Di saat suasana yang kurang baik akibat kena PHK, seorang gadis bernama Alena malah melihat orang yang hendak bunuh diri.
Namun, bukannya berhasil menyelamatkan malah Alena terjun bebas dari atas gedung tersebut. Alena pasrah saat merasakan dirinya yang sudah tidak berdaya, namun ternyata Alena malah masuk ke dalam sebuah Novel yang sangat dia sukai.
Meski dia tidak suka akhir dari novel itu, tapi dia sangat menyukai sosok antagonis yang berakhir mengenaskan itu. Yah mungkin karena namanya dan nama antagonis itu sama.
Tunggu! Alena kini tersadar dalam tubuh antagonis? Bagaimana bisa? Sedangkan akhir mengenaskan kini berada di hadapannya.
Bagiamana Alena bisa lolos dari maut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Bintang di bawa pada sebuah rungan yang hampir sama dengan yang lainnya, hanya saja di dalamnya hanya terdapat 4 meja dan 4 alas duduk.
"Ini rungan kita," Ucap Kenken, Bintang mengangguk dan duduk di depan Kenken.
"Kenapa hanya ada 4 meja saja di sini?" Bintang kebingungan, di kelas lain ada lebih dari 20 meja.
"Oh, katanya ruangan ini khusus private bagi para penerus saja. Memang agak ketat di sini, tapi pelajaran yang di berikan juga jauh lebih luas." Jawab Kenken, Gilang mengangguk.
"Oh ya, apa kemampuan mu?" Kenken kembali bertanya, Bintang tak tahu apa kemampuan sejatinya sendiri.
"Aku? Entahlah." Jawab Bintang, Kenken tertawa mendengar jawaban Bintang.
"Bagaimana bisa kamu tidak tahu, berapa usia mu?" Kenken kembali bertanya, Bintang nampak berfikir.
"Mungkin 4 tahun, aku sendiri tidak ingat pasti." Jawab Bintang, Kenken kini nampak semakin kebingungan.
Rungan yang mereka tempati memang khusus anak-anak yang memiliki kemampuan luar biasa. Di katakan sebagai rungan penerus, karena rungan itu memang di buat hanya untuk para penerus saja.
"Kemampuan khusus ku adalah penyembuhan tingkat lanjut." Kenken tersenyum, Bintang sering melihat para manusia suci di Altair yang menyembuhkan banyak orang.
"Oh, lalu?" Bintang kembali bertanya, seolah mengatakan apa hanya sebatas itu?
"Ya sudah, penyembuhan tingkat lanjut itu memiliki efek khusus pada beberapa mahluk. Contohnya yang lain hanya mampu menyembuhkan manusia saja, sedangkan aku bisa menyembuhkan tanaman layu dan sejenisnya." Jawab Kenken, Bintang nampak tidak terkejut. Di Altair juga ada beberapa manuisa suci yang memiliki kemampuan demikian, jadi bagi Bintang itu bukan sesuatu yang mengejutkan.
"Kamu sepertinya tidak terkejut?" Tanya Kenken, Bintang tak menjawab. Sedangkan seorang anak perempuan cantik nampak masuk dengan anggunnya.
"Nah, itu adalah Ryu, dia adalah seorang jenius langka yang memiliki kemampuan penyembuhan jarak jauh." Bintang nampak tidak tertarik lagi, di Altair hal demikian juga ada.
"Lalu tempat kosong ini milik siapa?" Tanya Bintang, Kenken nampak mendekatkan wajahnya.
"Itu milik Rose, kamu sudah menghajarnya. Aku harap di masa depan kamu akan berhati-hati padanya." Bisik Kenken, Bintang mengangguk setuju.
Tak berapa lama kemudian, seorang guru laki-laki nampak masuk. Dia tersenyum cerah dan menatap seluruh muridnya yang datang.
"Kamu murid baru ya?" Sapa guru tersebut, Bintang mengangguk membenarkan.
"Salam kenal aku guru Lee, semoga betah di rungan ini. Kamu juga belum melakukan pengujian kemampuan dasar bukan?" Bintang mengangguk, guru itu nampak mengeluakan kristal berwarna putih dan meletakkannya di atas meja.
"Kemarilah Bintang!" Guru itu membawa Bintang untuk mendekat.
"Kamu hanya perlu menempelkan tangan mu ke arah kristal itu, coba fokuskan segenap energi mu di telapak tangan. Apa bisa?" Tanya guru Lee, Bintang mengangguk.
Sebelum membangkitkan kemampuan bawaan, seorang yang melakukan kultivasi memang harus memiliki jalur sendiri untuk belajar. Selian harus tahu kemampuan yang di miliki, seorang yang melakukan kultivasi juga memiliki batas dalam pelajaran.
Bintang menempelkan ujung jari telunjuknya, sebuah cahaya terang dan kerlipan Bintang bersinar hingga memenuhi seisi rungan. Lambang 12 bintang nampak memenuhi rungan kelas itu. Baik Kenken maupun Ryu merasa takjub sejenak.
