NovelToon NovelToon
Pendekar Dua Negeri

Pendekar Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang seorang pangeran yang tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya. Karena ayahandanya menuduh bundanya berselingkuh. Maka lahirlah seorang pangeran tanpa disaksikan oleh ayahandanya.

Sang pangeran harus dibesarkan oleh Balakosa, musuh besarnya yang merebut kerajaan ayahnya.

Kemalangan belum usai membayangi hidupnya. Gagalnya pemberontakannya terhadap Balakosa, bahkan hampir dijadikan siluman sejati.

Untung saja seorang sakti berhasil menyelamatkannya yang kemudian menjadi gurunya, dan memberinya amanah besar, membasmi kejahatan di dua negeri; Negeri Mega Pancala dan Negeri Mega Buana.

Seperti apakah kisah pendekar yang membasmi kejahatan di dua negeri? Bagaimana kisah lika-liku percintaannya dengan para gadis yang mencintainya?

Jika pembaca berminat, ikutilah kisah perjalanan PENDEKAR DUA NEGERI!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33 SANG UTUSAN PANGERAN ANDHIKA

Setelah memeriksa mobil Pak Ghandi yang katanya rusak, Rizal memang menemukan kerusakan yang cukup serius pada mesin mobil tersebut.

Rizal memeriksa atau mendeteksi kerusakan mobil itu dengan alat yang cukup canggih yang dibantu oleh komputer. Melihat hal itu, Pak Ghandi maupun Kaila merasa heran bercampur takjub juga.

Pak Ghandi langsung bisa menilai kalau Rizal amat mempuni dalam pekerjaannya itu. Tampak dari cara kerjanya yang profesional dan penggunaan alat-alat canggih dalam menunjang pekerjaannya.

Menurut keterangan Pak Ghandi mobil sedan merek BMW M3 warna alpine white itu sudah 3x diservis. Tapi tetap saja tidak bisa bertahan lama. Mobil itu rusak lagi, tidak bisa dijalankan.

Akhirnya mobil itu dibiarkan saja, tidak diservis lagi hingga sekarang. Dan itu sudah berlangsung selama setengah tahun lebih sejak terakhir diservis.

Sejatinya mobil itu milik Kaila. Lebih tepatnya Pak Ghandi menghadiahkan mobil sedan mewah itu kepada Kaila di hari ulang tahunnya yang ke 16.

Namun karena waktu itu Kaila belum boleh mengendarai kendaraan bermesin, jadi dia menikmati mobilnya dengan sopir pribadi yang mengendarainya. Dia ke mana-mana dengan mobil itu, tapi sopir yang membawanya.

Akan tetapi Kaila cuma 7 bulan menikmati mobil yang sudah disayanginya itu. Setelah itu dia tidak bisa menikmatinya lagi.

Sebenarnya dia maupun papa mamanya merasa heran juga terhadap mobil itu, kenapa bisa rusak? Bahkan kerusakannya tidak bisa dibenahi dengan baik. Padahal mobil sedan BMW M3 itu beli baru, bukan beli second.

Maka hal itu Pak Ghandi langsung menanyakannya kepada Rizal.

Tentu saja Rizal menjelaskannya secara mendetail kenapa mobil itu bisa rusak, padahal mobil baru.

Sembari menjelaskan Rizal membarengi dengan menunjukkan komponen mesin mobil yang rusak beserta bagian-bagian lainnya yang ada di layar komputer kepada Pak Ghandi maupun Kaila.

Namun begitu Rizal selesai menjelaskan Pak Ghandi maupun Kaila masih belum terlalu paham. Malah Kaila tampak bingung dengan penjelasan Rizal.

Maka Pak Ghandi meminta Rizal menjelaskan secara singkat saja, tapi bisa dipahami.

"Begini saja, Pak," kata Rizal mulai menjelaskan lagi. "Mobil ini memiliki kerusakan yang serius disebabkan oleh kejadian aneh seperti yang sudah saya jelaskan tadi...."

