NovelToon NovelToon
DENDAM LAURA, Istri Yang Tersakiti

DENDAM LAURA, Istri Yang Tersakiti

Status: tamat
Genre:Poligami / Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:556.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Yeni Erlinawati

Wanita mandul, beban, miskin, tidak tau diri dan kata-kata cemoohan lain sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Laura Sabrina Puti. Tak hanya itu saja tetapi kekerasan dalam rumah tangga pun sering dia dapatkan tentunya dari sang suami juga dari ibu mertuanya. Laura, tentu saja dia hanya diam atas perlakuan kedua orang yang sialnya sangat ia sayangi itu.

Dia lalui semua kepahitan dan kesedihan menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak sehat ini sendirian. Hingga suatu ketika, rasa sayangnya kepada suami serta ibu mertuanya mengup begitu saja saat dengan tegasnya sang suami memperkenalkan wanita lain yang akan dijadikan istri kedua. Tentu saja tanpa persetujuan dari Laura. Laura hanya bisa menangis sejadi-jadinya setelah pertengkaran besar yang terjadi. Sungguh Laura benci perselingkuhan. Ia bertekad akan membalas dendam.

Mampukah Laura membalas perbuatan mereka? Dan apakah balas dendamnya akan berhasil? BACA SEGERA!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni Erlinawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyusun rencana

Almira dan Beti tidak menyangka jika pekerjaan art sangatlah banyak. Bahkan saking banyaknya mereka baru bisa beristirahat saat waktu menunjukkan pukul 12 siang. Itupun mereka melakukannya di saat Laura tengah tidak mengawasi mereka berdua. Dan keduanya pun saat ini tengah duduk di taman belakang rumah tersebut.

Almira yang masih memegang sapu lidi, ia lempar sapu tersebut dari genggaman tangannya.

"Laura sialan! Bisa-bisanya dia berlagak seperti seorang bos di rumah ini," geram Almira sebelum dirinya memiringkan posisi duduknya agar bisa berhadapan dengan Beti.

"Ma, kita tidak bisa diam terus seperti ini. Kita harus segara memikirkan rencana untuk menyingkirkan Laura. Kita tidak bisa terus-terusan di perlakuan semena-mena seperti ini, Ma. Kita harus segara merebut kembali posisi kita di rumah ini," ujar Almira mendesak sang ibu mertua agar mereka segara melakukan sebuah cara untuk menyingkirkan Laura.

Beti yang sedari tadi diam, ia menghela nafas. Tatapan matanya pun membalas sorot mata penuh dendam miliki Almira.

"Mama sekarang juga tengah memikirkan rencana apa yang akan kita lakukan, Almira. Mama juga tidak mau di jadikan pembantu seperti ini karena Mama hanya pantas menjadi nyonya di rumah ini bukan menjadi seorang pembantu murahan," balas Beti.

"Bukannya Mama sudah memiliki sebuah rencana. Soalnya Almira tadi pagi sempat mendengar ucapan Mama untuk menyingkirkan Laura." Beti memicingkan salah satu alisnya.

"Kamu mendengarnya?" Almira menganggukkan kepalanya yang justru membuat Beti tersenyum miring.

"Berhubung kamu sudah mendengarnya, jadi bagaimana jika kita langsung bermain dengan nyawanya saja?" Almira mengerutkan keningnya.

"Maksud Mama?"

Beti kembali menatap kearah depan sebelum berucap, "Jika kita mengusir dia, kemungkinan dia bisa kembali lagi di rumah ini. Jadi Mama pikir bukannya lebih baik jika kita buat dia mati saja? Karena dengan begitu dia tidak akan pernah menganggu ketenangan kita dirumah ini lagi. Dan saat dia mati, kita akan mendapatkan milik kita kembali. Bukan hanya tentang posisi kita di rumah ini melainkan dengan merebut suami kita dari wanita murahan itu."

