NovelToon NovelToon
Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: kelana syair( BE)

perjuangan seorang pemuda untuk menjadi lebih kuat demi meneruskan wasiat seorang pendekar terdahulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 kemarahan sepasang pendekar hantu haus darah

"Rupanya penyusup itu sudah mendengar semua pembicaraan kita, Ki" ucap Nyi Sangguh.

"Sungguh memalukan kita dapat kecolongan dengan mudah, apa kata orang jika berita ini sampai tersebar luas" Ki Pasung karena sangat marah merasa di pecundangi oleh seseorang orang yang berhasil mencuri dengar itu.

"Tenanglah ki, aku rasa penyusup itu bukan orang sembarangan buktinya dia mampu menyembunyikan getaran nafasnya dari kita," ucap Nyi Sangguh dengan tatapan mata menyapu ke sekitar.

"Kita patut curiga pada orang-orang dari gunung awan itu, Nyi" Ki Pasung langsung menuduh Arimba dan kedua gurunya.

"Mengapa begitu Ki? " tanya Nyi Sangguh.

"Diantara para pengunjung kedai tadi hanya Gandama dan Matsapati yang tingkat kesaktiannya paling tinggi sudah setara dengan kita, aku yakin kalau salah satu dari merekalah orang yang menguping tadi" ucap Ki Pasung memberikan alasannya.

Nyi Sangguh merenungi pendapat suaminya lalu mengangguk membenarkan.

"Cukup masuk akal, hanya orang berilmu tinggilah yang mampu lolos dari serangan jarum neraka ku tadi" ucap Nyi Sangguh.

"Bagaimana kalau kita sambangi mereka untuk minta penjelasan karena sudah berani tidak sopan memata-matai kita" ucap Nyi Sangguh.

"Jangan Nyi, belum waktunya kita membuat urusan dengan mereka.Kita hanya akan rugi sendiri jika saat ini kita terlibat percekcokan dengan karena bisa menguntungkan pihak lain." sahut Ki Pasung.

"Sebaiknya ayo kita masuk kedalam untuk sementara kita lupakan kejadian tadi" tambah Ki Pasung, mencoba menahan sabar meskipun hatinya ingin langsung melabrak Gandama dan rombongannya.

"Ah! awas saja nanti mereka bertiga, karena sudah berani kurang ajar pada ku" gerutu Nyi Sangguh dengan hati mendongkol , lalu masuk ke dalam.

Setelah dua orang tua itu pergi Barata lalu muncul dari balik pohon persembunyiannya, ia meraba bajunya yang robek terkena serangan jarum wanita tua tadi.Barata merasa beruntung tadi dapat bergerak cepat menghindari serangan gelap dari Nyi Sungguh.

"Terlambat sedikit saja tadi menghindar , bisa ketahuan aku oleh mereka" ucap Barata.

Begitu keadaan sudah aman Barata lalu melesat pergi meninggalkan tempat itu kembali ke penginapan.Sesampai di sana ia mendapati Andini masih terjaga,rupanya gadis kecil itu sempat khawatir karena Barata tak kunjung kembali.

"Bagaimana tuan, apakah kau berhasil mendapatkan informasi tentang reruntuhan itu? " tanya Andini begitu melihat Barata sudah kembali.

"Tentu saja Andini, ternyata lokasi reruntuhan itu berada di sebelah timur sana , tepatnya di bawah kaki gunung Jaban" ucap Barata, sambil menunjuk ke arah luar jendela.

"Lalu apa rencana tuan besok? " tanya Andini sudah.

"Besok kita akan berangkat mendahului mereka semua, sekarang kau tidurlah" ucap Barata.

"Baik tuan" gadis kecil itu pun sekarang dapat beristirahat dengan tenang setelah Barata kembali.

Sementara itu Barata masih terjaga sambil berpikir membuat rencana untuk besok.Ia tidak mau berbuat ceroboh sebab lawan-lawannya bukanlah orang-orang sembarangan.Perbedaan satu tingkat saja sudah merupakan masalah besar apalagi dua tingkat.

"Huh ,yang paling rendah diantara mereka hanya perempuan yang bernama Arimba seorang pendekar tingkat dewa tahap menengah,aku memang harus penuh perhitungan jangan sampai aku membuat Andini kenapa-napa."ucap Barata lalu menoleh kearah Andini yang kini sudah tertidur pulas,tingkat kekuatan gadis kecil itu masih di tingkat pendekar langit tahap akhir.

Barata duduk bersandar pada dinding di belakangnya dengan pikiran menerawang jauh.

Malam pun semakin larut suasana di perkampungan terasa sunyi dan senyap, apalagi kedai yang tadi ramai sekarang sudah tutup, membuat suasana malam itu semakin sepi laksana perkampungan mati.

 Dari kejauhan terdengar suara anjing hutan menggonggong saling bersahutan dan sesekali terdengar suara burung hantu dari atas pohon.

...****************...

Di pagi yang masih gelap dua buah bayangan melesat dengan cepat laksana hantu yang menghincar mangsa. Dua bayangan itu tidak lain adalah Nyi Sangguh dan Ki Pasung.Mereka berdua bergerak lebih awal karena tidak mau kedahuluan yang lain.Kedua orang tersebut rela mengabaikan suasana hutan yang masih agak gelap dan udara dingin menembus tulang yang disertai oleh kabut tipis.

"Kita akan untung besar Ki, karena kita akan sampai duluan" ucap Nyi Sangguh di sela perjalanannya.

