NovelToon NovelToon
Sad Wedding

Sad Wedding

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:941
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Hal yang paling menyakitkan dalam kehidupan kita adalah bertemu dengan orang yang selama ini kita benci akan menjadi seseorang yang menemani hidup kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Anna masih memikirkan apa yang terjadi beberapa hari yang lalu, ketika dia masuk di Ruang rawat inap Ayah mertuanya, dan di sambut pelukan hangat dari Ibu Mertua dan Kedua Orang tua kandungnya. Anna merasa Lega, dan sedikit ada ketakutan yang timbul di hatinya. Saat dia merasa jika semua yang terjadi itu adalah kesalahannya.

Setelah pulang dari Rumah sakit Mertuanya beberapa pertanyaan hinggap di dalam diri Anna, Mengapa mereka tak memarahiku? Mengapa mereka tak membenciku? Mengapa mereka tak mengusirku? Dan masih banyak lagi.

Sudah tiga hari Anna tak berkunjung ke Rumah sakit, bukan karena dia tak mau kesana. Tapi, bayinya sedang bergejolak, setiap pagi dia membuat Anna tak bisa makan karena bolak balik ke kamar mandi. Muntah dan Mual membuatnya tak bisa ke Rumah sakit.

Di saat yang seperti ini, dia merindukan Aldi, ah ralat, bukan dirinya tetapi anaknya. Dia ingin bertemu dengan Aldi dan memeluknya. Hiks.. Hiks... Kenapa harus Aldi yang kau rindukan, Nak? Gumamnya dalam hati sembari tangannya yang masih setia mengelus perutnya yang sudah sedikit menonjol ke depan. "Nak, jangan bikin Mama susah ya Sayang. Mama dan Papa sedang tak akur Sayang, jangan minta yang aneh aneh ya!!" ucapnya seakan menasihati seorang anak yang berada di hadapannya.

Ting.. Tong..

Suara bell Apartemen nya membuat Anna berhenti mengelus perutnya. Dia berjalan ke arah pintu, mengintip sedikit siapa yang datang ke Apartemennya. Karena jika di fikir fikir Anna tak memberitahu siapapun jika dia membeli Apartemen itu. Bahkan Mytha saja yang status nya Sahabat tak dia beritahu, apalagi orang lain?

Anna memegang handle pintu dan membukanya, saat pintu sudah terbuka, Anna tak percaya dengan apa yang dia lihat. "Ba-bagaimana bisa kau ada disini?" tanyanya kepada tamu yang baru saja dia bukakan pintu. "K-kau tahu dari mana aku ada disini?" tanyanya masih dengan tatapan tak percaya.

"Jadi, ini Apartemen mu?" tanya tamu Anna dengan tatapan sinis dan menghina.

"Iya. Jadi, katakan bagaimana kau bisa tahu aku ada disini?" Anna mengulang pertanyaan yang seharusnya sudah di jawab oleh tamunya beberapa menit yang lalu.

"Apa kau tak mengizinkan aku masuk? Aku lelah mencarimu kesana kemari." ucapnya sambil masuk tanpa permisi. Anna yang masih berdiri di sisi kanan Pintu tak menghalanginya buat masuk ke dalam Apartemen mini milik Anna.

"Putra, kenapa kau bisa ada disini? Dan bagaimana caranya kau tahu jika aku tinggal disini?"

"Sudahlah, Anna. Jangan terlalu panik seperti itu. Kau seharusnya tahu, jika aku bisa menemukanmu walau kau berada di lubang semut sekalipun." ucap Putra dengan angkuhnya. Dan Anna sedikit sadar, jika Putra saja bisa menemukan dirinya di apartemen Aldi, maka dia bisa dengan segera menemukan dirinya di Apartemen ini. Tapi, yang membuat hatinya kini sedikit nyeri, saat dia memikirkan Aldi. Kenapa Pria itu tak dapat menemukannya? Sedangkan Putra? Dia bisa menemukannya dengan mudah!! Apa memang Aldi tak pernah perduli dengannya? Dengan anaknya? Apa dia tak khawatir sama sekali? "Ch, hya!! Malah melamun." desis Putra saat dia tahu jika Anna sedang sibuk akan fikirannya.

"Akh!!" Anna meringis saat perutnya merasakan kram. Dia meremas ujung sweeater yang dia kenakan. "Akh, perutku!!"

"K-kau kenapa?" tanya Putra panik saat dia tahu Anna meringis kesakitan.

"Pe-perutku!! Kram.." ucap Anna terbata. "Akh, sakit.." Anna berucap sambil meremas sweeter yang dia pakai.

"Akh, sial. Kenapa dengan Anakmu?" omel Putra sambil menggendong Anna ala Bridal-Style, dan membawa tubuh Anna ke mobil yang dia parkir di Basement apartemen Anna.

