Luka Dan Cinta Dalam Perjodohan

Sesampainya ditempat parkir basement kantor, ia menyambar paper bag berisi baju ganti lalu bergegas turun. Secepat mungkin, Zio berlari masuk kedalam lift khusus petinggi yang akan membawa nya naik menuju lantai tempat ruang kerja nya berada. Masih ada waktu 10 menit untuk ia bersih-bersih dan bersiap. Zaki yang melihat tuannya itu tergesa-gesa hnaya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil mendesahkan nafas nya panjang.

Zaki merasa ada yang terjadi dengan tuannya semalam, sudah bisa terbaca dari gerak-gerik Zio. Pria itu terlihat gusar dan gelisah selama dalam perjalanan menuju kantor. Jika, biasanya Zio akan sering bertanya entah itu mengenai pekerjaan atau hal random. Tapi kali ini berbeda, Zio lebih banyak diam dan tak bersuara. Terlebih, saat Zaki menjemputnya dikamar club milik Bastian. Zio seolah tengah menyembunyikan sesuatu.

Tak ingin memikirkan hal pribadi tuannya itu, Zaki lebih memilih untuk masuk dan melangkahkan kakinya menuju ruang meeting. Ia akan menyiapkan terlebih dahulu semua berkas-berkas yang akan digunakan untuk rapat pembahasan kerjasama dengan perusahaan LianChang.

15 menit berlalu, pihak dari perusaahan LianChang sudah tiba dan Prisilia sekretaris pribadi Zio langsung mengarahkan tamunya itu menuju ruang meeting.

"Silahkan masuk tuan Zhen", Kata Prisilia seraya membukakan pintu nya.

Tuan Zhen mengangguk lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang meeting, diikuti dengan asisten pribadinya. Zaki yang tengah menyiapkan berkas-berkas terkejut melihat kedatangan tuan Zhen, namun dengan cepat ia mengendalikan ekspresi keterkejutannya. Ia berjalan mendekati tuan Zhen sambil mengulas senyum ramah.

"Tuan Zhen selamat datang". Sapa Zaki mengulurkan tangan

"Terimakasih atas sambutan anda tuan-"

"Zaki, panggil saya Zaki tuan Zhen. Saya asisten pribadi tuan Zio". Ucap nya memperkenalkan diri

"Ah tuan Zaki", Tuan Zhen membalas uluran tangan itu sambil mengulas senyum ramah. Zaki melirik Prisilia memberi kode pada wanita itu untuk segera memanggil Zio diruangannya. Prisilia menganggukkan kepalanya paham lalu bergegas melangkahkan kakinya keluar dari ruang meeting menuju ruang kerja Zio.

Namun, saat baru saja Prisilia keluar dari ruang meeting bertepatan dengan Zio yang hendak masuk kedalam. "Bos, tuan Zhen sudah menunggu anda didalam". Beritahu nya

Zio mengangguk, "Hm.."

Zio melangkah masuk kedalam ruang meeting sambil membenarkan jas hitam yang melejat pas ditubuh atletisnya. Ia berjalan mendekati tuan Zhen yang sudah duduk dikursi.

"Tuan Zhen.. " sapa Zio dengan sopan lalu menjabat tangan tuan Zhen

"Tuan Zio.. " balas tuan Zhen berdiri dari duduknya dan juga membalas jabatan tangan itu.

"Maaf membuat anda menunggu, mari silahkan duduk", ujar Zio lalu duduk dikursi kebesarannya yang berada diruang meeting tersebut

"Tidak masalah tuan Zio, saya juga baru saja tiba". Sahut tuan Zhen dengan ramah kemudian kembali duduk

"Jadi bagaimana tuan Zhen, apa kita langsung saja membahas proyek kerjasama nya. Karena saya rasa anda orang sangat sibuk, jadi sebuah kehormatan anda mau meluangkan waktu untuk datang langsung ke perusahaan saya yang kecil ini.. " Ucap Zio merendah

Mendengar itu, tuan Zhen tertawa renyah, gurauan Zio terlalu berlebihan untuk nya. "Anda terlalu berlebihan memuji saya tuan Zio".

Zio terkekeh pelan. "Tapi yang saya katakan benar bukan tuan Zhen ? Saya sungguh sangat senang sekali bisa bekerjasama dengan anda".