"Kau benar Nyi,aku yakin kalau orang-orang dari perguruan Gunung Awan akan bergerak begitu matahari sudah muncul dan itu kebodohan mereka" sahut Ki Pasung.

"Kita percepat perjalanan kita, Ki" ucap Nyi Sangguh. Wanita tua itu sudah tidak sabar ingin cepat sampai di tempat tujuan.

Ki Pasung pun menuruti perkataan istrinya lalu melipatgandakan kecepatannya sehingga pergerakan mereka menjadi sangat cepat seperti kilat.

Namun sayangnya perkiraan Nyi Sungguh dan Ki Pasung itu sangat keliru dalam menilai Arimba dan dua orang gurunya, sebab mereka bertiga sudah jauh di depannya.Begitu pula dengan seorang pria bernama Cakra Bayu yang berjuluk pendekar harimau. Pemuda itu berjarak tidak jauh dari rombongan Arimba.

Pemuda itu bersikap sangat tenang walaupun tahu dirinya dihimpit oleh dua kekuatan besar yang dapat kapan saja menyerang nya.

Bau daun busuk dan bau bunga tumbuhan liar disekitar hutan terasa menusuk hidung, hutan yang semula gelap kini mulai terang setelah matahari mulai menampakkan diri.

Di depan sana Arimba, Gandama dan Matsapati tampak tersenyum bibirnya setelah dari kejauhan melihat bangunan tua yang sudah berlumut dan menghitam.

"Guru bukankah itu bangunan kuno yang kita tuju"seru Arimba sambil menunjuk ke arah depan.

"Kau benar Arimba ,ayo percepat gerakan kita,"ucap Matsapati dengan antusias.

Dengan penuh semangat dan harapan yang besar ketiga lalu melaju dengan cepat .

Sementara itu Barata dan Andini ternyata sudah sampai di sana sejak tadi karena mereka berdua berangkat lebih awal dari pesaing lainnya.Di tambah dengan bantuan singa api yang dapat terbang dengan sangat cepat.

"Tuan pasti inilah reruntuhan kuno yang di maksud oleh orang-orang di kedai malam tadi "ucap Andini.

Barata mengangguk perhatiannya tertuju pada bagian bagian bangunan besar yang sudah rusak di depannya.

"Ya aku yakin inilah bangunan itu, Andini"jawab Barata .Ia berjalan pelan mengelilingi bangunan itu mengamatinya dengan seksama.

"Tuan tunggu apalagi ,ayo kita masuk dan lihat apa yang ada di dalam sana"seru Andini.

"Baiklah,mari kita masuk "sahut Barata. Andini yang sudah tidak sabar lalu melangkah masuk masuk lebih dulu,namun tiba-tiba "braak"tubuh Andini pun terpental.Melihat kejadian diluar dugaan itu Barata bergerak cepat menangkap gadis kecil itu.

"Auuh"terdengar Andini kesakitan ketika kepalanya terbentur dinding gaib itu.

"Kau tidak apa-apa Andini?"tanya Barata,

Andini mengangguk pelan memegangi kepalanya yang masih terasa sakit.

"Ternyata ada dinding tidak terlihat yang melindungi bangunan ini tuan,"ucap Andini.

"Oh jadi begitu, pantas saja kamu terlempar Barata segera memeriksa untuk membuktikan perkataan Andini,dia meraba di tempat Andini masuk tadi dan benar saja ia pun menyentuh sebuah dinding tebal yang tidak terlihat.

"Rupanya untuk bisa masuk kedalam bangunan itu kita harus menghancurkan dinding pelindungnya lebih dulu Andini."ucap Barata.

"Mari kita hancurkan tuan sebelum orang orang itu sampai kemari"ucap Andini.

"Biar aku saja Andini kau menjauhlah."perintah Barata.Ia mengeluarkan pedang iblis hitam dan segera menyalurkan kekuatannya.

Namun di saat Barata akan mengayunkan pedangnya tiba-tiba ia merasakan getaran kekuatan besar dari arah belakangnya.Sehingga Barata pun mengurungkan niatnya.

Andini yang juga merasakan kekuatan itu langsung berseru kepada Barata."Orang -orang itu akan segera tiba tuan".

"Andini ayo kita sembunyi "ucap Barata segera menarik tangan Andini dan berkelebat pergi.

Dan sesaat kemudian Arimba dan dua orang gurunya pun tiba di reruntuhan itu, ketiganya memandangi bangunan itu dengan mata berbinar-binar.

"Akhirnya kita sampai guru"ucap Arimba dengan penuh harap dapat menemukan harta karun seperti yang pernah dikatakan gurunya.

1
Batsa Pamungkas Surya
setelah maraton 3 hari membaca season 1.. lanjut ke sini
mksh atas sajian ceritanya Thor
rio
lanjut
rio
lanjutkan
Ariel Yono
lanjutkan thord
Mukti Rasa
lanjutkan broo
Ariel Yono
lanjutkan
Ardiawan
Tessa Bharata
Ariel Yono
lanjutkan Barata
Ariel Yono
lanjutkan Barata
Salim Lim
bagus alurnya dan menarik ceritanya
Ariel Yono
maju terus thord
Batsa Pamungkas Surya
lanjutkan karyamu
prahara
mantap dan oke lah
Ronaldo vs Messi
up thord
Ronaldo vs Messi
lanjutkan
Ariel Yono
mantap
Ariel Yono
lanjutkan thord
Ariel Yono
lanjutkan up
Ariel Yono
mantap
Ariel Yono
lanjutkan min
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!