Sudah di zaman kapan ini masih ada kata "dijodohkan"....
Wah.... ternyata orangtua ku masih sejadul itu, dan juga kenapa coba harus aku???
Abang dan juga kakak ku bahkan adik ku memilih pasangan hidupnya masing-masing...
"Ya Bu nanti aku pulang untuk makan malamnya''..." gitu dong anak ibu" jawab ibu diseberang telpon...
Bagaimana kisah cinta Naira apakah jadi berjodoh dan bahagia????
Yuk baca ceritanya.....
Maaf y masih karya pertama...
Mohon kritik yang membangun dan yang baik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelis Rawati Siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Pagi telah menyapa seluruh penduduk muka bumi. Naira sudah bersiap dengan seragam kerja. Menuruni anak tangga satu persatu seraya menyandang tas selempang. Berjalan menuju dapur untuk sarapan dan berangkat kerja. Membuat segelas susu dan mengoleskan selai srikaya kedalam roti tawar. Setelah selesai sarapan Naira segera berangkat. Didepan sudah ada ojek yang menanti setelah kenalan dengan Pak Maman akhirnya Naira berangkat kerja.
Sementara itu Bima yang baru selesai mandi pun segera bersiap untuk berangkat kerja. Ketika Bima sudah sampai di dapur Bima melihat Mbak Inem lagi membuat kopi untuk Bima dan telur rebus. Duduk di meja makan sambil membaca koran.
"Mbak, Naira tadi sarapan?"
"Ya Mas. Sepertinya sarapan susu dan roti tawar "
"Jam berapa berangkatnya mbak?"
" Sepertinya jam tujuan Mas"
" Cepat juga ya mbak"
"Mas, nanti sore aja ya masak untuk makan malam"
" Ya mbak"
Setelah sarapan Bima segera berangkat. Sesampai di kantor Bima disambut oleh Doni dengan muka terkejut.
"Lho pengantin baru gak bulan madu, udah nongol aja".
"Berisik loe, udah sini berkas kerjaan gue".
"Widihhhhh, yang belum belah duren kok marah melulu tancap gas dong biar agak kalem sikit".Doni masih menggoda sahabat sekaligus bosnya.
"Don, kamu belum pernah ngerasain di lempar tag nama dari besi ini? tatapan tajam diberikan Bima.
Doni yang melihat tatapan mata Bima pun akhirnya diam, lalu memberikan berkas kerjaan untuk Bima sebelum Bima makin ngamuk. Menerima berkas kerjaan sambil mendengarkan Doni.
"Sepertinya Bapak harus berangkat ke Bandung dalam minggu ini. Pimpinan perusahaan Global Tbk ingin jumpa dengan Bapak sebelum melakukan kerjasama dengan kita. Bapak bisa pergi seandainya berangkat dalam beberapa hari ini?"
"Ya sudah kamu atur aja jadwal keberangkatan aku".
"Baik Pak, nanti saya kabari lagi".
Doni segera keluar dari ruangan Bima kemudian melanjutkan pekerjaannya.
Bima pun disibukkan dengan urusan pekerjaan yang sudah ditinggalkan beberapa hari walaupun sebelum cuti sudah disiapkan.
Atensinya teralihkan ketika ada chat dari Ririn menanyakan kabarnya. Bima membalas chat Ririn dan mengatakan akan ke Bandung dalam waktu dekat. Ririn melakukan panggilan video setelah membaca chat balasan dari Bima. Bima menggeser ikon hijau untuk menerima panggilan dan nampak dilayar Ririn yang sedang merias diri
"Beneran sayang kamu akan ke Bandung?"
"Ya, terus waktu wisuda nanti kamu bisa datang?
"ya nanti aku usahakan juga"
"Kamu sepertinya lagi senang sekali, ada sesuatu yang menggembirakan?".
"apa ada waktu luang untuk ku disini?"
"nanti aku usahakan"
"Baiklah nanti disini aja ceritanya, sekarang aku sudah mau berangkat bye sayang". Ririn melambaikan tangannya dan memberikan kiss bye.
Bima melanjutkan pekerjaannya tanpa terasa waktu sudah berganti dengan malam dan bergegas untuk pulang. Bima sengaja pulang sedikit malam agar tidak banyak berinteraksi dengan Naira.
Sementara Naira selepas Maghrib masih menunggu Bima untuk makan malam. Naira berencana akan makan malam bersama dengan Bima karena melihat Mbak Inem memasak tadi sore ketika Naira pulang bekerja.
Namun yang ditunggu sampai jam setengah sembilan gak datang juga. Akhirnya Naira memutuskan untuk memakan sebuah alpukat. Kemudian masuk ke kamar lagi untuk mengerjakan kerjaan yang dibawa pulang karena mengambil cuti kemarin. Berkutat didepan laptop mengejar laporan yang akan diserahkan. Hingga pukul sembilan lebih empat puluh lima menit Naira mendengar suara mobil Bima memasuki garasi. Menyadari hal itu Naira pun bergegas menyelesaikan pekerjaannya agar segera beristirahat.
Sementara Bima yang baru saja sampai segera memasuki rumah. Ruangan temaram yang Bima dapatkan karena sebagian lampu telah dimatikan.Menaiki tangga satu persatu menuju kamarnya. Ketika hendak membuka pintu kamarnya Bima melihat kearah kamar Naira masih sedikit terbuka dan lampu kamar belum berganti.