Seorang gadis bernama Mentari sagita terpaksa harus menikah dengan seorang duda beranak satu yang seharusnya menjadi kakak iparnya akibat sebuah kecelakaan yang menimpa sang kekasih tepat di hari pernikahannya.
Hantara putra Adipura Sanjaya seorang pengusaha sukses yang terkenal dengan sikap dinginnya terpaksa harus menikahi calon istri adiknya karena sebuah Amanah.
Akankah Gita sanggup mempertahankan rumah tangganya bersama Hantara ??? Apakah Gita bisa kembali membuka hati seorang Hantara yang begitu dingin akibat pengkhianatan di masa lalunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membawa Asyifa tinggal bersama.
Gita merasa canggung setelah kejadian itu apalagi saat ini Hantara sesekali menatapnya intens.
Untungnya kecanggungan itu tak berlangsung lama saat Hantara meninggalkan kamar menuju ruang kerjanya untuk memeriksa email yang baru saja di kirimkan Armada.
"Huuuuhhhh." Gita nampak menarik napas dalam sambil memegang dadanya saat Hantara baru saja keluar dari kamar.
🌹🌹🌹
Keesokan harinya saat berangkat kerja usai mengantar Gita ke rumah sakit, Hantara mendapat kabar dari Armada jika ada seseorang yang tidak sengaja hampir membuat Asyifa celaka. Hantara segera memutar balik mobil mewah miliknya menuju sebuah alamat yang baru saja di kirimkan Armada.
Entah kenapa jantung Hantara berdebar tak karuan saat mendengar jika Asyifa hampir saja tertabrak oleh sebuah mobil.
Hantara baru merasa tenang saat tiba di tempat kejadian dan memastikan jika gadis kecil itu baik baik saja.
Khawatir jika kejadian seperti itu bisa saja terjadi sewaktu waktu, Hantara memutuskan untuk segera membawa gadis itu tinggal bersama dengan mereka.
Hantara meminta Armada untuk menggantikan dirinya untuk meeting hari ini, karena ia ingin segera menemui seseorang.
🌹🌹🌹
"Selamat datang tuan." ucap Dirut Sungkan saat tiba tiba Hantara mendatangi rumah sakit. Hantara menanggapi sapaan pria paruh baya itu dengan anggukan.
"Apa kami melakukan kesalahan tuan??." tanya pak dirut, berpikir jika kedatangan Hantara saat ini di karenakan mereka telah melakukan kesalahan.
"Tidak, saya hanya datang ke sini hanya ingin bertemu dengan istri saya." jawab Hantara dengan nada datar, namun reaksi Hantara berbeda dengan pria itu yang nampak terkejut sekaligus bingung.
"Istri anda, siapa yang anda maksud tuan, apa istri anda sedang di rawat di rumah sakit ini??." tebak pak Dirut.
"Tidak, istri saya tidak sedang di rawat di rumah sakit ini, tapi istri saya sedang merawat orang yang sedang sakit di rumah sakit ini." untuk sesaat Hantara menjedah ucapannya saat kebetulan ada seseorang yang mengetuk pintu ruang kerja Dirut.
"Siapa yang sudah berani datang di waktu tidak tepat seperti ini." batin pria itu kesal, namun saat melihat Hantara mengangguk seolah tidak keberatan dengan kedatangan seseorang yang kini masih berada di balik pintu.
"Masuk!!." seru pak Dirut "Ada apa kamu datang ke ruangan saya, apa kamu tidak tahu jika saya sedang ada tamu." cetus pak Dirut saat pintu ruangan masih terbuka setengah. seketika tatapan Hantara berubah dingin saat mendengar ucapan pria itu yang terdengar sedikit ketus.
"Maaf jika saya menganggu pak." ucap Gita hendak keluar. saat itu Gita berpikir jika kehadiran Hantara di ruang Dirut rumah sakit untuk urusan pekerjaan, sehingga Gita yang datang ke ruang Dirut untuk membawa berkas yang tadi di minta oleh pria itu sama sekali tidak curiga dengan kedatangan suaminya.
