NovelToon NovelToon
Suamiku Bukan Pria Cacat

Suamiku Bukan Pria Cacat

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Ibu Tiri / Tamat
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Any Anthika

Selain wajah cantik nya tidak ada lagi yang tersisa dari nya kecuali kepolosan.

Mia diperlakukan tidak baik, dan harus menjadi tumbal keserakahan keluarga Ayahnya.

Balas Budi! Kau harus membalas Budi !

Itulah alasan yang tepat untuk seorang Mia.

Pernikahan nya dengan pria cacat itu menjadi belenggu kuat yang merantai hidupnya, hingga Mia tidak bisa lari dan berpaling, serta menjadi awal perjuangan Mia yang pelan pelan merubah Takdir nya!
Sekretaris Ang, Pria yang selalu ada di samping Tuan Mudanya.
Menikahi gadis dibawah umur dan mengulangi kesalahan Ayahnya, membuatnya harus dihantui ketakutan siang malam memikirkan kesalahannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Any Anthika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sepasang suami istri yang kompak!

Meminta pergi.. Meminta pergi..!

Ahh.. Kata kata itu masih terus terulang di benak Garra.

Memikirkan itu, Garra jadi merasa jika tidak ada salahnya ia mengambil keputusan. Keputusan untuk menyembunyikan kesembuhan nya dari Mia.

'Kenapa aku jadi curang begini sih..? Mia sudah begitu baik.'

"Ahhrg...!!"

"Tuan muda. Anda kenapa?" Mia sungguh terkejut dengan teriak Garra yang tiba tiba.

Saat ini Mia sedang menyisir rambut Garra. Segera berhenti dan menatap wajah Garra yang terlihat tertekan.

"Apa ada yang sakit?" Mia mencoba bertanya.

Garra menggeleng.

"Kenapa berteriak..? Kalau ada yang mendengar bagaimana?"

"Mia." Garra memanggil dengan lembut, meraih cepat tangan Mia dan membawa nya ke dada nya.

"Apa mau pergi?"

"Tidak. Memang mau pergi kemana? Hanya mau menghubungi Tuan Abraham nanti."

"Maksudnya pergi dari ku?"

"Tuan muda." Mia menarik tangannya.

"Kenapa memikirkan itu. Pikirkan dulu kesembuhan tuan muda. Itu urusan nanti." jawab Mia.

"Tidak Mia! Aku tidak tenang memikirkan itu. Apa kau tidak tau itu?" ucap Garra terdengar pilu.

"Lalu, jika tuan muda sudah sembuh. Buat apa saya di sini? Sudah tidak di butuhkan lagi kan? Dan Tuan muda sudah berjanji akan mengabulkan apapun permintaan saya. Apa tuan muda lupa?" Mia mengingatkan.

" Aku akan kabulkan. Tapi tidak kalau untuk pergi."

"Untuk apa?"

"Untuk menemaniku. Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain Kakek dan nenek ku. Jangan pergi ya.?" Garra menatap penuh harap.

"Jika tuan muda sudah sembuh, saya harus pergi. Tidak ada perjanjian apapun di antara kita bukan? Selain perjanjian saya dengan Tuan Abraham. Setelah urusan Tuan muda dengan tuan Abraham juga selesai, artinya urusan saya dengan Tuan muda pun juga selesai." ucap Mia. Membuat Garra terdiam kehabisan kata kata.

"Mia.!"

"Hus.. ada yang datang!" Mia cepat cepat berdiri berlari kecil ke pintu.

Sementara Garra, hanya bisa menekan perasaan nya.

Mia membuka pintu, melihat Anton sudah datang membawa racun kembali.

"Tuan muda seperti nya tidak mau makan hari ini." ucap Mia, tanpa menyapa dahulu.

"Kenapa nona?" tanya Anton, sedikit heran.

"Dari kemarin susah menelan lehernya. Bawa saja kembali makanan itu Tuan. Kalau Tuan muda meminta makan, saya bisa menghubungi anda." ucap Mia.

"Oh, baik lah Nona. Kalau begitu saya permisi." dalam hati Anton senang. Kabar baik untuk Tuan nya. 'Mungkin Tuan muda sudah sekarat.' pikir Anton.

"Tuan Anton!" Mia memanggil.

"Iya Nona."

"Bisakah saya meminta bantuan mu?"