"Baiklah, terserah anda saja nak Zio. Bagaimana kabar tuan Kaivan?", tanya Tuan Zhen. Pria asal negara C ini dulunya adalah teman bisnis papa Kai. Bahkan sampai saat ini masih menjadi investor di perusahaan Winata, jadi tak heran jika tuan Zhen juga mengenal Zio. Bahkan, ia juga tanpa pikir panjang ingin bekerjasama diperusahaan Zio, meskipun bidang perusahaan mereka berbanding terbalik.

Perusahaan Zio yang bergerak di bidang pertahanan, sedangkan perusahaan tuan Zhen yang bergerak dibidang industri pendidikan.

"Papa baik dan sehat tuan Zhen". Jawab Zio

"Panggil saja paman, nak". Pinta tuan Zhen

Zio tersenyum tipis, "Maaf tuan Zhen, untuk tidak mengurangi rasa sopan saya. Alangkah baik nya saya tetap memanggil anda dengan sebutan tuan, sebab bagaimanapun anda juga klien bisnis saya". Ucapnya sopan

"Baiklah terserah mu saja, mari kita bahas proposal kerjasama nya saja". Kata tuan Zhen

Zio mengangguk, lalu segera meminta Zaki untuk mempresentasikan proposal tersebut.

.

.

.

"Sayang, Kimmy kamu darimana saja nak? Ibu dan ayah mencari mu semalaman". Baru saja Kimmy tiba di rumah dan masih berdiri diambang pintu, ia sudah disambut dengan panggilan sayang yang Viva ucapkan membuatnya mengernyitkan dahinya kebingungan, apalagi ibu tirinya itu berjalan menghampirinya.

"Jangan buat malu, calon mama mertua mu ada disini". Bisik Viva ditelinga KImmy menekan ucapannya

Kimmy yang mendengar itu, sontak langsung mengedarkan pandangannya mencari dimana mama Retta berada. Seketika bola mata Kimmy membulat sempurna saat melihat wanita paruh baya itu tengah duduk dikursi ruang keluarga menoleh menatap kearah nya sambil mengulas senyum hangat.

"Mama Retta.. " gumam Kimmy dalam hatinya, jantung nya seketika serasa ingin lepas dari tempatnya saat Viva sudah menggandeng lengannya membawanya berjalan mendekati ayah nya dan Mama Retta.

Pandangan matanya tak lepas menatap wanita yang akan menjadi calon mertua nya itu. Rasa bersalah langsung menyeruak dalam hatinya, bagaimana ini ? Apa yang harus dia katakan pada Mama Retta? Ia harus berbuat apa? Apalagi wanita itu juga terus menatap nya sambil melempar senyum hangat kearah nya.

Viva mendudukkan Kimmy disamping mama Retta. "Kimora sayang, kamu darimana nak? mama sudah menunggu kamu dari tadi". Ucap Mama Retta lembut seraya mengusap lembut lengan Kimmy

"M-mama udah dari tadi?", cicit Kimmy terkejut. Ia tidak menyangka jika calon mertua nya itu sudah lama menunggunya. Semakin bertambah rasa bersalah Kimmy.

Mama Retta mengangguk pelan, "Iya sayang. Mama mau ajak kamu ke butik buat fitting baju pengantin".

"Apa? Fitting baju pengantin?", pekik Kimmy

"Kimmy, kenapa kamu terkejut begitu nak. Nyonya Retta ini ingin mengajak mu fitting baju pengantin bukan mengajak mu periksa kerumah sakit. Kenapa kamu tegang sekali". Viva bersuara mencoba mencairkan suasana

"Kamu mau kan sayang, kalo iya segera bersiap mama tunggu disini hmm.. " Kata Mama Retta

Kimmy menoleh menatap mama Retta dengan raut wajah sendu nya, "Mama, boleh Kimmy katakan sesuatu".

"Boleh sayang, katakan ada apa ?".

Kimmy melipat bibirnya seraya menahan nafas nya, rasanya berat sekali untuk mengatakan ini pada Mama Retta. Apalagi wanita itu sangat baik padanya, bahkan mungkin juga sudah menyayanginya. Kimmy tak tega jika akan mengecewakannya.

"Mamaa... Kimmy mau perjodohan ini dibatalkan".

.

.

.

.

Jangan lupa dukungannya! Like, vote dan Komen... Terimakasih 🌹💖