NovelToon NovelToon
Prince And Princess Of The Dandelion Kingdom

Prince And Princess Of The Dandelion Kingdom

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Balas Dendam / Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: mailani muadzimah

Setelah bertahun-tahun pasca kelahiran pangeran dan putri bungsu, mereka tetap berusaha mencari pelaku pembunuh sang ratu. Hidup atau mati! Mereka ingin pelakunya tertangkap dan di hukum gantung!Dapatkah para pangeran dan putri menangkap pelakunya?

*update setiap Minggu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mailani muadzimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pohon Serbuk Suci 2

Di penjara bawah tanah Kerajaan Rosalia.

"Katakan apa tujuan kalian?!" desak Raja Roger sambil mencengkram kerah baju salah satu penyamun yang tertangkap.

"Kami tidak akan mengatakannya!" tolaknya.

"Katakan atau kupenggal!" ancam Raja Roger sambil melotot.

"Beraninya kalian menggunakan Rosalia sebagai kambing hitam! Algojo, siksa terus mereka sampai mereka mau menjawab dengan jujur." sambung Raja Roger.

Tangan algojo sudah terangkat dan siap menyiksa dua penyamun itu dengan cambuk. Sebelumnya, mereka berdua sudah disiksa habis-habisan dengan cambuk sampai baju mereka sobek dan punggung mereka berdarah. Belum hilang perihnya, sekarang mereka harus dicambuk lagi.

Akhirnya, karena tidak kuat dengan cambukan itu, salah satu penyamun buka suara.

"A-aku akan mengatakannya." ucapnya gagap.

"Ka-kami disuruh! Kami disuruh oleh Penyihir Agung agar menculik Pangeran dan Putri Dandelion yang bisa mengendalikan spirit itu. Untuk mengalihkan perhatian, kami meledakkan Pohon Serbuk Suci, namun rencana kami gagal karena para ksatria Kerajaan Dandelion sangat cepat. Ditambah lagi, saat itu kami mendapatkan informasi yang salah, bahwa pangeran dan putri itu tidak ada di kamar mereka sehingga penculikan itu gagal." jelas si Penyamun.

"Lalu? Mengapa kalian meniru peledak Kerajaan Rosalia? Kalau dilihat-lihat, kalian berdua adalah rakyat Rosalia juga, bukan? Aku mengenal kalian. Kalian petugas yang berjaga di Pasar Rosalia. Tidak kusangka kerjaan sampingan kalian adalah penipu dan penyamun! Terlebih lagi, berkhianat pada negara sendiri!" ucap Raja Roger marah.

"Ampun, Baginda. Kami diancam! Jika tidak bergabung ke dalam pasukan penyamun, keluarga kami bisa dibunuh oleh Penyihir Agung! Kami tidak punya pilihan!" rengek mereka.

"Apakah kalian tahu hukuman yang akan kalian terima jika mengkhianati kerajaan?" tanya Raja Roger dingin.

"Ka-kami akan dipenggal, bersamaan dengan keluarga dan keturunan kami..." jawab mereka lirih.

"Lantas apa bedanya dengan kalian menolak Penyihir Agung?! Bukankah kalian sama-sama akan mati?! Kalian lebih baik mati karena menolak penyihir itu daripada mati karena mengkhianati kerajaan!" teriak Raja Roger marah.

"Ka-kami tidak bermaksud mengkhianati kerajaan, Baginda. Penyihir Agung ingin Kerajaan Rosalia menjadi pihak yang tertuduh atas kasus ini karena sebelumnya, Kerajaan Rosalia pernah meminta Pangeran Liam Elle de Dandelion agar menjadi Guardian di sini. Dia ingin menggunakan fakta itu sebagai alat dan ingin mengajak Baginda agar bekerjasama dengannya jika rencana ini berhasil. Akan tetapi Baginda, rencana ini sudah gagal total. Bukankah Kerajaan Rosalia aman?" ucap salah satu dari penyamun.