"Apa yang bisa saya bantu. Katakan saja Nona."

"Berhubung saya tidak bisa meninggalkan Tuan muda. Tolong sampaikan pada Tuan Abraham. Jika hari ini juga , Tuan muda sudah bersedia menandatangani surat warisan itu. Jadi tuan muda, menunggu kedatangan Tuan Abraham." ucap Mia.

"Baiklah Nona, dengan senang hati saya akan menyampaikan nya." Jawab Anton lalu berpamitan.

Mia tersenyum sinis, lalu kembali menghampiri Garra.

"Mia, kenapa harus hari ini?" tanya Garra seperti kecewa dan belum siap jika harus menandatangani surat itu hari ini.

"Biar cepat selesai Tuan. Tidak ada yang perlu di khawatirkan bukan? Setelah itu, tinggal mengumpul kan bukti bukti kejahatan Mereka dan finis!"

'Aku yang khawatir Mia..!! Aku. Khawatir kamu pergi.. Ahhrg...!' hati Garra menjerit, semakin kacau!

"Tuan muda, boleh kah saya memotong rambut anda? Lihat lah, sudah terlalu panjang dan semrawut." ucap Mia sudah memegang gunting.

"Eh..eh.. Jangan!" Garra menolak keras.

"Sedikit saja, biar terlihat rapih."

"Tidak mau.. enak saja!" Garra merebut Gunting dari tangan Mia dan melempar nya sembarang.

"Ini sudah menjadi ciri khas keturunan Mahendra Mia.. lihat lah itu!" Garra menunjuk sebuah Poto yang terpajang di dinding.

Mia menoleh, menatap Poto sepasang suami istri yang nampak di ambil sewaktu muda dulu.

"Oh.." Mia baru sadar, jika Bastian Mahendra juga berambut seperti Putranya. Ikal dan panjang.

Memang begitu lah ciri khas Tuan muda Garra dengan rambut panjang bergelombang, tapi akan tetap tampil rapih dan cool ketika di luar.

"Kalau begitu , di ikat lagi saja ya?" tawar Mia.

Garra mengangguk.

Mia kembali menyisir rambut itu dan mengikatnya. Sekarang bukan lagi menggunakan ikal rambut nya, tapi sudah menyiapkan ikat rambut khusus untuk Garra.

Bukan Mia yang membeli nya lho, mana bisa, keluar kamar pun hanya sekali, kemarin. Itu pun karena di panggil sama Abraham. Tentu saja Bu asri yang sudah di minta Mia untuk membelikan nya.

Garra masih menatap Poto kedua orang tua nya tak berkedip. Ada kerinduan yang berat di lubuk hatinya. Kerinduan yang tak mungkin bisa terobati.

"Mia.. bisakah kau memanggilkan pelayan untuk membersihkan Poto itu? Lihat lah, sudah berdebu." ucap Garra.

Memang sudah lama tak ada yang membersihkan, tidak ada pelayan yang boleh masuk ke kamar Garra kecuali Bu Asri. Dan pasti nya Bu Asri tidak sempat melakukan itu. Lalu Anton? Yang ada cuma datang mengantar timbal dan racun lain nya.

"Saya bisa melakukannya tuan muda. Tidak perlu pelayan." jawab Mia, meraih kemoce yang memang ada tergantung di dekat lemari.

"Jangan Mia. Itu tinggi, panggil pelayan saja." cegah Garra.

"Saya sudah biasa melakukan ini, malah lebih tinggi dari ini. Tenang saja." Mia ngeyel menarik kursi. Lalu naik ke atas kursi, mencoba untuk membersihkan debu di bingkai Poto itu.

"Hati hati Mia..!"

Garra hanya bisa menatap punggung Mia yang tidak terlalu jauh dari hadapan nya.

Selang beberapa saat saja dari Garra menyebut kata hati hati, sebelah kaki Mia terpeleset.

Garra melihat itu, segera sadar akan terjadi sesuatu pada Mia.

Gara berdiri dan berlari, secepat mungkin.

"Mia..!!"

Blug...!!!

Garra berhasil menangkap tubuh Mia.

"Sudah ku bilang, hati hati." ucap Garra, membantu Mia berdiri.

"Maaf Tuan muda. Tidak sengaja. Kaki saya tergelincir." jawab Mia, menarik tubuhnya dengan cepat.

