Prasetya terpaksa menikahi perempuan pilihan orang tuanya karena desakan dari orang tuanya, namun selama pernikahan dia tidak pernah mencintai perempuan yang telah menjadi istrinya itu karena hatinya sudah memilih perempuan lain yang menjadi kekasihnya selama mereka masih sekolah. Namun demi memenuhi keinginan orang tuanya dia rela menikahi perempuan pilihan orang tuanya.
Namun ternyata wanita pilihannya tidaklah sebaik yang dia kira selama ini, kekasihnya ternyata memiliki sifat jahat yang hanya ingin menguasai harta miliknya. Dia pun juga memanipulasi perasaan Prasetya dengan berpura-pura menjadi wanita yang baik di hadapannya. Tetapi, sifatnya berbeda ketika di belakang Prasetya. Dia bahkan memfitnah istri pertama Prasetya agar dia terlihat jelek di mata suaminya dan Prasetya tidak akan pernah menyukai istri pertama itu yang ternyata memiliki hati yang baik seperti malaikat.
Akankah kejahatannya bisa terbongkar dan memperlihatkan sifat aslinya itu?! bisakah Jasmine bertahan?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Kunjungan Rumi
Jasmine pun membawakan teh tersebut berserta kue yang dibeli Rumi ke ruang tamu dan menyajikannya untuk di atas meja.
"ma, ini teh nya. Silakan diminum, dan hati-hati masih panas" ucap Jasmine sambil menaruh cangkir teh dan piring kue di atas meja.
"makasih sayang, sini.. Kamu duduk dekat mama" Rumi melambaikan tangannya untuk meminta Jasmine duduk di sebelahnya.
Jasmine menuruti permintaan Rumi dan duduk di sebelahnya sambil merangkul lengan Rumi dengan manja.
"sayang, bagaiman sikap Pras sama kamu sekarang?! Apa dia sudah lebih baik memperlakukan kamu?!" tanya Rumi dengan rasa penasaran.
"alhamdulillah ma, mas Pras sudah lebih baik pada Jasmine. Tidak sedingin dulu ketika saat awal bertemu dengannya" jawab Jasmine dengan lembut.
"oh.. Begitukah sayang, syukurlah jika begitu. Semoga Pras bisa segera menerima kamu sebagai istri ya, sehingga dia bisa melupakan wanita itu dengan cepat" ucap Rumi berharap.
"maksud mama siapa?! Siapa yang mama sebut 'wanita itu'?!" tanya Jasmine penasaran.
"ya.. Wanita itu, wanita yang akan menghancurkan hidup Pras jika mereka sampai terus berhubungan. Dia adalah wanita rendahan yang menjadi pacar Pras saat mereka kuliah dulu" jawab Rumi menjelaskan.
"maksud mama.. Mbak Viona" Jasmine mencoba menebak.
"hah... Jangan sebut nama wanita itu di depan mama Jasmine, mama tidak suka dengan wanita itu. Bahkan mendengar namanya saja membuat mama jijik" kata Rumi sambil mengelus lengannya sendiri.
"tapi... Kenapa ma, kenapa mama dan papa begitu membenci dia?!" tanya Jasmine bingung.
"ah.. Sudahlah sayang, lupakan saja tentang wanita itu. Jangan kita bahas lagi soal dia, mama tidak ingin membicarakan tentang wanita itu" ucap Rumi menolak menjawab.
Jasmine pun menuruti permintaan Rumi untuk tidak membicarakan Viona dan beralih membicarakan hal lain tentang kesehariannya dan perkembangan bisnis Jasmine serta kesibukan Jasmine di luar rumah.
"jadi.. Kamu akan berencana untuk mengadakan fashion week pada tahun ini?!" tanya Rumi dengan senyum bahagia.
"iya ma, rencananya memang begitu tapi.. Sepertinya Jasmine masih memerlukan banyak waktu untuk melakukan persiapannya. Jasmine tidak tahu rancangan seperti apa yang harus Jasmine perlihatkan pada publik" ucap Jasmine sambil menundukkan kepala.
Rumi pun menangkup dagu Jasmine agar menghadapnya dan menatap wajah Rumi.
"pelan -pelan saja sayang, tidak usah terburu-buru lebih baik kamu persiapkan semua dengan matang dulu sebelum kamu mengambil keputusan besar. Mama yakin kamu pasti bisa dan acaranya pasti akan sukses besar" kata Rumi dengan percaya diri.
Di luar rumah... Mobil Pras sudah sampai di depan rumah, namun di saat dia akan memasuki gerbang rumah Pras melihat mobil mama nya sudah terparkir di carport rumahnya. Dengan cepat Pras pun menginjak rem dan menghentikan mobilnya secara tiba-tiba, hal itu membuat Pras dan Viona terdorong ke depan dasboard mobilnya. Viona pun merasa heran dengan tingkah suaminya yang seketika berubah panik dan wajahnya menjadi pucat pasi.
Karena penasaran Viona pun bertanya di tengah kebingungannya dengan sikap Pras yang seketika berubah.
"mas, kamu kenapa sih?! Kok tiba-tiba kita berhenti, bukannya masuk kedalam?! Memang ada apa sih?! Seperti sedang melihat hantu saja?!" tanya Viona bertubi-tubi.
Dengan gugup Pras pun langsung memutar balikkan mobilnya meninggalkan rumah itu, dia memutar kemudi mobilnya kembali ke arah jalan raya yang ramai. Tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Pras atas pertanyaannya, Viona pun kembali bertanya.
"MAS! Kamu ini kenapa sih, kenapa kita malah putar balik bukan pulang ke rumah?! Bukankah kita sudah sampai di depan rumah?!" tanya Viona lagi dengan nada yang tinggikan.
