Doni berselingkuh dengan sepupuku sendiri, tanpa rasa malu mereka memutus kan untuk bertunangan, dan parah nya lagi. Ayah Sherina yang membiayai pertunangan mereka.
malam itu Sherian memutus kan untuk menghibur diri di sebuah Club malam dan membuka kamar VVIP .
karena sebelum masuk ke Dalam planet Diskotik, Sherina menampar seorang pria yang memaksa ingin menemani nya.
Tidak sengaja pria itu memergoki Sherina sudah mabok berat, pria itu masuk dan ingin balas dendam dengan memasuka obat perangsang berbentuk Pil yang dimasukan kan ke dalam mulutnya dengan Paksa.
Sherina terus melawan tapi kalah tenaga.
Kebetulan Skala baru selesai meeting dan melihat Sherina di paksa oleh pria tersebut. Tidak tahan melihat ulah Pria itu, Skala langsung menghajar nya dan membawa Sherina pulang kr Apartemen nya.
dan Aneh nya, Skala kembali bisa tidur nyenyak ketika Sherina berada di samping nya.
Akibat kecelakaan 6th yang lalu, Skala tidak pernah bisa tidur seperti Insomnia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan Setya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft berikut nya
Tanpa berbasa basi Sherina kembali duduk di sebalah Skala menahan rasa yang tidak nyaman. Bayang kan saja bagaimana Sherina harus bergelut dengan pikiran nya saat ini.
Hubungan mereka sudah terlalu jauh, sempat menyimpan perasaan dan saling merasa nyaman. Tiba tiba harus berpisah dengan cara yang tak terduga.
Namun waktu berkata lain, mereka harus berjumpa lagi..bahkan saat ini duduk bersebelahan dalam satu meja.
Sherin mengambil Udang dan beberapa potongan sayur serta bulatan daging, Rupa nya Skala kembali mengambil makanan yang juga di ambil oleh Sherin.
Suasana kembali menjadi tidak nyaman, Perasaan bertanya tanya melintas di kepala orang dewasa yang berada di meja makan..Sikap yang di tunjukan oleh Skala membuat semua mata terbelalak dan tidak percaya.
Tidak biasa nya Skala seperti ini, sangat mencolok sekali, apa maksud nya?? Banyak menu makanan yang tersaji, kenapa harus mengikuti menu Sherina
"Cih! Kenapa Om Skala mengambil makanan yang sama di ambil Kak Nana?" celetuk Alam,
Ternyata anak ini cukup jeli juga.
"Tanda nya Om suka!" Jawab nya, seolah menganggap hal yang biasa. Bahkan Tidak memperdulikan orang orang yang sedang bertanya tanya akan sikap nya.
Jawaban nya Membuat Sherin susah menelan makanan. Dan selera makan nya menjadi hilang
"Tambah apa lagi Ska? Biar aku ambil kan" Sahut Hayu tidak mau ketinggalan.
"Tidak usah!" jawab Skala ketus, kembali menyantap menu yang ada di piring nya.
"Skala..tidak boleh begitu, Hayu calon kan istri kamu..dia perhatian sama kamu.." timpal Oma,menyendok nasi.
"Kebetulan seleraku sama dengan Selera Bu Nana.." Skala tersenyum licik, sengaja memancing Emosi Nana.
"Gimana Bu Nana?? bukan selera kita sama??" Sebenar nya apa sih mau nya orang ini, terus saja mengintimidasii Nana.
Sherina hanya tersenyum dan mengangguk
"Kenapa leher nya Bu Nana??" Kevin tersenyum semrik ,Sial kenapa ia ikut ikutan memprovokasi begini.
"Alergi!" Nana segera menutup leher nya dengan rambut
"Kok sudah Alergi,padahal baru makan loh!" Seperti nya mereka berdua memang sengaja ingin memojok kan Sherin
Gaya tengil nya memang tidak berubah.
