Dimanja Sahabat Sendiri

Dimanja Sahabat Sendiri

Bab 1 . Ijab Kabul

Aruna Prameswari🌸

Umur: 25 tahun

Pekerjaan: Perawat

Sifat:

•Batu alias keras kepala; kalau udah punya pendapat, susah digoyang.

•Tegas dan tangguh, sering berani adu mulut sama dokter, termasuk Dirga.

•Tapi sebenarnya berhati lembut, sayang pasien, dan sangat berdedikasi.

•Polos di beberapa hal, sering bikin suasana jadi kocak tanpa ia sadari.

Ciri khas: Nada bicaranya suka nyeletuk apa adanya, wajah gampang manyun kalau kesel, tapi senyum tulusnya bikin orang luluh.

 🌌 Dirga Mahesa

Umur: 26 tahun

Pekerjaan: Dokter spesialis psikologi (psikiater) di rumah sakit yang sama dengan Aruna.

Sifat:

•Tenang, kalem, dan penuh logika saat menghadapi pasien.

•Sering gemas dan frustasi sendiri kalau berhadapan sama Aruna yang keras kepala.

•Suka ngelawak tipis atau sindiran halus buat ngegodain Aruna.

•Diam-diam perhatian banget sama Aruna, meski sering ditutupi dengan sikap sok cool.

Ciri khas: Senyum tipis yang nyebelin menurut Aruna, suka melipat tangan sambil ngeliatin orang kalau debat, dan tatapannya dalam banget kalau lagi serius.

.

.

.

.

Suara penghulu terdengar mantap di bawah tenda putih berhias bunga melati dan janur kuning. Angin sore berembus pelan, membuat kain tenda bergoyang. Warga duduk rapi di kursi bambu, sebagian berdiri di pinggir jalan, ikut menyaksikan momen sakral itu.

“Saya nikahkan dan saya kawinkan Aruna Prameswari binti almarhum Prasetyo dengan Dirga Mahesa dengan maskawin seperangkat alat salat dan emas lima gram dibayar tunai,” ucap penghulu tegas, menggenggam tangan Dirga.

Telapak Dirga dingin, keringat menetes dari pelipis. Ia membuka mulut dengan lidah nyaris kelu.

“Saya terima nikahnya anu… nya—”

Sekejap tenda pecah oleh tawa. Anak-anak ngakak, bapak-bapak saling senggol, ibu-ibu menutup mulut sambil mengusap mata. Bahkan ada yang nyeletuk, “Lah, anu apaan lagi, Dirga!”

Ridho menepuk bahu sahabatnya sambil terbahak. “Bro, kalau ngejar anu jangan diumumin sekampung dong.”

Wajah Dirga panas, jantungnya berdegup kencang." Yaelah, kenapa nama Aruna harus ada anu - anu nya sih kan jadi kepleset gini ? Ia menarik napas panjang lalu mengulang dengan suara mantap,

“Saya terima nikahnya Aruna Prameswari binti almarhum Prasetyo dengan maskawin tersebut dibayar tunai.”

“SAH!” seru saksi kompak. Tepuk tangan langsung membahana, menutup sisa gelak tawa. Ada rasa lega sekaligus haru yang menyeruak.

Tak lama kemudian, Aruna keluar digandeng Bunda Laras. Gaun putih sederhana membalut tubuhnya, senyum malu-malu membuat wajahnya tampak bercahaya. Beberapa ibu-ibu berbisik kagum, ada yang bahkan menitikkan air mata.

Aruna duduk di samping Dirga, jarak mereka begitu dekat sampai debar jantungnya terdengar di telinganya sendiri. Saat buku nikah disodorkan, Aruna membuka halaman dengan kening berkerut.

“Ini gue tanda tangan di mana? Di nama gue apa di nama lo?” bisiknya.

Dirga hampir tertawa. “Ya di nama lo lah. Masa di nama gue.”

“Ya kan gue kira sekarang udah suami-istri, tanda tangannya digabung gitu.” Aruna manyun polos.

Dirga tersenyum kecil. “Udah, Run. Buruan. Orang-orang merhatiin tuh.”

Beberapa tamu memang sudah senyum-senyum sambil berbisik. Aruna buru-buru menandatangani, pipinya merona saat tepuk tangan kembali terdengar. Dirga ikut menandatangani, tangannya masih sedikit gemetar.

Foto bersama keluarga menyusul, lalu warga antre untuk bersalaman. Suasana tenda kembali riuh oleh tawa dan musik dangdut dari sound system, bercampur bau nasi berkat dari dapur. Hari itu, seluruh kampung merasa ikut bahagia.

______

Flashback – Satu minggu sebelum pernikahan

“Dirga nggak mau nikah, Ma! Sampai kapan pun. Aku lebih baik melajang. Dirga nggak akan pernah ulangi kesalahan yang sama. Masa kecil aku udah cukup hancur karena pilihan Mama sendiri.”

