NovelToon NovelToon
Giziania

Giziania

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:351
Nilai: 5
Nama Author: Juhidin

Ada satu komunitas muda-mudi di mana mereka dapat bersosialisasi selama tidurnya, dapat berinteraksi di alam mimpi. Mereka bercerita tentang alam bawah sadarnya itu pada orangtua, saudara, pasangan, juga ada beberapa yang bercerita pada teman dekat atau orang kepercayaannya.

Namun, hal yang menakjubkan justeru ada pada benda yang mereka tunjukkan, lencana keanggotaan tersebut persis perbekalan milik penjelajah waktu, bukan material ataupun teknologi dari peradaban Bumi. Selain xmatter, ada butir-cahaya di mana objek satu ini begitu penting.

Mereka tidak mempertanyakan tentang mimpi yang didengar, melainkan kesulitan mempercayai dan memahami mekanisme di balik alam bawah sadar mereka semua, kebingungan dengan sistem yang melatari sel dan barang canggih yang ada.

Dan di sini pun, Giziania tak begitu tertarik dengan konflik yang sedang viral di Komunitaz selain menemani ratunya melatih defender.

note: suka dengan bacaan yang berbau konflik? langsung temukan di chapter 20

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juhidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

Lena menderu dalam tangisnya. Dia menemukan kembali bagian dirinya yang telah lama hilang, yaitu perhatian.

"Uhuh.. huuu.."

Hen Hen sedang dalam masa tangguh. Dia ditunggui paradok atau sosoknya sendiri yang berpijak di garis komunitas. Bila dia bersikeras mengandalkan power brankas, Seha sudah mengalahkannya dengan Peta Prediksi, Hen Hen sudah fix jadi soloter jika target Jihan akte timeline malam itu.

Nia adalah paradok Jihan -kisahnya ada di buku sebelah. Nia nyaris tak ada puasnya saat lawannya sudah mati, langsung membentak, minta Jihan bangun. Tak hanya sembuh, Jihan segar kembali tanpa luka di tubuh saat Nia membentak seperti itu.

Paradok. Malaikat arena.

Lena tahu betul, seserius apa suatu yang akan menimpa ownernya. Manusia seperti apa golongan paradok itu. Berdasar pengalaman Jihan, mereka tukang siksa 'dirinya sendiri'.

Lintang saja yang sudah powerfull, yang ukuran paradoknya sudah sebesar galaksi, ragu sebagai dewan baru. Apa Linpar akan berada di pihaknya jika Luna (ratu para soloter) suatu hari memanggil atau diijinkan memakan Linpar?

Lintang berlindung di Panti.

Lena menangis karena akhirnya Hen Hen mau meluangkan waktu untuknya tentang siskon pasca voting (pemilu).

Para lusid dengan langit temlen berwajah Linpar, mereka wajib latihan. Dewan mereka adalah Linpar, tapi Lintang sang pionir masih diam di Panti, di ranah lama.

Jadi seolah-olah para pengikut Lintang, pemilihnya, langsung terlantar sebagai "ronin", rakyat tak bertuan.

Para defender, freelance, atau warga ronin ini kemudian dirangkul oleh satu mantannya. Nama lusid tersebut Mawar.

Mawar kembali ke Komunitaz dengan cacat di satu kakinya, dengan luka permanen. Lalu dia mengajukan acara Project Corrupt pada Asma, dewan Library. Asma menyetujui dengan syarat tak ada lecet di tubuh peserta selama acara berlangsung dan berakhir, tak ingin alumnus PJ lecet sekembalinya dari final.

Beberapa mantan kontra lainnya yang baru pulang langsung dapat berita tersebut dari Mawar. Bahkan akhirnya mereka tahu di mana Lintang, di mana dewan mereka berada, dan siapa Lintang yang selalu sibuk di Fos doppelganger.

Menyadari Project Corrupt hanya event saingan, Mawar dan timnya mengajukan diri membantu deadline Fos Doppelganger. Dan Lintang yang diramahi Mawar langsung mendiskusikan tentang cagur (calon guru) yang belum ditetapkan itu.

Calon guru yang pertama diusulkan adalah Jihan karena Jihan pun pernah berurusan dengan paradok dan Jihan juga golput, punya catatan pernah keliling ke sana-sini cari saran, pernah mencari nasehat sebelum masuk arena final.

Tapi hari itu Jihan menolak saat Mawar tawari. Project Corrupt pun tertunda. Penolakan ini membuat Mawar sedih hati, begitu pun mereka yang memenuhi bangku tribun.

Tanpa sepengetahuan Mawar, rekan timnya sudah membuka event PJ dengan Reinita sebagai pelatih di Endfield sebelah.

Karena warga ronin tahu tabiat Reinita, yang hadir latihan hari itu hanya sedikit. Sebagian besar ronin masih ingin Jihan yang melatih mereka.

Kericuhan berlangsung di hari itu karena Lintang dewan mereka masih juga tidak bicara. Sementara Lintang versi FOS tidak mereka pedulikan sebab mereka tahu itu hanya seunit robot. Sebagian ronin menyebar mencari Lintang, sebagian lagi menunggu proyek dibuka.

Jihan mendapati rekaman perjalanannya dikomentari dan disiarkan langsung. Namun tayangan itu pun diketahui Nia dan kontak antar timeline tersebut langsung sukses diputus oleh sang paradok.