"Bukan nya makan dulu baru Alergi" ia kembali membuat Sherina mati gaya.
"Tidak semua alergi karena Makanan Pak Kevin!" terpaksa Nana tersenyum,
"Oohhhh" jawab Kevin sambil memotong stick daging
"Oh ya Tante.. Aku kira acara malam ini Privat banget..nggak ada orang luar" kata Hayu
"Kak Nana bukan orang luar!" Alam kembali nerocos, anak ini memang tidak bisa menjaga mulut nya yang pedas.
"Alam cukup.." perintah Nana
"Om setuju sama kamu Ska!" Ie meletak kan sendok dan garpu, lalu menatap Sherin. Sehingga membuat gadis itu risih.
"Gimana kalau Aku melamar bu Nana? Biar bu Nana menjadi anggota keluarga kita" tawar nya lagi.
Kali ini Skala benar benar kelewatan, membuat satu meja terperangah, kehilangan nafsu makan.
"Hahahahha" Skala tertawa
"Kalian ini kenapa? Gak bisa di ajak becanda sama sekali!!"
"Skala! Kamu itu! Jangan menggoda bu Nana terus... Muka nya jadi merah, kasian..." peringat Mama.
Hayu sangat kesal, merasa terancam setelah melihat Nana. Baru saja bertemu , Skala sudah berubah seperti itu.
Nana Pov.
Aku tidak menyangka jika hari ini harus bertemu dengan Skala lagi
Tidak ada yang berubah, hanya saja sorot mata nya lebih tajam dan terlihat tidak segar.
Bulatan hitam di kelopak mata nya terlihat dengan jelas. Serta tawa nya tidak seperti dulu
membuat ku bergidik ngeri.. atau hanya perasaan ku saja.
"Terimakasih Oma atas jamuan nya malam ini" Pamit ku , menggeser kursi sambil membungkuk kan badan.
Meski mereka masih duduk menikmati menu,
"Kok buru..buru.. Ayo di makan lagi Na" Oma seperti nya belum mengijin kan ku untuk pulang.
Aku sudah tidak tahan lagi, Rasa nya ingin cepat cepat pulang dan melupakan hari ini.
"Terimakasih Oma, masih ada kerjaan yang harus di selesai kan.."
"Vin..tolong antar Nana " Seperti nya Oma sedang serius maka nya menyuruh Kevin untuk mengantar ku.
"Tidak usah Oma.." Lebih baik tidak usah di antar, kalau Kevin yang mengantar ku. Sama saja menggali kubur ku sendiri.
Kevin mangguk mangguk sambil mengupas kulit jeruk.
"Kak Nana!" apa lagi yang di ingin kan bocah ini, padahal aku sudah menyalakan mesin mobil. Terpaksa membuka kaca, untuk melihat bocah ini.
"Ngapain buru buru!" langsung memasukan kepalanya ke dalam mobil ,bocah ini memang ada aja kelakuan nya
"Masih ada kerjaan..Kakak buru buru nih" kata ku agar dia cepat pergi.
"Tante Hayu emang gitu orang nya..nggak usah di ambil hati!"
"Aduh.. Nggak penting Lam.." jawab ku malas, ngapain jadi membahas orang lain
"Perlu kakak tahu ya..dari dulu di nggak suka sama guru Privat ku.. Dia pasti melakukan berbagai cara, agar Oma memecat nya."
"Oh ya?? Kenapa bisa begitu"
"Biar dia nggak punya saingan buat mendekati Om Skala.."
"Aiihhhh aku gak tertarik! "
"Bagus lah kalau begitu! Aku bisa berjuang untuk mendapat kan mu Kak!" Ternyata anak ini sama gila nya dengan Skala.
langsung ku tekan tombol agar kaca nya naik mejepit leher anak ini
"Kak! leher ku terjepit!" ia memekik sambil menggedor gedor kaca, Agar aku melepas kan nya.