariku, kamu tidak akan datang ke ruangan ini. Kamu ke sini untuk menemuinya, kan?” tuduh Cherry.

“Aku sudah mencari ke mana-mana, tapi kamu tidak ada. Jadi kupikir kamu ada di sini,” jawab Trevor lagi, tetap berusaha tenang.

“Dan kenapa kamu berpikir begitu? Kamu yang mengunci pintunya, lalu menyembunyikan kuncinya supaya aku tidak bisa masuk, bukan?” desak Cherry.

“Tentu saja tidak. Aku menguncinya supaya dia tidak kabur,” sahut Trevor.

“Kalau begitu, kenapa kamu sembunyikan kuncinya?” Cherry menatap tajam.

“Mungkin saja ada yang berusaha menyelamatkannya, jadi aku tidak menaruh kuncinya di lemari,” balas Trevor.

“Kalau kamu takut dia kabur, kenapa tidak kamu ikat saja?” tanya Cherry lagi.

“Dia bilang butuh berjalan-jalan untuk melatih kakinya,” jawab Trevor.

“Kamu percaya? Kamu percaya ucapan wanita yang juga musuhmu?” Cherry hampir tak percaya.

“Evo! Tolong aku! Tidak benar yang dia bilang. Kami tidak sepakat bertarung. Dia yang menyerangku duluan! Kenapa aku mau bertarung kalau aku belum sembuh? Lukaku masih sakit,” Monica merengek lagi.

Cherry menatapnya dengan pandangan penuh benci. Darahnya mendidih. Ia menarik pistol dari punggungnya dan menodongkannya ke arah wanita itu yang masih memeluk lengan Trevor.

“Cherry, cukup!” Trevor cepat merebut pistol itu dari tangannya.

Pertama kali Cherry mendengar Trevor memanggil namanya, ia sempat bahagia. Tapi sekarang, nada suaranya membuat Cherry kesal. Ada kemarahan di sana. Apa, Trevor? Kamu marah karena aku mencoba membunuh wanita itu?

“Lihat?! Dia bawa pistol! Dia benar-benar ingin membunuhku! Tolong aku, Evo! Selamatkan aku!” teriak Monica ketakutan.

Cherry tak sanggup lagi menahan diri. Ia berbalik dan berjalan cepat keluar dari ruangan itu, menuju kamar. Ia tahu Trevor mengikutinya, tapi ia tidak peduli.

“Cherry! Jelaskan padaku kenapa kamu ada di sana?” suara Trevor menyusul.

“Baiklah. Aku memang datang ke sana karena ingin melihatnya. Aku tahu kamu tidak akan mengizinkan, jadi aku tunggu sampai kamu tidur baru aku ke sana,” jawab Cherry jujur.

“Sambil membawa ini?” Trevor mengangkat pistolnya. “Kamu benar-benar hanya ingin melihatnya? Bukan membunuhnya?”

“Itu pistol yang jatuh waktu malam penyerangan. Aku menemukannya di pojok ruangan. Aku mau kembalikan ke kantormu, tapi kupikir nanti saja sekalian saat kita pulang,” Cherry menjelaskan dengan nada datar.

“Apa kamu berkata jujur?” tanya Trevor, membuat Cherry menegang.

“Kamu nggak percaya padaku? Ya sudah, wajar sih,” jawab Cherry pelan, lalu berjalan ke tempat tidur dan berbaring.

“Apa maksudmu, Cherry? Kembali ke sini!” perintah Trevor.

“Aku capek, Trevor. Aku mau tidur,” jawab Cherry sambil memejamkan mata.

1
Miu Miu 🍄🐰
menarik
Miu Miu 🍄🐰
lanjut thor😍
Mia Camelia
mama papa lgi bikin adik🤣🤣🤣
Rohana Omar
sapa monica.....
Anonymous
.
Anonymous
/Joyful/
Lauren Florin Lesusien
thur buat ini si cerry badas dikit trs peka dan ditak naik bin oon umur udh 24 trs udh punya anak udh tinggal bareng ama bapak dari anaknya trs tinggal diindonesia masak ga ngerti terlalu naif thur dari awal baca sampai ini episode hubungan nya dngan bapak anaknya ga ada kemajuan 🤬🤬
Mia Camelia
lanjut thor🥰
Anonymous
/Shame//Joyful//Shame//Joyful/
Anonymous
/Joyful//Shame//Toasted/
Anonymous
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Anonymous
🩷🩷🩷
Anonymous
oke
Anjani
/Casual//Casual/
halizerena
/Drool//Drool//Drool/
indhpermatas
/Facepalm//Facepalm/
Ayu Lestari
/Smirk//Smirk//Smirk/
azaliannya
/Smile//Smile//Smile//Smile/
DindaStory
oke sih
RaniBaca
ok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!