"Kan aku bilang apa tadi, biar pelayan saja yang melakukan. Kalau kamu sampai terpelanting ke lantai tadi bagaimana coba?"

"Iya tuan muda. Terimakasih sudah menolong saya." jawab Mia.

Seperti menyadari sesuatu yang terlewatkan, Mia sontak menoleh kembali pada Garra yang masih berdiri di sampingnya.

"Tuan... Anda..!" Mia berjongkok, merendahkan tubuhnya. Tangan nya memegang kedua kaki Garra.

"Anda bisa berdiri.. Anda bisa berjalan."

" Hah....!! Tuan muda sudah sembuh...!!" teriak Mia menyadari jika Garra tadi berlari menangkap tubuhnya.

'Aduh...!! Kenapa malah ketahuan secepat ini sih? Sial.. sial..!' Garra menepuk dahinya sendiri.

"Tuan muda.. Tuan muda. Anda tidak sadar ya..??" Mia berdiri mengguncang bahu Garra.

"Oh, iya Mia.. Aku sembuh ya..!"

"Ho...ho...hoooo... Aku sembuh!" ah, terpaksa deh, Garra harus berpura pura senang. Meloncat kegirangan. Dan..

Menarik tubuh Mia, lalu membopongnya. Sambil terus berputar putar.

"Mia .. aku sembuh.. Aku bisa menggendong mu . Aku tidak cacat lagi Mia.. Aku bukan pria cacat lagi." seru Garra.

"Stop... Berhenti Tuan. Turun kan saya. Turunkan!" Mia berontak dari gendongan Garra.

"Maaf Mia. Aku terlalu senang. Maaf ya..?" Garra menurunkan Mia yang dengan wajah memerah nya.

"Tidak boleh ceroboh tuan muda. Kaki mu memang sudah sembuh, tapi belum tentu sudah kuat seperti sedia kala. Jadi berhati hati dulu." ucap Mia.

"Aku sudah kuat Mia! Kalau hanya untuk menendang Abraham pun ini sudah sanggup. Lihat lah." menunjuk kan betis nya pada Mia, bertepatan dengan suara pintu diketuk.

"Hah, mereka datang. Itu pasti Abraham. Bagaimana ini?" Garra panik.

"Cepat cepat... Berpura pura. Berpura pura...!!" Mia segera menarik tubuh Garra dan mendorong nya ke ranjang. Lalu menarik selimut untuk menutupi kaki Garra.

Tangan Mia menarik ikat rambut Garra dan mengacak liar.

"Ih, apa sih Mia. Kenapa harus begitu?" elak Garra.

"Ckk, biar kelihatan kusut. Leher nya, lehernya." bantah Mia.

Garra menurut, menatap kosong ke depan dengan kepala sengaja dimiringkan, serta kedua tangan di taruh se'lemah mungkin di kedua sisi tubuhnya.

Benar benar aksi kocak sepasang suami istri yang kompak!

bersambung.....!!!

1
Neneng Tejaningsih
Luar biasa,bagus cerita'y sukses trs untuk author
Nurmiati Aruan
mampir dulu.... seperti nya seru
Grace Lee
wow ilmu yg sangat bermanfaat thor, terimakasih ya
Rea Fanda
Bagus banget. aku suka banget jalan ceritanya
Rea Fanda
Bagus kak.. aku suka
Hana Min
Kecewa
Hana Min
Buruk
GZone Reborn
Luar biasa
yashandinur
luar biasa 😘😘😘😘😘
Elvia Holilah
wztxr
Elvia Holilah
f, f, r, r,, rvf, ur,
ira
mampus kalian kasih hukuman yg berat dan sadis serta ngerikan untuk mereka jngn kasih ampun
ira
jangan teriak terlalu keras Mia kasian garranya nnti mlh jadi budek beneran 🤣🤣🤣
ira
ketahuan deh garra🤣🤣🤣
ira
hayoloh mimpi apa tuh🤣🤭wah kakinya garra sdh sembuh tuh
ira
semoga karakternya Mia g berubah ya
ira
Mia Jagan galak² loh jdi lupa kn 🤣🤣
ira
jangan galak galak dong Mia kasian garranya jdi takut th🤣🤣🤣
ira
setelah d marahin sama Mia langsung sembuh garra🤭🤭🤭 syukurlah
ira
ang malah bengong 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!