***

Selama perjalanan Anna meringis menahan kram yang ada di perutnya.

Anna tak tahu kenapa anak yang sedang dia kandung berulah seperti ini. Apa dia tahu jika yang datang itu bukan Aldi? Atau karena beberapa hari ini dia kelelahan?? Atau setress??

Putra membawa Anna ke rumah sakit dimana tempat Ayah Aldi di rawat, dan tak ayal walau bukan Aldi yang melihat, tapi banyak sepasang mata yang melihat Anna sedang di gendong oleh Putra. Dan dia Vio, sahabat sekaligus Orang yang Aldi percayai. "Tadi sepertinya jika aku tak salah lihat Anna, Tapi, dia dengan siapa?" gumam Vio yang tadi baru saja keluar dari mobil nya bersamaan dengan Putra yang sudah menggendong Anna dari Mobil yang telah dia parkir di depan Rumah Sakit.

Vio mengikuti Anna dan Putra masuk kedalam Ruang periksa. Putra menunggu di luar sedangkan Anna di periksa di dalam Ruangan. Putra panik, gugup setelah melihat Anna meringis sedari tadi di dalam mobil, bahkan Putra tak bisa berkonsentrasi penuh saat dia mengendarai mobil nya.

Selamat tak terjadi kecelakaan adalah sebuah mukjizat menurut orang yang melihat betapa gilanya Putra sedang dia kepanikan seperti tadi. Putra duduk di ruang tunggu sembari menyatukan tangannya agar bisa dia buat menompang dagunya. "Bagaimana bisa kau membawa Anna kemari?" tanya Vio yang kini sudah duduk di sebelah kanan Putra.

"Hah?" Putra menjawab pertanyaan yang Vio ajukan. "Ah!! Tadi aku ke Apartemen Anna dan saat dia membukakan pintu, dia masih baik baik saja. Tapi saat aku sudah masuk kedalam perutnya kram, dan aku langsung membawanya kemari." jelasnya jujur tanpa ada yang dia tutupi.

"Bagaimana kau bisa tahu Apartemen Anna? Apa dia yang memberi tahu kamu dimana dia tinggal?"

"Tidak, aku kemarin tak sengaja melihatnya saat dia keluar dari Apartemen nya, saat aku mengunjungi apartemen rekan bisnisku yang letaknya tak jauh dari Anna tinggal." jelasnya lagi masih dengan nada suara yang masih terkesan gugup.

"Kau tak perlu gugup seperti itu, Anna gadis yang kuat, aku yakin dia dan anaknya tak akan kenapa kenapa."

"Sebentar, kau siapa? Sedari tadi kau bertanya tentang Anna?" tanya Putra sambil memincingkan ekor matanya menatap Vio dengan tajam.

"Hemm.." Vio berdehem sembari mengulurkan tangannya "Aku Vio, sahabat Aldi sekaligus Orang terpercaya yang Aldi punya." ucao Vio dengan senyuman.

"Cih" Putra berdecih, "Mana Aldi? Sedari tadi Istrinya masuk ke dalam dan malah kau yang berada disini. Bukan dirinya, aku yakin jika dia pasti sudah kau beritahu."

"Kau benar sekali, sepertinya dia sedang berada di perjalanan,, kau tahu sendiri lah, Surabaya adalah kota kedua dengan kemacetan yang hampir sama seperti Jakarta." Vio membela Aldi yang sebenarnya sekarang masih merawat sang Papa, walau Papanya sudah sadar, tapi tetap saja sang Papa tak mau di tinggal sendiri.

Sepuluh menit lamanya dokter memeriksa keadaan Anna, dan saat dokter cantik itu keluar baik Vio maupun Putra langsung memberondong pertanyaan untuk dokter yang bernama Shinta tersebut. Satu jawaban dokter yang membuat Vio dan Putra diam seketika. "Ibu Anna di haruskan Bedrest karena dia sering sakit perut, jadi kemungkinan besar kantong janin yang ada di tubuh Ibu Anna tidak sehat..

seharusnya dalam kondisi normal kantong janin bulat, tapi karena sering sakit perut kantong nya jadi lonjong ke bawah.. posisi sudah mau turun.. Jadi saya sarakan untuk bedrest, karena kalo tidak, maka Ibu Anna bisa bisa keguguran... Dan saat itu perut bagian bawah Ibu Anna memang sering sakit, nyeri, Kram dan sebagainya.. Jadi Ibu Anna tidak boleh belanja sendiri, mengerjakan pekerjaan ruamah atau sebagainya..." ujar Dokter Shinta panjang lebar.

