Aruna adalah seorang perawat di poli psikiater yang bekerja bersama sahabat lamanya, Dirga — seorang dokter psikiater . Persahabatan mereka yang telah terjalin sejak SMA berlanjut hingga dewasa, bahkan keluarga mereka pun saling mengenal dekat. Namun kehidupan Aruna berubah ketika ia mulai menerima teror misterius dari seseorang yang terus mengintainya. Ketakutan membuatnya mencari perlindungan pada Dirga tanpa berani menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Di tengah tekanan batin itu, keduanya juga menghadapi desakan orang tua masing-masing untuk segera menikah.
Dalam kebingungan dan rasa terdesak, Aruna dan Dirga akhirnya sepakat menikah. Bagi Dirga, pernikahan itu hanyalah cara memenuhi keinginan keluarga. Namun bagi Aruna, keputusan itu menyimpan alasan tersembunyi . Seiring waktu, Dirga mulai melihat sisi lain dari Aruna: trauma, luka, dan rahasia masa lalu yang membuatnya hancur dalam diam.
Akan kah Cinta akan menyatukan mereka atau mungkin akan memisahkan keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35.Pindahan
Malam harinya di Apartemen Iren.....
Iren dengan semangat mempersiapkannya pernak pernik pesta di antara barang-barangnya yang masih belum tersusun rapi.
📩Maya
Anak - anak udah stay ni, kita langsung otw ke apartemen lo ya.
^^^✉️Iren^^^
^^^Oke, Apartemen Veranda Suites ,^^^
^^^Lantai 15 unit B08^^^
Begitu mendapat balasan dari Iren, Maya langsung menoleh ke arah teman-temannya. Ia tampak begitu bersemangat, menyeret Nadya, Bima, dan Aruna masuk ke dalam mobil milik Raka.
“Tunggu-tunggu,” ujar Bima curiga sambil mengerutkan alis. “Bukannya kemarin lo sama Iren abis berantem? Kenapa sekarang malah tiba-tiba lo semangat banget ikut rayain pindahannya dia?”
Maya hanya melirik ke arah Raka, sedikit salah tingkah.
“Jangan-jangan lo disogok ya sama Iren?” tuduh Bima sambil menyipitkan mata, membuat yang lain ikut menatap Maya dengan ekspresi penuh tanya.
“Apaan sih lo, Bim!” sergah Maya cepat, mencoba terdengar santai meski suaranya agak bergetar. “Lagian di area rumah sakit itu, antara perawat dan dokter harus saling akur. Lagipula, lo sama Nadya juga belum kenal dekat kan sama dokter Iren, paling juga cuma papasan di rumah sakit. Makanya gue semangat banget buat ikut pindahannya dokter Iren, biar nambah circle kita.”
Aruna menyilangkan tangan di dada, menatap Maya tajam. “Lo serius, May? Lo kayak nggak tahu aja gimana lo ngomel kemarin. Nggak mungkin deh lo tiba-tiba mau bantu orang yang lo anggap musuh. Apalagi gara-gara pertengkaran itu lo sama Raka hampir putus.”
Maya tersenyum kaku, menelan ludah pelan sebelum menjawab, “Ya iyalah, Run. Lo kayak nggak kenal gue aja. Dirga nanti nyusul kan, yaaa? Iren tadi juga bilang kalau Dirga bakal dateng abis shift dia nanti.”
Aruna menatapnya penuh curiga, tapi Maya segera mengalihkan pandangan, cepat-cepat duduk di kursi depan di sebelah Raka. Sementara Nadya, Bima, dan Aruna duduk berderet di kursi belakang, suasana mobil terasa hangat tapi penuh tanda tanya.
“Konser gue akhirnyaaa…” batin Maya senang, melirik ke arah Raka dengan senyum kecil di bibirnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dalam perjalanan menuju apartemen Iren, Aruna mulai merasa ada yang aneh. Jalan yang ditempuh Raka terasa sangat familiar , sama persis dengan arah menuju apartemennya bersama Dirga.