Sadar paradok segalak itu, Jihan akhirnya empati dan minta Mawar membuka proyek di lapangan sebelah saja.

Jihan hanya ingin menemani ratunya, jika dijadikan guru artinya dia sedang bersaing dengan pelatih kelas sebelah. Mawar pun dengan senang hati segera mendanai Proyek Korupsi.

Kenapa para petugas atau panitia menyebarkan statement proyek sebagai masa prihatin? Entahlah. Belum ada obrolan tokoh cerita yang membahas tagar satu ini. Mungkin karena bahan baku untuk onmind (beraktivitas di dunia mimpi) sedang krisis hingga kehadiran lusid baru jadi tak memungkinkan.

Xmatter atau materi tak diketahui dikonsumsi oleh Eksternal (ranah Luna) dan Internal. Aset untuk peminat "kuasa" tuhan, aset bagi yang ingin bentuk Matahari kotak, modal bagi yang ingin membangun mall pertama di Jupiter, misalnya jadi CEO terkaya di Tata Surya. Xmatter adalah modal untuk kemampuan lainnya sebagai pribadi tuhan.

...Pasangan Baru...

Drrrh!

"Dibilangin ngeyel."

Nina muncul dan langsung menyosor alias bersungut-sungut pada Lena. Jihan yang bingung hanya menghela nafas menatapnya.

Nina mengambil satu foto yang tertumpuk di meja. Semua foto itu kondisi tragis satu pemudi cantik.

"Kita tinggal edit aja lokasi foto susulan ini."

"Hiks.. Nyicil. Gue harus tetap diem-diem.. Uhuh. Huuu.."

Lena menangisi tayangan laptop di mana Hen Hen masih duduk di tepi rakit mengamati foto Jihan.

"Jadiin ini data, foto-foto penilep akte di ruang labirin, Len. Gue gak nyangka. Muka ini benar-benar cocok jadi rampok."

Set..!!

Jihan menyambar foto di tangan Nina. Komen sang wasit mulai menyebalkan masuk kupingnya. Tak heran, Melan menyebut Nina sebagai musuh damkar, dan opini itu sukses memicu tawa Jihan.

Ira dan April masih di bangku tribun bersama seorang gadis seusia Ira. Jihan dapati ketiganya masih sibuk dengan teori yang Melan tuturkan, mempraktikkan permainan tersebut.

"Ini skak mat. King udah gak bisa jalan lagi."

"Sekarang kalo kondisi remis, seperti apa?" tanya Ira.

Melan menggerakkan kedua tangan, menyapu semua bidak catur ke tepi papan. Dia menyisakan dua bidak yang ber-mahkota dari banyak bidak yang disingkirkan. Melan melakukan itu tanpa menyentuh bidak ataupun papan catur.

"Posisi remis paling umumnya kayak gini. Hanya kesisa dua bidak saja. Kedua raja sudah saling makan bidak terakhir yang diperjuangkan, Ra."

"Kalo misalnya ada pion yang berhasil masuk, apa kita boleh promosiin dia jadi perwira yang kita mau?"

"Boleh jadi apa aja. Soal promosi ini Nina nyaranin ngambil menteri. Dia suka perwira menteri karena cara jalannya bisa ke segala arah. Soalnya langkah menteri tuh bebas. Berapa pun jauhnya petak tujuan."

"Ng.. Mel, nanti aja deh, ya? Maennya. Aku belum bisa." kata Ira.

Jihan menyela. "Tumben lo, Mel. Doyan catur."

"Hehe."

Kekeh Melan dengan wajah menunduk dan merah marun membuat Jihan menoleh ke arah gang tribun.

"..??"

Sepulang dari bumi Ultimate, di sini Jihan mendapati Melan sedang main catur sendiri. Di sana Nina tiba-tiba muncul.

"Kalian jadian?"

"I-"

Drrrh!!

Belum sempat Melan menjawab, Nina muncul di belakang membekap mulutnya.

"Hmpp!!"

Melan yang dikejutkan aksi tersebut langsung terbungkam. Dia segera melepaskan tangan Nina dari bibirnya. "Errgh.. Kaget. Apaan?"

"Diem."

Dipinta diam, Melan malah menatap Nina dan mencium bibir si wasit. Chpp!!

Blurh!! Sayap Nina mengembang ala gas tersulut. Dia langsung mundur.

Nina menarik dan membawa tubuh Melan ke atas dengan gerak yang juga mengejutkan Melan."

"Aaargh! Sabaaar!!"

Blizt! Melan dan Nina pergi bersama. Keduanya menghilang di ketinggian tribun tak beratap ini. Meninggalkan Jihan, Ira, dan April.

"Valid," komen April atas kejadian yang berlangsung, dan masih mendongak. "Bejibun."

Jihan menatap April, tampak semakin bingung dengan kalimat yang ada.

Sementara itu, Ira hanya senyum. Dia bangun dari duduknya dan langsung memeluk Jihan. Ira tidurkan kepalanya di bawah dagu Jihan.

"Bejibun, Han," ulang April. "Apa gue salah, bilangnya?"

"Yuk, Kak.." ajak Ira di saat mendekap, terdengar manja dan meminta, warna di pipinya kini sudah sedikit tampak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!