Aldi datang ketika Vio kembali ke Ruang inap Pak Yoga, dia sebenarnya ingin datang saat Vio memberitahunya jika Anna datang ke Rumah sakit di gendong oleh Putra. Hati Aldi mendadak panas, tapi karena saat itu dia masih berada di sisi Ayahnya, jadi dia menahan amarah yang siap dia ledakkan jika Putra berada di hadapannya, seperti saat ini, tanpa aba-aba dia langsung menonjok muka Putra hingga sudut kiri bibirnya mengeluarkan darah.

"Waahh!!! Apa ini tanda terima kasihmu kepadaku, Al?" Putra mengejek Aldi sambil mengusap sudut kiri bibirnya.

"Kau tak usah banyak bicara, lebih baik kau keluar dari ruang inap Istriku." ucap Aldi dingin. Aldi tak mau Anna di jaga siapapun kecuali dirinya.

"Kau yang seharusnya keluar dari sini, Sialan. Dokter sedari tadi mencarimu, tapi kau malah mementingkan naik mobilmu yang sedang terjebak kemacetan. Dasar!!"

"Kemacetan? Apa maksudmu?"

"Kata Vio kau terjebak macet, Sialan. Bagaimana bisa kau tak mencari dimana Anna tinggal, bagaimana kondisi nya, apa dia masih kandungannya lemah, atau apa dia sudah makan atau belum. Kau kemana saja? Kandungan Anna lemah, dan dia disarankan oleh dokter buat Bedrest selama seminggu. Jika kau tak bisa membawa nya untuk pulang, maka biarkan saja aku yang menjaganya. Kau tahu, aku sampai sekarang masih mencintainya." ujar Putra dengan Bangga, "Dan kau--" ucapan Putra terhenti saat dia menoleh ketempat dimana Aldi berada tetapi dia menemukan sosok Aldi, "Wahh!! Benar-benar cepat sekali. Bahkan aku belum memberitahu dengan lengkap bagaimana kondisi Anaknya. Dasar." ucap nya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

*****

Seorang wanita datang lagi ke Rumah sakit dimana tempat Pak Yoga sedang dirawat, dia masuk kedalam kamar Pak Yoga dan mendapati Pak Yoga sedang tidur dengan alat bantu selang yang masih berada di hidungnya.

Wanita tadi duduk di kursi yang berada di samping tempat tidur Pak Yoga, dia duduk sembari melepaskan kacamatanya dan menaruh tas tangannya di atas nakas yang berada di samping kiri Pak Yoga. "Anda harus sadar, Pak!! Saya mengandung cucu anda, jadi anda jangan menyerah. Anda harus melihat saya dan Aldi menikah lalu membesarkan anak yang sedang saya kandung. Anda harus melihatnya dengan kedua mata Anda, Pak Yoga yang terhormat." bisik lembut wanita tadi di telinga kiri Pak Yoga.

"Yah, anda harus sehat.. Jika tidak, maka pertunjukan yang sedang saya mainkan sudah tak seru lagi, Pak!!" ucapnya dingin berbeda dengan tadi dia ucapkan dengan lembut dan sopan. Kini dia menyunggingkan senyuman sinis melihat kondisi Yoga yang masih menutup matanya. Dia meraih Tas tangannya dan tak lupa dengan kacamata hitamnya.

Dia berdiri dan melangkah meninggalkan Yoga yang masih menutup matanya.

***

Aldi keluar dari ruang dokter Shinta dengan lunglai, yah perkataan dokter Shinta membuatnya sadar, jika dia memang tak boleh membiarkan Anna sendirian, dia seharusnya menemani Anna, apalagi saat dimana kandungan Anna masih rawan keguguran. Dan sekarang yang Aldi lakukan menjaga dua orang yang paling dia sayangi.

"Kondisi Ibu Anna sekarang jika tidak di jaga benar benar, maka besar kemungkinan dia akan kehilangan Anak yang sedang dia kandung. Karena Ibu Anna sering sakit perut, karena itu kantong janin jadi tidak sehat.. Kantong janin seharusnya jika dalam kondisi normal kantong janinnya bulat, tapi karena sering sakit perut kantongnya jadi lonjong ke bawah.. posisi sudah mau turun.. Jadi saya sarankan agar Ibu Anna untuk bedrest, karena kalo tidak bisa keguguran.. Dan karena saat itu perut bagian bawah Ibu Anna yang sering sakit, dia di haruskan untuk Bedrest total, turun dari tempat tidur saya tidak perbolehkan, belanja sendiri, dan mengerjakan tugas seorang istri seperti memasak, dan sebagainya saya minta biar pembantu saja yang mengerjakannya..." perkataan Dokter Shinta masih terngiang di kepala Aldi, Anna harus dia jaga. Itulah sekarang yang jadi pedoman untuk Aldi. Menjaga Anna dan Ayahnya.

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!