Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan Adrian
aku menghempaskan tubuhku di atas kasur.. perasaan lelah karena seharian membuat cake.. tidak sebanding dengan rasa lelah ku karena harus berhadapan dengan dua mahluk astral tadi.
aku menatap wajah anakku yang tertidur lelap tampak tenang, dan lugu.. sesekali dia tersenyum dalam tidurnya membuatku ikut tersenyum.
Handphone di meja ku bergetar, sengaja aku silent karena tidak ingin mengganggu tidur putri kecilku
"Halo... " jawabku bergegas keluar kamar
"Kiran.. bisa keluar sebentar..? "
"ada apa.. sekarang sudah malam.. "
"Sebentar aku hanya perlu waktu sebentar.. "
"Ok.. aku keluar.. "jawabku bergegas keluar dan mendapati Adrian yang sedang duduk di bangku halaman depan
"Ada apa dri..? "
Adrian menoleh tiba-tiba memelukku dengan erat.
"Aku hanya kangen kamu kiran.. " bisiknya membuatku geli
"Adri,.. ntar ada yang lihat... lepas dri.. " Adrian justru memelukku lebih erat
"Sebentar,.. sebentar saja kiran.. "
"kamu kenapa..? " tanyaku setelah Adrian melepaskan pelukan nya perlahan dan kembali duduk
"Entahlah... aku tiba-tiba merasa takut.. aku takut berpisah lagi sama kamu,.. aku takut harus mencari kamu lagi.. aku sangat takut kiran.. "
Aku menggenggam jari tangan nya
"Kamu terganggu dengan masalah tadi siang..? " tebak ku
Adrian terdiam
"Entahlah.. entah karena aku merasa terancam dengan tatapan bagas tadi.. atau aku terlalu kecintaan sama kamu... " ujar Adrian sambil menoleh pada ku yang tepat duduk di sebelah nya
"Kamu tau kiran.. sejak kita bertemu kelas 1 SMA dulu.. aku sudah jatuh cinta padamu.. "
Aku tersenyum dengan pengakuan Adrian
"Gadis cantik, yang pintar.. cuek, sedikit angkuh dan keras Kepala.. ternyata mampu membuatku bucin setengah mati.. " ujarnya tertunduk malu dengan ucapan nya sendiri
"Kamu tau .. setelah kita bertengkar saat hari ke lulusan itu aku menyesal.. aku lebih hancur lagi ,saat aku tau kau langsung ke Jakarta untuk berkerja... aku hancur, benar-benar hancur.. "
"Tapi akhir nya kamu menikah kan..? " tanyaku pelan
"aku menikah dengan dia.. salah satu pasien ku.. dia sangat baik.. namun aku tidak pernah bisa mencintai nya.. jujur, kadang ada perasaan bersalah pada nya.. hingga akhirnya dia harus meninggal karena sakitnya sudah sangat akut. aku sebagai seorang dokter pun tidak bisa menyelamatkan nya... "
Aku terdiam..
"Lalu orang tua mu? "
Adrian menatap ku
"Kamu sudah tau ..? " aku mengangguk pelan
"ibu yang memberi tau aku.. saat reuni tempo hari.. "
"Dan selama itu kamu pura-pura tidak tau.. " ujar Adrian pelan
"aku hanya ingin kamu sendiri yang jujur sama aku.. bukan aku yang harus nanya sama kamu.. "
Adrian tersenyum
"Terima kasih karena kamu mau memahami aku..."
"Setelah kepergian orang tua ku, entah kenapa tiba-tiba aku sangat ingin menemui mu.. aku sangat rindu sama kamu.. hingga akhirnya aku tau alamat kamu.. dan dengan susah payah akhirnya aku bisa tetangga an sama kamu lagi.. "
Aku tersentak mendengar kejujuran Adrian
"Maksud kamu..? kamu sudah tau aku ada di sini..? "tanyaku ragu.
Adrian mengangguk
"Iya, ... aku sengaja membeli rumah ini sekitar beberapa tahun yang lalu.. hanya kamu baru menyadari nya..saat kecelakaan maria saat itu..."
"Aku selalu memperhatikan kehidupan mu, keseharian mu dari jauh... itu sudah cukup membuatku bahagia...bahkan dari saat aya masih kecil.. hingga aya mulai sekolah di TK kencana... dan.. "
"tunggu...jangan bilang kamu jadi dokter di sana juga sudah di rencana kan..? " tebak ku kaget
Adrian tersenyum dan mengangguk
"Ih, Adrian sumpah kamu .... cukup menakutkan juga ya... mirip penguntit tau.. " ucapku tak menyangka Adrian senekat itu
"Tapi akhirnya kita bertemu kan.. itu takdir kiran.. anggap saja hasil dari usaha ku selama ini.. " ujarnya bangga
"Tapi,.. agak seram juga sih dri.. ko bisa kamu kayak gitu... aku jadi merinding tau.. " aku pura-pura bergeser hendak menjauhi nya
Adrian tiba-tiba menarik tanganku saat aku hendak berdiri.. .dan aku pun terjatuh di pangkuan nya
"dri.. lepas nanti ada yang lihat.. "
"Kalau begini masih merinding..? " bisik Adrian sambil menggigit kecil telinga ku
"Sakit dri... "
"sakit..? aku tiup ya..? " Adrian meniup belakang telingaku sampai ke tengkuk ku membuat bulu-bulu halus ku berdiri..
"adri sudah dri.. aku.. "
Adrian menciumi leherku sementara tangannya memeluk pinggang ku.. aku berusaha menahan,hingga akhirnya desahan itu keluar dari bibirku.. membuat Adrian langsung melumat bibirku..
"Kita menikah sayang.. aku sudah tak bisa jauh darimu.. sungguh aku tak tahan lagi.. " desah Adrian dengan suara parau..
Aku menggigit bibir Adrian pelan.. hingga Adrian melepas ciuman nya
"kamu buat aku hampir kehabisan napas sayang.."ucapku sambil mengecup nya
Adrian tersenyum senang..
"Lalu bagaimana dengan tawaran ku.. " ucapnya sambil hidungnya menciumi leherku
"aku akan pikirkan nanti.. " jawabku
Aku pun segera berdiri dari pangkuan nya
"Pulang lah,,hari sudah malam ... " pintaku
Adrian tersenyum.. dan mengecup kening ku sebelum dia bergegas pergi..
...****************...
Sejak pagi aku dan bi sumi di sibukkan dengan beberapa orderan cup cake untuk sebuah acara ulang tahun di komplek perumahan sebelah..
Dengan tergesa-gesa aku memasukkan semuanya ke mobil agar bisa segera di antar..
"Kiran... perlu aku antar..? " tanya Adrian tiba-tiba sudah ada di halaman rumah ku,..ia segera bergegas membantuku memasukkan beberapa paket cake ke dalam mobil
"Nggak usah dri Terima kasih.. cukup aku sama bi sumi saja yang kesana..." sahutku sambil bergegas masuk ke mobil di ikuti bi sumi..
"Ya sudah hati-hati di jalan.. jangan ngebut. " teriak Adrian setelah aku masuk ke mobilku..
"Hati-hati nyonya.. nyetir nya.. "ujar bi sumi setelah kami duduk di belakang kemudi.
Aku menarik napas sebentar, jujur aku merasa gugup karena ini pertama kali nya aku harus menyetir lagi,.. karena sejak bersama bagas dia hanya sesekali mengijinkan ku menyetir..
"Bismillah ya bi,.. " Ujarku tersenyum.. dan melajukan nya dengan hati-hati