"Tunggu, maksud ucapan Mama, dengan merebut kembali suami kita? Jangan bilang---" Beti menjentikkan jarinya.

"Hmmm seperti yang ada di pikiranmu sekarang, jika Julio cepat atau lambat pasti akan di pengaruhi oleh wanita itu. Dia saat ini bukan hanya menjadi wanita murahan saja melainkan penggoda handal. Mungkin, saat ini Julio tidak tergoda dengan dia tapi tidak ada yang bisa menjamin jika dia tidak akan tergoda di masa depan. Jadi pilihan yang tepat untuk menyingkirkan wanita murahan itu ya hanya sebuah kematian. Jika dia mati maka semua akan kembali seperti semula," jelas Beti yang membuat Almira mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Benar apa kata Mama. Laura harus mati secepatnya! Dan apa Mama sudah mendapatkan ide untuk melenyapkan dia?" Kedua ujung bibir Beti terangkat membentuk sebuah senyuman penuh makna.

"Tentu saja Mama sudah memiliki sebuah ide yang perlu kita coba. Kamu mau tau idenya apa?" Tentu saja Almira menganggukkan kepalanya. Lalu setelahnya Beti mencondongkan tubuhnya agar wajahnya bisa mendekat ke telinga Almira kemudian ia membisikkan sebuah ide yang terlintas di kepalanya.

"Ide Mama cukup baik. Tapi jika kita gagal bagaimana?"

"Kita coba dulu siapa tau berhasil bukan. Tapi jika benar-benar gagal, kamu tenang saja Mama masih memiliki ide gila lainnya. Tapi Mama sangat yakin jika ide kita ini akan berhasil karena Mama rasa dia masih bodoh seperti dulu. Penampilannya memang berubah tapi tidak dengan otaknya," ucap Beti penuh percaya diri.

Almira membenarkan apa yang dikatakan oleh ibu mertuanya itu hingga tiba-tiba satu pikiran singgah di kepalanya yang membuat dirinya menjadi khawatir.

"Ma, Mama tidak lupa kan jika di belakang Laura saat ini ada Papa? Jika Laura memang masih bodoh, lalu bagaimana dengan Papa? Papa itu pintar Ma. Papa juga termasuk orang yang peka. Aku takut, saat kita melancarkan aksi kita tadi justru bukan Laura yang mengetahuinya melainkan Papa," ucap Almira. Ia tak bisa membayangkan jika mereka ketahuan telah menyakiti Laura, hukuman apa yang akan Maikel berikan kepada mereka. Dan tentu saja hukuman itu pastinya bukanlah hukuman ringan melainkan hukuman berat yang bisa saja merenggut nyawa mereka berdua. Sungguh sangat mengerikan walaupun masih dalam bayangan.

Tepukan di bahunya membuat Almira tersadar akan bayang-bayang menakutkan yang ia ilustrasikan sendiri. Ia pun menolehkan kepalanya kearah sang ibu mertua yang tetap mempertahankan senyum di bibirnya.

"Kamu tenang saja karena Mama akan pastikan jika rencana kita akan berjalan mulus tanpa ada yang mengetahuinya termasuk Mas Maikel sekalipun. Jadi berhentilah berkhayal yang tidak-tidak jika tidak mau khayalanmu itu menjadi kenyataan," ujar Beti yang membuat Almira mengerjabkan matanya sebelum menganggukkan kepalanya.

Benar apa kata ibu mertuanya itu. Ia seharusnya tidak memikirkan hal yang belum tentu terjadi karena bukannya membuat ia semakin semangat malah membuat dirinya menyerah terlebih dahulu sebelum mencoba.

Almira yang sudah merasa tidak takut lagi pun ia kembali bersemangat.

"Jadi kapan kita akan melakukan rencana kita ini, Ma? Jika boleh meminta, Almira ingin hari ini juga rencana itu kita lakukan," ucap Almira menggebu-gebu dan hal itu justru membuat Beti terkekeh kecil.

