AKU SARANIN BACA DULU Si DUKU MATENG YA BIAR TAHU ASAL USULNYA CERITA INI
HAPPY READING
Penghulu menikahkan itu memang sudah tugasnya, lalu bagaimana kalau Penghulunya yang dinikahkan
Alkan Arthama Syarief, si Penghulu tampan berlesung pipi, yang bisa membuat para calon pengantin wanita berpaling dari calon suami mereka.
Dipertemukan dengan Grecia, si gadis apa adanya, yang sangat jauh dari tipe Alkan. Bahkan Cia rela menjadi stalker dari seorang Alkan, si Penghulu tampan, kapan pun dan dimana pun.
Hidup, sikap, penampilan, bahkan gaya berbicara pun mereka bagaikan langit dan kerak bumi. Alkan yang begitu sederhana dan lembut, Grecia yang begitu glamor dan bar bar serta emosian, didukung dengan segala kemewahannya.
Akankan mereka bisa saling melengkapi, disaat banyak yang menentang, karena perbedaan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Stalker
Grecia Vyga, gadis cantik berusia 20 tahun, terlihat tengah menatap cermin lebar yang ada kamarnya. Hari ini Cia berencana menghadiri pernikahan seseorang, hanya karena ingin bertemu dengan penghulu yang akan menikahkan kedua calon pengantin. Cia sampai harus ikut bersama rombongan pengantin pria, agar tidak terlalu malu.
"Pak Penghulu, calon istrimu datang." ucapnya penuh percaya diri, senyuman lebar dibibir tipisnya terus saja terpatri.
Tanpa dia sadari, kalau sedari tadi Gala sudah memperhatikan gerak geriknya dari ambang pintu. Kedua mata abu abunya, menatap heran pada adik semata wayangnya. Penamlilan Cia terlihat seperti hendak menghadiri suatu acara.
"Mau kemana, kamu?" tanya Gala, suara pria berwajah judes itu membuat Cia terkejut bukan main.
Namun dengan pintar, Cia menyembunyikan raut wajah. Perlahan kedua sudut bibirnya melengkung, membentuk senyuman manis pada sang Abang. Dengan langkah perlahan, Cia melangkah mendekat pada Galaska.
"Cici mau kondongan dulu," ujar Cia tenang, padahal didalam hatinya saat ini, Cia berteriak menyuruh Gala pergi. Namun Cia masih waras untuk tidak mengusir sang Abang kesayangan yang tampan rupawan, namun begitu menyebalkan.
"Kamu pikir Abang bodoh, jam 7 pagi mau kondangan kemana? yang punya hajatnya aja masih molor!" sarkas Gala pada sang adik.
Cia memegangi dadanya dramatis, sentakan sang Abang sudah biasa dia dengar setiap saat. Karena Galaska memang sudah begitu sikapnya, jadi Cia sudah tidak terkejut lagi.
"Abang, Cia mau nganter manten. Gak mungkin lah kalau yang punya hajatnya masih tidur, udah ah Cia telat nih. Keke udah nunggu dirumahnya." ucap Cia cepat, dia tidak mau kalau Galaska akan banyak bertanya lagi.
"Kamu pergi nganter manten, pakai baju kurang bahan kayak gitu?" ucapan Gala membuat langkah Cia kembali terhenti.
Gadis berkulit putih mulus tanpa noda itu, menunduk untuk melihat penampilannya saat ini. Cia memakai gaun dibawah lutut, masih terlihat sopan, walaupun tanpa lengan. Hingga menampilkan lengan kecil mungil nan mulusnya.
"Kenapa? perasaan biasa aja nih gaun?" sahut Cia sedikit sewot, Gala memang suka sekali mengulur waktunya.
"Terserah! yang penting kalau ada yang berani nyolek nyolek kamu nanti, tendang saja kantong kemirinya. Soalnya Melody gak bisa ngantar kamu, dia lagi dihukum sama Om Luan." pesan Gala, pria itu berbalik meningalkan kamar sang adik.
Cia hanya bisa menghela napas kasar, hidupnya yang tidak jauh dari pengawalan, membuat langkah Cia sedikit terbatas. Walaupun Gara dan Gala sedikit lebih membebaskannya sekarang, tapi Cia tidak akan sebebas orang orang lain diluar sana, banyak mata dan telinga Galaska dimana mana.
Cia mengedikan bahunya tak acuh, semua itu tidak akan memundurkan langkahnya, Cia akan tetap maju kedepan apa pun yang akan terjadi, demi Bapak Penghulu.
🕊
🕊
🕊
Senyum Cia mengembang kala dia dan temannya yang bernama Keila, atau lebih sering disapa Keke, sudah berada didalam rombongan pengantin pria. Kebetulan yang menikah saat ini adalah Kakak sepupu Keke, jadi Cia sedikit lega, tidak terlalu malu maksudnya.
Cia semakin berbinar kala melihat orang yang dia cari, tengah duduk dikursi khusus untuknya.
"Ternyata bener, dia ada disini." gumam pelan Cia
Entah kebetulan atau memang takdir, Bapak Penghulu itu ikut mengalihkan pandangannya kearah rombongan calon pengantin pria, dimana ada seorang wanita yang selalu nemikirnya setiap saat.
Cia yang belum siap untuk melihat wajah tampan Penghulu secara face to face saat ini, namun mau tidak mau, Cia terpaksa harus melihatnya kali ini. Tubuh Cia terus saja berjalan, namun pandangan kedua matanya, terus saja menatap tak berkedip pada Bapak Penghulu yang tengah memasang senyuman ramah, pada setiap orang yang melewatinya.
Termasuk Cia sendiri, bahkan lesung pipi pria itu terlihat. Menambah kesan manis dan tampan secara bersamaan, ingin rasanya Cia berteriak pada para gadis dan ibu muda yang menatap kagum dan menginginkan pada Penghulu pujaannya.
TUKANG STALKER BAPAK PENGHULU
lama2 author nya tak jak bkin kolak ini....