"Mobil ini diibaratkan bagai orang yang sakit parah yang cuma segelintir orang saja yang dapat mengetahui jenis penyakitnya dan cara penyembuhannya," lanjut Rizal.

"Kebetulan pertama kali mobil ini saat diservis ditangani oleh mekanik yang tidak tepat. Terlepas dia mengetahui jenis kerusakan intinya atau tidak tahu sama sekali, tapi dia memperbaiki kerusakan itu yang sebenarnya bukan memperbaiki...."

"Memperbaiki tapi bukan memperbaiki?!" kata Kaila bingung. "Maksudnya apa, Zal?"

"Ibarat orang sakit, si dokter tidak menyembuhkan penyakit inti si pasien," kata Rizal menjelaskan. "Dia cuma melakukan sesuatu yang membuat pasien bisa bertahan hidup. Tapi tentunya tidak berlangsung lama...."

"Jadi, seolah-olah pasien itu sembuh dari penyakitnya. Padahal sesungguhnya tidak...."

"Begitu pun juga pada penyervisan yang ke dua dan ke tiga, si mekanik cuma melakukan perbaikan yang tidak jauh beda dari yang pertama, meski dengan cara yang berbeda. Tapi siapa sangka hal itu membuat mobil ini semakin parah kerusakannya."

Dengan penjelasan seperti itu Pak Ghandi sudah bisa memahami. Sedangkan Kaila belum memahami secara sempurna. Tapi dia malu untuk bertanya lagi.

★☆★☆

"Apakah mobil ini masih bisa diperbaiki?" tanya Pak Ghandi harap-harap cemas.

"Dengan izin Allah saya akan berusaha memperbaikinya," kata Rizal tak ingin memastikan. "Karena saya mengetahui betul kerusakan intinya."

"Tapi tidak di sini, Pak," lanjut Rizal, "karena saya tidak membawa alat-alatnya yang menunjang perbaikan mobil ini."

"Apa kunci-kunci yang saya punya belum cukup?" tanya Pak Ghandi heran juga, tanpa bermaksud mencurigai.

"Memperbaiki kerusakan mobil ini tidak cukup dengan alat-alat dan kunci-kunci seperti yang Anda punya, Pak," terang Rizal. "Mobil ini membutuhkan alat-alat khusus untuk memperbaikinya."

"Kalau begitu kamu akan memperbaiki mobil ini di mana?" tanya Pak Ghandi.

"Di rumah saya, Pak," sahut Rizal tanpa ragu. "Di sana saya mempunyai alat-alat khususnya."

Pak Ghandi terdiam sejenak seakan mempertimbangkan permintaan Rizal. Lalu dia menoleh pada putrinya, terus bertanya.

"Gimana menurutmu, Kaila? Apa kamu setuju mobilmu ini dibawa ke rumah Nak Rizal untuk diservis."

"Aku sih setuju-setuju aja, Pa," sambut Kaila tanpa ragu. "Aku percaya kok Rizal pasti bisa memperbaiki mobilku."

"Ya sudah kalau begitu," kata Pak Ghandi memutuskan tanpa pikir lagi, "mobil ini boleh diservis di rumahmu."

"Apa saya perlu memanggil mobil derek untuk membawa mobil ini ke rumahmu?"

"Tidak usah, Pak," tolak Rizal sopan. "Nanti saya akan menghidupkan sementara agar bisa dibawa jalan."

"Baiklah kalau begitu. Tapi saya tidak bisa menemanimu lebih lama, Nak Rizal. Saya harus ke kantor lagi."

"Tidak mengapa, Pak," kata Rizal. "Anda ke kantor saja."

"Kan ada aku di sini yang menemani Rizal, Pa," sambung Kaila sambil tersenyum. "Papa tenang aja."

"Tapi, Pak...."

"Ada apa, Nak Rizal?"

"Bolehkah saya berbicara dengan Bapak setelah pulang dari kantor?" tanya Rizal serius.

"Mengenai mobil ini?" tanya Pak Ghandi menebak.