"Aman?! Saat ini Raja Finn sedang menyelidiki kasus ini secara besar-besaran! Dan Kerajaan ini sedang dijadikan momok pembicaraan di seluruh benua! Nama baik Kerajaan ini sedang berada di ujung tanduk! Dan itu semua karena kalian!" cecar Raja Roger.

Raja Roger menghela napas berat. Dia memberi kode pada algojo dan pergi meninggalkan penjara dengan marah.

"Baginda! Baginda! Kami mohon maafkan kami!"

"Baginda!"

Raa Roger tidak peduli dengan teriakan kedua pengkhianat itu, dia terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.

"Crak!"

Suara percikan darah terdengar. Algojo telah memenggal kepala dua penyamun itu.

***

"Gantung jasad penyihir yang dadanya berlubang itu di gerbang istana! Lalu seret keluarga dua penyamun itu kemari dan jadwalkan hukuman pancung. Pertontonkan di depan khalayak ramai bahwa pengkhianat benar-benar akan dihukum mati, apapun alasannya!" titah Raja Roger pada prajurit.

"Baik, Baginda."

Beberapa prajurit pun segera pergi ke kediaman keluarga penyamun.

"Sisanya, kirimkan pesan ini pada Raja Finn di Kerajaan Dandelion. Pergilah sekarang juga!" sambung Raja Roger sambil memberikan sebuah kotak dan surat yang perlu disampaikan pada Kerajaan Dandelion.

Para prajurit yang tersisa pun bergegas pergi, menyisakan Raja Roger yang duduk di singgasananya sambil menghela napas berat.

***

Sementara itu di Kerajaan Dandelion, jantung penyihir hitam telah tergantung di gerbang istana. Menunjukkan bahwa pemilik jantung itu yang telah meledakkan Pohon Serbuk Suci.

"Kerja bagus, Aegis. Sekarang istirahat lah." ucap Raja Finn sambil mengusap kepala Aegis dengan lembut.

Aegis menggunakan mode singa kecilnya untuk menghemat energi.

Saat ini Raja Finn sedang menandatangani dokumen-dokumen kerajaan yang sempat tertunda karena kasus-kasus yang muncul belakangan, namun sebenarnya dia sama sekali merasa tidak tenang, seolah bahaya akan datang lagi dan lagi.

"Baginda, sebaiknya anda istirahat dulu." ucap Lysander.

Raja Finn menghela napas berat, "aku tidak bisa istirahat dengan tenang, Lysander. Saat ini anak-anakku sedang dalam bahaya. Belum lagi, kamar Liam dan Arsha yang ditemukan acak-acakan tempo hari, bersamaan dengan meledaknya Pohon Serbuk Suci. Sudah jelas ini adalah pengalihan. Penyihir itu pasti ingin melukai anak-anakku lagi. Beruntung saat itu mereka sedang berada di Menara Medis."

"Lantas sebaiknya kita bagaimana, Baginda?" tanya Lysander.

"Panggil Jay." titah Raja Finn.

Bergegas, Lysander memanggil Jay si Ketua Ksatria Putih untuk segera menghadap.

***

Di saat yang sama di Menara Medis, kondisi Arsha sedang memburuk. Asmanya belum membaik dan malam ini tiba-tiba dia terkena demam.

"Bertahanlah, Arsha..." ucap Arka sambil menangis.

Di sana, Liam dan Arka masih berjaga. Kondisi Liam memang sudah membaik, tapi Arsha malam memburuk. Liam berusaha menenangkan Arka, dan menghiburnya.

"Arka, tenanglah. Arsha pasti akan baik-baik saja. Kita harus mendoakannya. Kakak yakin Arsha akan segera membaik jika kita mendoakannya dengan tulus." ucap Liam.

Arka mengangguk sambil mengusap air matanya, "aku akan berdoa untuk Arsha." balas Arka kemudian.