Namun, Aruna terus mencoba menyangkal pikirannya sendiri. Ia berusaha meyakinkan diri bahwa itu hanya kebetulan… sampai akhirnya mobil Raka benar-benar berhenti dan parkir di depan gedung yang sama.
“May… ini lo nggak salah alamat, kan?” tanya Aruna dengan nada tegang. Pandangannya menelusuri fasad gedung tinggi yang sangat ia kenal.
“Nggak, bener kok, Run. Emangnya kenapa?” jawab Maya polos, tak menyadari perubahan ekspresi Aruna.
Aruna buru-buru menggeleng. “Bukan apa-apa. Gue cuma mau mastiin aja,” katanya cepat, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang mulai terasa di dadanya.
Tenang, Aruna… batinnya menenangkan diri. Lagian gedung ini besar, nggak mungkin Iren tinggal di lantai yang sama.
Ia menarik napas panjang dan mengikuti langkah teman-temannya masuk ke lobi.
Begitu Maya menekan tombol lantai 15, mata Aruna langsung membulat.
Apa? Kenapa Maya malah tekan lantai itu… batinnya panik. Ia spontan menahan tangan Maya sebelum pintu lift menutup.
“Kayaknya lo salah deh, May. Coba gue liat alamat yang Iren kirim,” ucap Aruna mencoba tetap tenang.
“Bener, Run. Nih, liat.” Maya menunjukkan ponselnya. “Apartemen Veranda Suites, lantai 15 unit B08.”
Aruna tertegun. Wajahnya pucat seketika.
Apa? Bahkan apartemen Iren sebelahan sama apartemen gue dan Dirga… batinnya gemetar, menutup mulutnya karena kaget.
“Run,” panggil Bima sambil menepuk bahunya. “Lo kenapa sih? Ada yang salah sama apartemennya Iren?”
Aruna cepat-cepat mengubah ekspresinya, tersenyum kikuk.
“Enggak kok. Gue cuma kaget aja, ini kan apartemen mahal,” katanya cepat sebelum melangkah masuk ke dalam lift bersama Maya, Raka, Nadya, dan Bima.
Sesampainya di lantai atas, Maya segera menekan bel. Tak lama kemudian, pintu terbuka, dan Iren muncul dengan wajah berseri-seri.
“Hai semuanya…” sapa Iren dengan senyum lebar. Wajahnya tampak begitu bahagia melihat semua orang yang ia harapkan datang kecuali Dirga, yang katanya akan menyusul setelah shiftnya selesai.
“Makasih ya kalian semua udah dateng. Yuk, buruan masuk, gue udah masak buat kalian,” ajak Iren, mempersilakan mereka masuk.
Namun, di ambang pintu, Aruna masih berdiri kaku. Pandangannya tertuju pada pintu di sebelah apartemen Iren apartemen miliknya dan Dirga.
“Run, lo nggak masuk?” tanya Iren heran.
“Gue mau nelpon orang dulu, nanti gue nyusul,” jawab Aruna cepat.
Iren mengangguk singkat, lalu menutup pintu. Begitu pintu apartemen tertutup rapat, seulas senyum sinis perlahan muncul di wajahnya sebelum ia melenggang masuk ke ruang tamu, bergabung dengan yang lain.
Sementara itu, Aruna segera menyalakan ponselnya, mencoba menghubungi Dirga untuk memberitahukan hal itu. Tapi sialnya, panggilannya tak diangkat.
“Run, buruan! Nggak enak sama Iren!” seru Maya dari dalam, keluar sebentar untuk menarik Aruna masuk.
Aruna mengangguk pelan, lalu cepat mengetik pesan sebelum mengikuti Maya.
📩 Dirga
Gawat, Ga. Iren menyewa apartemen di sebelah apartemen kita.
.
.
.
Bersambung
Wah Iren bener - bener lo ya, pakai acara pesta berkedok pindahan padahalkan mau jatohin Aruna di depan teman - temannya 😒
Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