Suara Dirga pecah, nadanya meninggi. Urat di lehernya tegang, matanya merah menahan luapan amarah yang lama terpendam.

Di ambang pintu apartemen, seorang gadis berdiri kaku di belakang ibunya. Tatapannya gugup, tubuhnya tampak mengecil seolah ingin lenyap dari pandangan Dirga.

Dirga menyapu mereka dengan pandangan penuh benci. “Bahkan tanpa izin Dirga, Mama tega bawa orang asing ke sini buat dijodohin?” suaranya serak, penuh luka.

Tanpa menunggu jawaban, Dirga meraih kunci mobil dan melangkah pergi. Pintu apartemen membanting keras di belakangnya, meninggalkan ibunya dan gadis itu dalam keheningan.

Mobilnya melaju menembus padatnya lalu lintas kota. Adrenalinnya masih mendidih. Namun ketika hendak memasuki sebuah kafe, langkahnya terhenti. Seorang gadis menabraknya dari depan. Tubuh mungil itu bergetar, wajahnya pucat pasi, napasnya terengah seolah baru saja berlari ketakutan.

“Aruna?” Dirga spontan mengenalinya.Aruna ,Sahabatnya sejak SMA dan kini juga bekerja sebagai perawat di rumah sakit yang sama dengannya .

Gadis itu mendongak, matanya basah. “Ga…” suaranya pecah, nyaris tersendat. Jari-jarinya gemetar saat meraih lengan Dirga, seakan itu satu-satunya pegangan agar ia tidak runtuh.

Dirga tanpa pikir panjang menuntunnya menjauh, membawa Aruna masuk ke mobil.

“Lo kenapa?.” tanya Dirga, begitu cemas melihat Aruna.

Aruna menelan ludah, bahunya masih naik-turun. “Bunda Ga… beberapa minggu ini bunda maksa gue buat ikut kencan buta tapi kali ini Pasangannya bapak-bapak paruh baya, matanya gatel, tangannya… hampir—” suaranya tercekat, wajahnya menegang.

Dirga mengangguk "Gue paham Runa. "Dirga mengepalkan tangan di setir. “Jadi lo juga dipaksa nikah sama Bunda ?.”

Aruna mengangguk lemah. Ada getir yang membayang di matanya.

Seketika Dirga teringat wajah mamanya sendiri, kalimat-kalimat yang memaksa, luka yang belum sempat sembuh. Ia menoleh pada Aruna. Bibirnya bergerak begitu saja.

“Runa...Lo mau nikah sama gue ?”

Aruna membeku. “Lo… serius ngomong gitu?”

“Untuk saat ini, iya. Kita sama-sama punya masalah yang sama. Lo butuh kabur, gue juga butuh alasan buat berhenti dipaksa,” ucap Dirga datar, tapi sorot matanya menyiratkan tekad yang aneh.

Tiba-tiba ponsel Aruna bergetar.

Ting!

Pesan singkat masuk. Sekilas Aruna melirik layar, dan seketika wajahnya berubah pucat. Jantungnya berdentum keras, matanya melebar seperti baru saja melihat sesuatu yang tak boleh orang lain tahu. Tangannya buru-buru menutup layar, menyembunyikan ponsel di pangkuannya.

Dirga menatap curiga. Namun dengan cepat Aruna menoleh kepadanya, mengeluarkan senyum terpaksa, lalu menjawab tawaran Dirga.

" Gue setuju, Ga. Gue mau.”

Suaranya terdengar mantap, tapi sorot matanya masih menyimpan kegelisahan yang belum sempat terucap.

.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Lonafx

Lonafx

halo kak, izin mampir..

baru bab awal udah disambut ijab kabul aja 😁 selamat ya atas pernikahannya Aruna dan Dirga

2025-09-28

1

Afriyeni Official

Afriyeni Official

jangan gitu Aruna, minjam kredit bank kalau tanda tangan di gabung kamu entar ikut kena tagihan 🤭🤣