Liam tersenyum getir, dia seperti melihat dirinya sendiri saat melihat Arsha yang sedang kambuh asmanya. Liam tahu betul bagaimana rasanya, sungguh tidak enak. Namun saat ini tidak ada yang bisa dilakukannya sebagai seorang kakak, sebab yang bisa melawan penyakit itu hanya Arsha sendiri.

***

"Aku ingin kau dan pasukanmu menyelidiki lebih jauh tentang Penyihir Hitam. Carilah dalang dari semua ini, dan bawa mereka ke hadapanku!" titah Raja Finn pada Jay.

Tiba-tiba pintu ruang kerja Raja Finn didobrak, itu adalah Zayden.

"Papa. Tolong izinkan aku untuk ikut bersama Jay." katanya.

"Tidak, Zayden. Ini adalah tugas yang berbahaya." tolak Raja Finn.

"Papa, aku mohon. Aku juga ingin memenggal kepala penyihir yang menjadi otak atas penyerangan sembilan tahun lalu. Aku ingin memenggal orang yang menginginkan darahku dan adik-adikku. Aku ingin melihat wajah brengsek orang yang telah menjadi dalang dari pembunuhan mama!" ucap Zayden lagi.

Raja Finn terdiam. Dia tidak ingin membiarkan Zayden pergi ke dalam bahaya.

"Aku mohon, Papa. Aku adalah Putra Mahkota Kerajaan Dandelion, aku akan membuktikan bahwa aku adalah Putra Mahkota yang bisa melindungi keluarga dan rakyatnya." bujuk Zayden dengan mata berkaca-kaca.

Raja Finn menghela napas, "baiklah. Kau boleh pergi. Kembalilah dengan selamat, putraku." jawabnya.

"Baik, Papa. Terima kasih!" ucap Zayden.

Malam itu, Zayden, Jay, dan pasukan ksatria putih pun berangkat dengan menunggangi kuda. Ezra, Liam, Arka, dan Raja Finn mengantar keberangkatan mereka. Sementara Arsha, dia sedang tidak sadarkan diri karena kondisinya yang memburuk, sehingga dia tidak bisa mengantar keberangkatan kakaknya.

Sebelum berangkat, Zayden sempat menjenguk Arsha di Menara Medis dan berpamitan pada adiknya yang sedang tidak sadarkan diri itu.

"Arsha, kakak akan kembali. Cepatlah sehat." bisik Zayden di telinga Arsha.

***

"Kakak, pulanglah dengan selamat dan jangan lupa makan!" ucap Ezra.

"Tolong jaga diri kakak dengan baik selama di sana!" sambung Liam khawatir.

Arka memeluk Zayden dengan mata berkaca-kaca, "aku tidak menangis! Aku memeluk kakak untuk menggantikan Arsha yang sedang sakit!" ucap Arka.

Zayden mengusap lembut kepala Arka sambil tertawa, "iya, terima kasih, Arka. Jangan menangis. Kalian berdua juga, jaga Arsha dan Papa selama aku tidak ada, ya." ucap Zayden pada ketiga adiknya.

Ezra dan Liam mengangguk. Arka mengusap air matanya.

Raja Finn mengusap kepala Zayden, "jaga dirimu." ucapnya.

Zayden benar-benar pergi bersama Jay dan Pasukan Ksatria Putih yang berjumlah tiga puluh orang. Punggung Zayden yang tegas dan kuat, menyiratkan pesan pada Raja Finn dan adik-adiknya, bahwa dia akan membawa kabar baik. Petualangan sesungguhnya baru akan dimulai.

***

*Potret Pangeran Liam Elle de Dandelion

1
Kiritsugu Emiya
Thor, tolong update secepatnya ya! Gak sabar nunggu!
M Muadzimah: iya, terima kasih atas dukungannya. Ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
Dulcie
Menghanyutkan banget.
M Muadzimah: ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
Mưa bong bóng
Wuih, plot twistnya dapet banget sampe gak tau mau bilang apa lagi.
M Muadzimah: terima kasih, ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!