"Salah satunya," sahut Rizal. "Tapi ada hal yang lebih penting yang akan saya bicarakan dengan Anda."

"Baiklah," kata Pak Ghandi menyetujui setelah tercenung sebentar. "Tempatnya di mana, Nak?"

"Di rumah Anda saja, Pak," kata Rizal. "Apakah tidak mengapa?"

"Tidak apa-apa...."

Setelah berbasa-basi sebentar, Pak Ghandi meninggalkan kedua remaja itu di ruang garasi. Belum lama Pak Ghandi pergi Kaila langsung bertanya penasaran.

"Lu mau bicara apa sih ama bokap gue?"

"Itu pembicaraan rahasia," kata Rizal tidak berterus terang, "anak kecil nggak boleh tahu."

Ucapan itu seolah bercanda tapi Rizal mengucapkannya dengan nada datar saja.

"Ih, gue bukan anak kecil tau!" sengit Kaila protes. "Gue udah gede."

"Lu mau ngebantu apa mau ngeganggu?" tanya Rizal sambil melanjutkan kerjaannya.

"Masa' cuma nanya gitu doang dibilang ngeganggu," sungut Kaila masih belum puas.

Rizal tidak menghiraukan omelan gadis itu. Pemuda itu kini memulai mengotak-atik mesin mobil itu agar bisa dihidupkan untuk sementara. Tentu dengan menggunakan alat-alat canggih yang dia bawa.

Sedangkan Kaila tidak bertanya atau berbicara lagi. Dia kini sibuk juga memperhatikan Rizal selama bekerja. Tapi dalam hati jelas merasa heran melihat alat-alat servis yang dimiliki Rizal itu.

Meskipun dia tidak tahu banyak tentang perbengkelan dan alat-alat atau kunci-kunci bengkel, tapi alat-alat yang dipunyai Rizal itu sungguh aneh menurutnya.

Apakah alat-alat seperti itu semua mekanik memilikinya? Atau dia yang memang kurang banyak tahu tentang hal itu?

Tapi jujur dia mengakui kalau Rizal memang terampil dalam bidang perbengkelan ini. Bahkan amat profesional menurutnya. Dia menyangka Rizal ini cuma anak sekolah biasa yang introvert. Tapi ternyata memiliki keahlian yang jarang orang memilikinya.

Menyadari akan hal itu, Kaila semakin penasaran tentang pribadi seorang Rizal.

Tidak lama kemudian, tidak sampai setengah jam mobil sedan BMW M3 sudah hidup kembali setelah setengah tahun terlelap dalam tidur yang panjang.

Langsung disambut dengan senyum gembira yang amat oleh Kaila. Hatinya begitu senang melihat mobilnya bisa hidup lagi meski hanya sementara.

Tapi dia berdoa agar Rizal memang benar-benar bisa memperbaiki mobilnya itu agar dia bisa ke mana-mana memakai mobil itu dengan menyetir sendiri.

Setelah itu Rizal memberi tahu kepada Kaila bahwa setelah 15 menit memanaskan mesin mobil itu, dia akan membawanya ke rumahnya. Dan gadis itu jelas ingin ikut ke rumah Rizal.

Awalnya Rizal tidak setuju Kaila ikut serta. Namun karena Kaila terus memaksa ingin ikut, bahkan sambil merengek manja, bahkan sang mama juga setuju ketika Kaila minta izin ke mamanya, akhirnya Rizal terpaksa mengizinkan.

★☆★☆

Waktu terus berjalan meski perlahan tapi pasti, tanpa kenal berhenti. Tanpa terasa waktu sudah berada pada sore hari.

Saat itu Rizal kembali berada di rumah Kaila setelah tadi siang membawa mobil gadis itu ke rumahnya. Sekarang dia bersama Pak Ghandi berada di ruang kerja lelaki yang baik hati tersebut.

Cuma mereka berdua, tidak ada orang lain. Karena Rizal meminta demikian. Walaupun Kaila memaksa ingin tahu dan ingin ikut dalam pertemuan. Walaupun istri Pak Ghandi keheranan melihat hal yang demikian itu.