2025-10-13

1

Afriyeni Official

Afriyeni Official

please deh pak dokter.... anu nya udah sunat belum 🤣

2025-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 . Ijab Kabul
2 Bab 2.Malam Pertama Bohongan
3 Bab 3.Kado Pernikahan
4 Bab 4.Perang Bantal
5 Bab 5.Agoraphobia Ringan
6 Bab 6.Terapi Kilat
7 Bab 7.Pembela
8 Bab 8.Mama Rempong
9 Bab 9.Cincin Kawin?
10 Bab 10.Kejadian di Luar Dugaan
11 Bab 11.Bayangan mengancam?
12 Bab 12.Gangguan Penyesuaian
13 Bab 13.Ciuman
14 Bab 14.Dokter Baru??
15 Bab 15.Siapa sebenarnya Dr. Iren?
16 Bab 16 . Bantuan?
17 Bab 17 . Kehangatan dan Sendu
18 Bab 18.Luka lama
19 Bab 19. Keluarga Baru?
20 Bab 20. Psikolog dadakan
21 Bab 21.Bunga Mawar
22 Bab 22.Pertengkaran
23 Bab 23.Pembelaan yang salah
24 Bab 24. Cinta Bima
25 Bab 25 . Hampir Terbongkar
26 Bab 26.Penuh pertanyaan yang terpendam
27 Bab 27 . Gagang Pintu
28 Bab 28 . Acute Stress Disorder
29 Bab 29. Rencana
30 Bab 30.Rooftop Rumah Sakit
31 Bab 31.Tamparan
32 Bab 32.Hari Ayah
33 Bab 33. Penolakan
34 Bab 34. Kata - kata absurd
35 Bab 35.Pindahan
36 Bab 36. Room tour
37 Bab 37.Di Antara Rencana Licik
38 Bab 38. Darwin?
39 Bab 39.Mengakui Istri
40 Bab 40 . Perhatian Exstra
41 Bab 41.Yang Selalu Ada Lebih Unggul
42 Bab 42.Bubur Ayam
43 Bab 43.Sebuah Pengakuan
44 Bab 44.Penjelasan
45 Bab 45.Merebut Kembali
46 Bab 46 . Momen
47 Bab 47. Kerja Sama
48 Bab 48.Berangkat
49 Bab 49.Rencana yang mulus
50 Bab 50.Cemburu
51 Bab 51.Dirga Tau
52 Bab 52.BBQ.
53 Bab 53. Obat Penenang
54 Bab 54.Jadian
55 Bab 55.Masa Lalu Aruna
56 Bab 56.Kasus Yang Menggemparkan
57 Bab 57.Mengunjungi Tara
58 Bab 58. kecurigaan Iren
59 Bab 59 . Jajan
60 Bab 60 . Fitting Baju
61 Bab 61.Berbaikan
62 Bab 62.Pukulan
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 . Ijab Kabul
2
Bab 2.Malam Pertama Bohongan
3
Bab 3.Kado Pernikahan
4
Bab 4.Perang Bantal
5
Bab 5.Agoraphobia Ringan
6
Bab 6.Terapi Kilat
7
Bab 7.Pembela
8
Bab 8.Mama Rempong
9
Bab 9.Cincin Kawin?
10
Bab 10.Kejadian di Luar Dugaan
11
Bab 11.Bayangan mengancam?
12
Bab 12.Gangguan Penyesuaian
13
Bab 13.Ciuman
14
Bab 14.Dokter Baru??
15
Bab 15.Siapa sebenarnya Dr. Iren?
16
Bab 16 . Bantuan?
17
Bab 17 . Kehangatan dan Sendu
18
Bab 18.Luka lama
19
Bab 19. Keluarga Baru?
20
Bab 20. Psikolog dadakan
21
Bab 21.Bunga Mawar
22
Bab 22.Pertengkaran
23
Bab 23.Pembelaan yang salah
24
Bab 24. Cinta Bima
25
Bab 25 . Hampir Terbongkar
26
Bab 26.Penuh pertanyaan yang terpendam
27
Bab 27 . Gagang Pintu
28
Bab 28 . Acute Stress Disorder
29
Bab 29. Rencana
30
Bab 30.Rooftop Rumah Sakit
31
Bab 31.Tamparan
32
Bab 32.Hari Ayah
33
Bab 33. Penolakan
34
Bab 34. Kata - kata absurd
35
Bab 35.Pindahan
36
Bab 36. Room tour
37
Bab 37.Di Antara Rencana Licik
38
Bab 38. Darwin?
39
Bab 39.Mengakui Istri
40
Bab 40 . Perhatian Exstra
41
Bab 41.Yang Selalu Ada Lebih Unggul
42
Bab 42.Bubur Ayam
43
Bab 43.Sebuah Pengakuan
44
Bab 44.Penjelasan
45
Bab 45.Merebut Kembali
46
Bab 46 . Momen
47
Bab 47. Kerja Sama
48
Bab 48.Berangkat
49
Bab 49.Rencana yang mulus
50
Bab 50.Cemburu
51
Bab 51.Dirga Tau
52
Bab 52.BBQ.
53
Bab 53. Obat Penenang
54
Bab 54.Jadian
55
Bab 55.Masa Lalu Aruna
56
Bab 56.Kasus Yang Menggemparkan
57
Bab 57.Mengunjungi Tara
58
Bab 58. kecurigaan Iren
59
Bab 59 . Jajan
60
Bab 60 . Fitting Baju
61
Bab 61.Berbaikan
62
Bab 62.Pukulan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!