Namun saat seluruh tangan Bintang hendak mendekat, Kristal itu bergoyang dan akhirnya pecah. Bukan hanya pecah biasa, namun meledak dan menjadikannya seperti serpihan tepung yang terbang dan tak berbentuk.
Semua orang di sana terkejut bukan main, guru Lee bahkan secara otomatis memberikan perlindungan pada dua murid lainnya karena takut mengalami hal di luar nalar.
"Apa itu?" Cahaya yang hanya terlihat kurang dari satu detik itu agaknya tak akan di lupakan mereka dengan mudah.
"Itu adalah cahaya Ilahi," Guru Lee tertegun, dia menatap Bintang yang sudah kembali.ke tempat duduknya semula.
"Cahaya Ilahi!" Kenken dan Ryu, tanpa sadar berteriak dan takjub dengan apa yang baru saja mereka lihat.
"Guru, bukankah cahaya Ilahi.hanya di miliki oleh raja dewa Iblis tertinggi?" Tanya Kenken, Guru Lee mengangguk membenarkan pertanyaan muridnya.
"Memang benar, cahaya ilahi memang di miliki oleh raja dewa ibis tertinggi. Namun cahaya Ilahi juga di miliki oleh pendiri 5 pilar manusia." Jawab guru Lee, Kenken dan Ryu secara bersamaan menatap takjub ke arah Bintang.
"Itu artinya, Bintang adalah seorang jenius langka yang hanya ada puluhan ribu sekali?" Tanya Kenken, Gugu Lee agak ragu menjawab pertanyaan itu. Setelah pendiri 5 pilar manusia menghilang, dan raja dewa iblis tertinggi dari 3 pemimpin tertinggi dewa iblis menghilang, tak ada lagi yang tahu mengenai cahaya ilahi.
"Baiklah, kita awali saja pelajaran hari ini." Guru itu mulai mengajar, namun pelajaran yang di berikan guru Lee terlalu mendasar bagi Bintang. Bintang bahkan sudah menghapalnya dengan baik.
Jam pelajaran sekolah akhirnya selesai, sore itu Bintang berencana bertemu dengan Jasmin dan meminta pelajaran yang lebih tinggi lagi, ilmu dasar semacam itu bisa di dapatkan oleh Bintang hanya dengan membaca buku saja.
"Permisi!" Bintang melihat dua penjaga i depan sebuah rungan dengan pintu yang nampak tinggi menjulang.
"Ini Bintang ya?" Tanya penjaga itu, Bintang mengangguk membenarkan.
"Apa mau bertemu dengan Pemimpin?" Tanya penjaga itu, Bintang kembali mengangguk membenarkan.
Tak berapa lama Jasmin keluar, dia melihat Bintang yang nampak sangat jenuh. Jasmin pada akhirnya mendekat.
"Ada apa Bintang?" Tanya Jamsin, Bintang menyerahkan buku dan alat yang di berikan oleh Jasmin.
"Sepertinya pelajaran yang di berikan Guru semuanya hal dasar, aku sudah menghapalnya sejak berada di Altair. Apa ada yang bisa aku pelajari lebih banyak dari itu? Maafkan aku yang terlihat teburu-buru tapi aku hanya ingin menjaga keluarga ku secepatnya." Ucap Bintang, Jasmin tersenyum.
"Aku tidak bisa memberikan pelajaran yang bersangkutan dengan penyembuh, karena kamu memiliki kemampuan dewa para bintang." Jasmin tersenyum kecut, Bintang akhirnya mengangguk.
"Pinjamkan aku perpustakaan saja, bagaimana?" Keinginan Bintang itu agaknya tidak berlebihan, Jasmin membawa Bintang pada sebuah tempat yang jaraknya tidak begitu jauh.
"Ini adalah perpustakaan bagi orang suci, di lantai satu di peruntukan bagi para pelajar seperti kamu. Di lantai dua ada khusus pelajaran untuk tingkat pelajar lanjut, di lantai tiga ada khusus para guru dan dewan. Di lantai empat ada khusus bagi para pemimpin. Dan di lantai lima ada banyak buku yang masih di teliti." Ucap Jasmin menjelaskan, Bintang akhirnya mengangguk setuju.
"Baiklah, aku akan belajar di sini saja. Mohon sampaikan permintaan maaf ku pada Guru Lee dan teman sekelas ku, aku tidak mau melanjutkan pelajaran." Ucap Bintang, terdengar tegas namun juga sopan.
"Baiklah bila itu pilihan mu Bintang." Jasmin akhirnya keluar dari perpustakaan dan membiarkan Bintang celingukan, dan mencari buku yang dia inginkan.
Krn menurut q, novel genre seperti ini lebih cocok menggunakan bahasa baku..
thor update nya kurang banyak.