Di awal pembicaraan Rizal menjelaskan dahulu kejadian sebenarnya, kenapa mobil itu bisa rusak secara tiba-tiba.

Secara singkat Rizal menjelaskan bahwa mesin mobil itu terkena gelombang elektromagnetik yang aneh, sehingga mengakibatkan komponen mesin mobil itu rusak secara tiba-tiba dan cepat.

Menurut Rizal itu semacam gelombang mantra ghaib yang dilontarkan seseorang. Biasanya pekerjaan itu dilakukan oleh orang-orang yang memiliki magical power. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang Mega Pancala.

"Kenapa hal itu dilakukan kepada putri saya?" tanya Pak Ghandi cemas. "Apakah orang itu berniat jahat kepada kami?"

"Saya tidak tahu apa motif orang tersebut berbuat demikian," kata Rizal mengakui. "Apakah dia berniat jahat atau tidak, saya juga tidak bisa memastikan...."

"Yang jelas Anda sekeluarga harus berhati-hati dari kejadian aneh ini," lanjut Rizal.

Pak Ghandi terdiam sejenak seolah tercenung memikirkan sesuatu. Sedangkan Rizal memperhatikannya dan bisa menebak apa yang dipikirkan oleh orang tua itu.

"Apakah Anda punya musuh, Tuan Sentanu Gandhiraya?" tanya Rizal dengan menyebut nama lain dari Pak Ghandi.

Sepertinya Rizal akan memulai berbicara mengenai pembicaraan inti seperti yang sudah dia sampaikan kepada Pak Ghandi tadi.

Terang saja Pak Ghandi terkejut 2 sebab. Terkejut akan pertanyaan Rizal dan terkejut dengan Rizal menyebut nama aslinya.

Tentu saja pertanyaan besar langsung bergelayut dalam benak Pak Ghandi, dari mana anak ini tahu kalau dia punya musuh? Dari mana anak ini tahu nama aslinya? Dari mana anak ini tahu kalau dia berasal dari....

Siapa anak ini sebenarnya?

"Baiklah, saya akan menerangkan dulu siapa diri saya sebelum kita akan berbicara pada pembicaraan yang lebih penting," tutur Rizal yang tahu apa yang dipikirkan oleh lelaki yang masih tampak gagah itu.

Lalu Rizal merentangkan tangan kanannya ke depan dengan telapak yang terkepal. Kemudian telapak tangan yang terkepal itu ditaruh di atas meja, lalu di buka dengan cukup perlahan.

Maka secara ajaib tampak di atas meja tergeletak seutas kalung emas berbandul seolah muncul dari dalam telapak tangan Rizal.

Bandul kalung itu terbuat dari permata berbentuk segi empat belah ketupat berwarna ungu terang. Di dalam permata itu terdapat ukiran berbentuk burung rajawali mengepakkan sayap berwarna emas. Itu adalah....

"Kalung Tanda Gusti Pangeran Andhika...," desis lelaki tua yang bernama asli Sentanu Gandhiraya terkejut bukan main. Sampai-sampai dia membelalakkan matanya.

"Anda mengenal kalung itu, Tuan Sentanu?" tanya Rizal yang kini menyebut nama asli Pak Ghandi.

"Saya amat mengenal kalung itu sama seperti saya mengenal pemiliknya," desah Pak Ghandi penuh haru dan pilu hingga kedua matanya kini berkaca-kaca.

"Orang yang paling saya hormati setelah Gusti Permaisuri," lanjut Pak Ghandi makin haru makin pilu, "Gusti Pangeran Andhika Prawira...."

Butuh beberapa menit Pak Ghandi menentramkan gemuruh perasaannya yang bercampur aduk. Haru berbalut pilu yang menghasilkan penyesalan yang mendalam.

Tidak lama kemudian dia menatap Rizal lekat-lekat, terus bertanya dengan sungguh-sungguh.