"mama Vi, ada mama di rumah. Bagaiman kita mau pulang kalau mama sedang ada di rumah?! Apa kamu mau jika hubungan kita langsung di ketahui oleh mama?! Apa jadinya kita kalau sampai mama tahu tentang hubungan kita ini?!" ucap Pras dengan panik.
"apa! Mama..?! Kenapa mama kamu bisa ada di rumah?! Dan kenapa Jasmine tidak memberitahu kita sebelumnya kalau ada mama kamu di rumah?!" kata Viona yang ikut panik.
Pras pun mencoba menelpon Jasmine berharap kalau istri sah nya itu bisa mengangkat telponnya, namun beberapa kali di coba panggilan nya tersebut tidak bisa tersambung sama sekali. Jasmine sama sekali tidak menjawab panggilan telpon di ponsel nya, hal itu lantas membuat Pras semakin gelisah dan gugup.
"Vi, sepertinya kamu harus pergi dulu untuk sekarang. Aku tidak mungkin membawa kamu pulang ke rumah sementara disana ada mama, kamu juga tahu sendiri bagaimana mama menentang hubungan kita sejak awal aku mengenalkan kamu pada mama. Apalagi Jasmine tidak bisa di hubungi walau aku sudah telpon dia berkali-kali. Jadi lebih baik kamu pergi ke hotel dulu untuk sementara waktu sampai mama pulang, setelah mama pulang nanti aku janji akan jemput kamu kembali ke hotel" kata Pras memberi solusi.
"CK.. Dasar Jasmine! Pada saat begini saja dia tidak bisa di andalkan! Dia pasti sengaja mas, tidak memberitahu kita kalau mama ke rumah. Supaya ketika pulang mama tahu tentang aku dan langsung menyuruh kita untuk cerai, itu pasti niat sebenarnya Jasmine. Dia sengaja mau memisahkan kita dengan memanfaatkan mama sebagai alasannya" tuduh Viona tanpa dasar.
"entahlah Vi, aku juga belum tahu kenapa mama bisa ada di rumah" kata Pras.
Di tengah rasa kalutnya ponsel Pras berbunyi, sebuah panggilan telpon masuk ponselnya Pras. Dalam layar ponsel itu tertulis bahwa panggilan itu berasal dari Rumi, Pras pun jadi semakin gugup melihat panggilan dari mamanya. Namun demi menghindari rasa curiga Rumi, Pras pun akhirnya mengangkat telpon tersebut.
" halo ma, ada apa mama telpon Pras sore-sore begini?!" tanya Pras basa-basi.
("oh.. Enggak kok Pras, mama cuma mau tahu kamu sekarang sedang ada dimana?! Bukankah sekarang sudah waktunya kamu pulang kerja?! Tapi kenapa kamu belum pulang jam segini?!" tanya Rumi heran.)
Pras pun semakin gugup di berikan pertanyaan seperti itu oleh Rumi, bukan karena pertanyaannya yang sulit untuk Pras jawab. Namun dia tahu bahwa Rumi mamanya adalah orang yang tidak bisa di bohongi meski lewat telpon. Sebab jawaban apapun yang Pras berikan pada Rumi, Rumi pasti akan langsung tahu jika Pras tengah berbohong.
Lama belum ada jawaban dari Pras, Rumi memanggil-manggil nama Pras berkali-kali berharap bahwa anaknya akan cepat sadar dan menjawab pertanyaan tersebut.
"halo Pras, kamu dengar mama kan nak, Pras!" panggil Rumi dari dalam telpon.
Dengan cepat Pras pun akhirnya kembali pada kesadarannya semula dari lamunan, Pras pun lantas langsung menjawab pertanyaan Rumi.
"eh.. I.. Iya.. Ma, ada apa?! Maaf suaran mama tidak kedengaran jelas di telpon karena Pras masih dijalan dan jalanan nya sangat ramai hari ini. Ini Pras juga sepertinya kena macet, jadi akan lebih lama untuk sampai di rumahnya" jawab Pras sedikit gagap.
"oh.. Begitu, cepatlah pulang Pras mama ada di rumah kamu dengan Jasmine sekarang, mama sengaja tidak memberitahu kalian dulu kalau mama mau kesini sebab mama ingin kasih kejutan untuk kalian berdua dengan kedatangan mama" kata Rumi.
"oh.. I.. Iya ma, ini Pras sebentar lagi juga sampai kok ma. Kebetulan Pras sudah dekat dan hampir sampai rumah sebentar lagi" kata Pras beralasan.
"oh.. Ya sudah, mama tunggu kamu di rumah ya Pras, ada yang mau mama omongin sama kamu dan Jasmine dirumah" kata Rumi.
Telpon pun akhirnya berakhir dan Pras menyimpan kembali ponselnya dan melirik Viona yang tengah duduk di sampingnya.
"Vi... sepertinya kamu memang harus ke hotel dulu untuk sekarang, sebab mama kayaknya akan agak lama berada di rumah. Aku takut kalau kamu menunggu di luar akan ada bahaya yang terjadi sama kmu. Jadi lebih baik kamu tunggu dulu di hotel ya hari ini, nanti setelah mama pulang aku akan jemput lagi kamu pulang ke rumah" kata Pras.
Mau tidak mau Viona akhirnya menuruti permintaan Pras untuk tinggal di hotel untuk sementara waktu sampai Rumi pulang ke rumahnya. Dengan langkah malas Viona pun keluar dari mobil dan memasuki taksi online yang di pesan Pras sebelumnya untuk menuju ke hotel.
Sementara Pras memutar kembali kemudi mobilnya menuju ke rumah untuk menemui Rumi yang sedang bersama Jasmine sekarang.