"Tunggu??." Kini Hantara yang bersuara sehingga membuat Gita segera menghentikan langkahnya. begitu pun dengan pria paruh baya yang kini menatap bingung pada Hantara.
"Dia wanita yang saya maksud pak Dokter" ucap Hantara sehingga membuat pria Itu terkejut. namun dengan cepat pria paruh baya itu mengubah ekspresi terkejutnya.
"Jadi istri yang anda maksud itu adalah Dr Mentari Sagita??." tanya pria itu memastikan dan Hantara pun mengangguk sebagai jawaban. kini bukan hanya pak Dirut RS yang dibuat terkejut namun Gita pun tak kalah terkejutnya.
"Bagaimana mas Hantara dengan yakinnya mengakui aku sebagai istrinya di depan Dirut RS??." batin Gita seakan tidak percaya dengan pengakuan Hantara barusan.
"Bagaimana bisa Dr yang pagi tadi baru saja saya marah marahi merupakan istri dari pria berkuasa ini?? apa kira kira wanita ini akan mengadu pada tuan Hantara tentang kejadian tadi pagi??." batin Pak Dirut seperti orang yang sedang kebakaran jenggot saja.
Hantara menatap Gita serta pak Dirut bergantian saat melihat keduanya seperti larut dalam pemikiran masing masing.
"Bolehkah saya bicara sebentar dengan istri saya pak dokter??." tanya Hantara namun mengandung perintah pada kalimat pria itu.
"Tentu saja tuan." jawab Pak Dirut kemudian beranjak dari kursinya. namun sebelum meninggalkan ruang kerjanya pak Dirut melirik penuh arti ke arah Gita. pandangan yang seolah mengatakan, tolong jangan katakan apapun tentang kejadian tadi pada tuan Hantara. Gita hanya bisa tersenyum seolah paham dengan maksud pandangan pria paruh baya itu.
"Mas apa kamu sadar dengan apa yang baru saja kamu katakan di depan pak Dirut RS barusan??." ucap Gita.
"Tentu saja saya sadar. memangnya kenapa Jika saya mengakui kamu sebagai istri saya, apa kamu tidak senang??." jawab Hantara seadanya sehingga membuat Gita hanya bisa membuang napas kasar di udara.
"Bukan seperti itu mas....aku hanya terkejut saja karena sebelumnya mas sendiri yang mengatakan jika tidak ingin orang lain mengetahui tentang pernikahan kita." jawab Gita seadanya dengan nada sama datarnya dengan Hantara.
untuk sesaat Hantara diam tak dapat menepis ucapan Gita karena apa yang saat ini di katakan gadis itu benar adanya, di awal pernikahan dirinya lah yang tak ingin agar orang lain tahu tentang mereka.
"Memangnya ada apa sampai mas datang ke sini mencariku??." tanya Gita beberapa saat kemudian.
"Ada hal penting yang ingin aku katakan padamu." jawab Hantara kemudian menceritakan semua kejadian yang tadi sempat menimpa Asyifa dan hal itu sontak membuat Gita khawatir pada putrinya. Hantara yang paham dengan kekhwatiran Gita pun mengutarakan niatnya untuk mengajak Asyifa untuk tinggal bersama dengan mereka dan Gita pun akhirnya tak lagi menolak. bagi Gita yang terpenting saat ini adalah keselamatan putrinya, biarlah untuk saat ini ia nampak lemah di mata Hantara karena tidak mampu melindungi putrinya seorang diri.
Setelah kurang lebih tiga puluh menit mengobrol dengan Gita, Hantara pun meninggalkan rumah sakit menuju perusahaannya.
Sementara Di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda, seorang wanita yang kini duduk di balkon hotel nampak frustasi.
"Jika aku mengatakan kebenaran tentang kenyataan yang terjadi tiga tahun yang lalu, apakah bisa membuat Hantara bisa kembali padaku???." Gumam wanita yang tak lain adalah Revalina " tapi bagaimana jika Hantara justru akan semakin membenciku karena tidak bisa menjaganya dengan baik??." lanjut gumam Reva khawatir namun tak membuat ambisinya surut begitu saja.
pdahal alur cerita ny seru loh😁🙏