"Siapa kamu sebenarnya, Anak Muda? Kenapa Kalung Tanda milik junjungan saya ada bersamamu?"

"Saya adalah utusan Gusti Pangeran Andhika di Negeri Mega Buana ini...," sahut Rizal bernada mantap.

★☆★☆★

1
anggita
👍👍👌👌👏👏..,,
anggita
like👍+ iklan☝.. semoga sukses novelnya thor.
Adhie: amin...
Adhie: amin...
total 5 replies
anggita
gank red blue 8...😑
anggita
gadis baju biru.. pembantai pasukan siluman 👍
JW🦅MA
kisah masa lalu
Adhie: selamat datang di karya saya kaka...
total 1 replies
Widya Pertiwi
semangat thor,ceritanya bagus,..crazy up dong😄👍💪
Adhie: sorry kaka... novel ini nggak bisa dulu tiap hari... lagi ngurus novel KISAH SANG CEO MUDA yang lagi ikut lomba....

ikut aja novel kisah sang ceo muda dulu, soalnya kuusahain tiap hari...

sorry banget....
total 1 replies
stellarflower
Lihat aku disini, pembaca yang selalu setia menanti~~
Adhie
Sorry banget ya para pembaca sekalian, untuk sementara novel Pendekar Dua Negeri agak terhambat atau terhenti up loadnya, karena author lagi mengikuti lomba menulis novel.... Sorry ya...

Mohon pengertiannya...
CupcakeHugs
Semisalnya aku tiba-tiba ada di rumah kamu enggak apa-apa ya Thor! Aku akan jadi alarmmu setiap hari untuk update hehehe. Habisnya bikin kangen sih ceritanya :(
Adhie: hehehe...
total 1 replies
Cyberworrior
Thor update crazy dong ...... author baik.. pinter... update crazy ya 😙👍👍
Adhie: terima kasih dukungannya...
Sorry nggak bisa up tiap hari krn lagi sakit....
total 1 replies
ForGoodluck
authorrr kamu hebatttttttt nggak nyesel dech bacanya seruuu bingit endingnya itu lho wowowowowowo woooooowwww
Adhie: terima kasih atas dukungannya....
semangat...
total 1 replies
Diambil Oleh Anggur
Hari ini aku badmood banget padahal, tapi setelah baca cerita ini jadi goodmood! Tidur pun tenang, Thor!
Atas Untuk Diikuti
semngat selalu wokee kak
Adhie: siap... terima kasih atas dukungannya...
total 1 replies
Intan Haryanti
semangat Thor jangan lupa up
Adhie: aasssiiiaaappp... kaka
total 1 replies
Daisy Louise
seru thor... perjalan akan dimulai....
Adhie: siap... perjalanan akan dimulai...
total 1 replies
Penghargaan Pink
akhirnya bisa baca lanjutan cerita ini...aku udah lama nunggu lanjutannya
Adhie: sorry... up date nya tersendat sendat
total 1 replies
TexasTiger
sumpah!! thorr ceritanya seruu banget😘
Adhie: terima kasih atas dukungannya...
total 1 replies
Grace Shower
Ayo guys semangatin author dengan masukin novel ni ke novel Favorite kalian 😘😘😘😘, makasih ya buat author nya udah setia tuk menghibur kita semua 😊, BYE GUYS!!! 🙋😇💕
Adhie: terima kasih atas dukungannya...
pokoke semangat...
total 1 replies
CutieBun
Thor! Ada banyak pertanyaan di kepala saya nih.. tapi untuk sekarang saya cuma bisa bilang “hayo buruan di update thooooor!!!!!!”
Adhie: siaaap...
total 1 replies
booksand peonies
Gausah minder sama karya lain ya thor. Tiap karya dibuat dengan ciri khas penulisnya masing2 kok! Mangatseee~
Adhie: terima kasih atas dukungannya bro...
dukungan orang-orang seperti mazeh menjadi penyemangat bagi saya terus berkarya... dan berusaha untuk menampilkan yang terbaik...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!