"Sabar Almira. Kita tidak akan melakukan rencana kita hari ini karena ada banyak hal yang perlu kita persiapkan terlebih dahulu, Almira." Terlihat jelas raut wajah Almira yang nampak kecewa. Beti yang paham akan kekecewaan menantu kesayangannya itu, tangannya bergerak mengusap lembut surai hitam sepunggung milik Almira.

"Jangan khawatir, kita akan melancarkan rencana kita besok saat Mas Maikel maupun Julio sudah pergi bekerja. Bagaimana? Apa kamu setuju?" Almira tampak menghela nafas panjang sebelum ia menganggukkan kepalanya sembari berucap, "Ya, Almira setuju."

Beti semakin melebarkan senyumnya. Otaknya pun ia gunakan untuk membayangkan keseruan yang akan mereka lakukan esok hari. Dan di hari itu pula kebahagiaan yang selama ini ia rasakan akan kembali kepada dirinya lagi.

"Bersenang-senanglah untuk hari ini Laura karena hidupmu hanya akan sampai esok hari. Ajalmu segara datang Laura. Dan saat itu tiba berbahagialah kamu di neraka," batin Beti yang tak sabar lagi untuk menyingkirkan Laura selamanya di muka bumi ini.

Sedangkan di sisi lain, seseorang yang sedari tadi menatap kearah layar laptop di hadapannya dengan serius, tiba-tiba seseorang itu tersenyum penuh arti saat melihat putaran sebuah video yang sedari tadi terlihat di monitornya.

"Menarik," gumam orang tersebut sebelum ucapan seseorang mengalihkan perhatiannya.

"Tuan, mobil jemputan telah tiba." Seseorang itu pun menatap sekilas kearah laki-laki berpakaian serba hitam di hadapannya itu kemudian ia menganggukkan kepalanya sebelum dirinya mulai beranjak mengikuti langkah kaki laki-laki berbaju hitam tadi.

1
Jamayah Tambi
Dah la tu Kucias.
Jamayah Tambi
Jesian juga kat Hulio
Jamayah Tambi
Kan dah mendapat kifarah kamu Beti,Julio dan Almira.
Jamayah Tambi
Beri je video tu pafa Julio.Baru padan muka Almura yg selau mengatakan Laura wanita murahan.
Jamayah Tambi
Menyewa saja.Cari rumah sewa yg mampu milik Klu ada uang beli saja
Jamayah Tambi
Wanita serakah.Sanggup membunuh suami sendiri
Jamayah Tambi
Lanjut aja.
Jamayah Tambi
Hanya anak tiri yg teeas
Jamayah Tambi
Oenjarakan Beti sebagai seoran janda.Julio tak tau lagi Almira hamil anak lelaki lain, bukan benihnya.Kesian kamu Julio
Jamayah Tambi
Siapa pulak.Tak kan Olivia masih hidup
Jamayah Tambi
Apa perasaanmu Beti.
Jamayah Tambi
Tak sabarnya
Jamayah Tambi
Percaya diri sekali
Jamayah Tambi
Rasakan Beti.Tak sabar nk lihat gelagat Beti Julio dan Almira bila dah ketahuan nanti
Jamayah Tambi
Deronok la dulu.Isteri dan ibu kamu mengandung anak lelski ug sama.Sungguh menjijikkan
Jamayah Tambi
Gila semua
Jamayah Tambi
Jgn salah Laura
Jamayah Tambi
Bahaya jugak budak ni.Ketua mafia ke
Jamayah Tambi
Sah Olivia dibunuh oleh Beti.Kata sahabat baik.Memang tak guna.Beti harus mati.Lucas kamu minta onat itu dari lelaki itu dan berikan pada Beti.Biar dia mati dgn cara yg sama
Jamayah Tambi
Apa la kepala otak Laura dan Kycias.Meman ta la Mak ljel setuju dgn rencana gila korang Geli,jijik Tak sudi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!