Namaku Inaya, aku baru lulus di sekolah menengah atas. Keseharianku membersihkan rumah, memasak, dan memberi makan ayam. Suatu hari, aku bertemu dengan seorang nenek yang kebingungan mencari kendaraan. Dia meminta bantuanku. Awalnya aku menolak, namun karena kasihan, akupun membantunya. Setelah itu, dia memberiku sebuah gelang. Aku sudah menolak, namun dia kekeh memaksaku menerimanya. Semenjak memakai gelang, kejadian aneh mulai bermunculan.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya Hari ini ialah hari idul fitri. Aku dan keluargaku biasanya ziarah kemakam sang kakek dan nenek. Setelah itu kami pergi berkunjung kerumah nenek atau ibu dari ayahku. Diperjalanan, kecelakaan tak terelakkan terjadi. Aku terbang melayang dan jatuh keaspal. Tubuhku terguling-guling hingga memasuki sebuah empang atau biasa disebut kolam ikan. Aku sempat menatap gelang pemberian nenek tak kukenal, hingga kesadaranku pun hilang. Lalu setelah aku membuka mata kembali, aku berada ditempat asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zakina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 MASA LALU YANG MENGHANCURKAN SEGALANYA (3)
Didalam kamar Putri Irha, tampak Putri Khina menangis tersedu-sedu.
"Hiks, hiks, hiks," Tangis Putri Khina.
"Eughhh," Leguhan Putra Mahkota Ilyas. Dia mulai bangun dan mengingat kejadian semalam.
"Putri Irha?" Ucap Putra Mahkota menengok kearah samping.
"Deg."
"Kau...kenapa kau berada dikamar Putri Irha!" Ucap Putra Mahkota dengan cepat turun dari ranjang. Dia mengenakan kembali pakainnya dengan cepat.
"JAWAB! KENAPA KAU BERADA DIKAMAR PUTRI IRHA!" Teriak Putra Mahkota.
"Hiks, hiks," Tangis Putri Khina.
"JADI INI RENCANAMU, HAH!" Ucap Putra Mahkota menghina Putri Khina.
"Hiks...aku..tidak...hiks," Tangis Putri Khina.
"TIDAK PERLU BERPURA-PURA LAGI! INIKAN YANG KAU MAU! KAU SENGAJA MENJEBAKKU! DASAR WANITA J4L4NG! MUNAFIK!" Teriak Putra Mahkota Ilyas marah. Dia mencengkram kuat kedua bahu Putri Khina.
``````
Raja Dayat bergegas kearah kamar calon menantunya. Tepat saat sampai, dia berpapasan dengan Ratu Revi dan Raja Temmy.
"Kalian?" Ucap Raja Dayat.
"Salam, Yang Mulia Raja Dayat dan Yang Mulia Ratu Helena. Semoga keberkahan selalu menghampiri," Ucap Raja Temmy memberi salam.
"Salam padamu juga, Yang Mulia Temmy dan Ratu Revi," Ucap Raja Dayat.
"Salam, Yang Mulia," Ucap Ratu Revi.
Terdengar suara dari dalam kamar, "Hiks, sakit. Lepas, hiks."
"Putriku," Ucap Ratu Revi. Dia langsung membuka pintu kamar dan terkejut melihat sang putri tercinta.
"Ceklek."
"APA YANG KAU LAKUKAN PADA PUTRIKU!" Teriak marah Revi. Dia melepaskan cengkraman Putra Mahkota dari bahu Putrinya.
"LEPASKAN PUTRIKU!" Marah Raja Temmy menarik Putra Mahkota dan menghajar wajahnya.
"Hiks, Ibunda, Ayahanda, hiks," Tangis Putri Khina.
"Cup, cup, tenang ya anakku. Kamu tidak perlu takut, ada Ibunda bersamamu," Ucap Ratu Revi memeluk dan mengelus rambut Putri Khina.
"Bisa kalian keluar dahulu! Saya mau bicara berdua dengan Putri Khina!" Ucap Ratu Revi dingin.
"Raja Temmy menyeret Putra Mahkota Ilyas keluar kamar, diikuti Raja Dayat dab Ratu Helena dari belakang.
'Haha, mati kau Putra Mahkota. Raja pasti bakal menghukummu dengan berat. Setelah itu, Putraku yang akan menjadi calon raja masa depan, hahaha,' Batin Ratu Helena.
"Hiks, hiks, aku takut, Ibunda. Aku takut Pangeran Arjuna marah padaku, hiks. Aku takut Pangeran Arjuna meninggalkanku, hiks. Aku sudah tidak suci lagi, Ibunda. Aku kotor, hiks. Kesucianku sudah direnggut olehnya, hiks. Aku tidak mau pernikahanku dan Pangeran Arjuna dibatalkan, hiks," Tangis Putri Khina.
"Cup, cup. Kau jangan nangis lagi ya, Putri kesayanganku. Menurut Ibunda, semua ini sudah takdir. Kau ditakdirkan bersama Putra Mahkota, bukan bersama Pangeran Arjuna," Ucap Ratu Revi.
"APA YANG IBUNDA KATAKAN! IBUNDA TAU KALAU AKU SANGAT MENCINTA PANGERAN ARJUNA. KENAPA BUNDA MALAH BILANG INI TAKDIR!" Teriak Putri Khina yang tidak menerima apa yang dikatakan sang Ibu.
"Tenanglah dulu," Ucap Ibunda Revi.
"Tenang apa, hah! Dari dulu sampai sekarang, Ibunda selalu ingin agar aku dan Pangeran Arjuna berpisah. Ibunda selalu mengatakan hal buruk mengenai Pangeran Arjuna. Padahal Pangeran Arjuna pria baik dan setia. Tapi Ibunda selalu membanding-bamdingkan Pangeran Arjuna dan Putra Mahkota Ilyas," Ucap Putri Khina.
"Tenanglah, Sayang. Semuanya sudah terjadi, kau harus menikah dengan Putra Mahkota Ilyas. Bukankah sejak kecil kau selalu ingin menjadi seorang Ratu? Sekarang kesempatan sudah didepan mata, kau bisa..." Ucapan Ibunda Revi terpotong.
"Bagaimana aku bisa tenang, Ibunda. Sekarang aku sudah hancur.....tunggu, apa jangan-jangan Ibunda yang merencanakan semua ini! Ibunda dari dulu ingin membuatku jadi Ratu! Apakah Ibunda yang melakukan hal ini!" Ucap Putri Khina.
"Ibunda tidak pernah melakukan hal itu. Sumpah demi dewa, ibunda sama sekali tidak mengetahui kejadian yang menimpamu semalam," Ucap Ibunda Revi.
"Hiks, hiks, aku percaya sama Ibunda. Berjanjilah, Ibunda tidak akan mengatakan hal itu lagi. Semua yang ku ucapkan waktu kecil itu hanya keinginan semata. Sekarang aku sudah dewasa, aku tidak tertarik lagi menjadi Calon Ratu masa depan, setelah aku bertemu Pangeran Arjuna," Ucap Putri Khina. Dia mempercayai Ibundanya setelah mendengar sumpah yang terucap dari Ratu Revi.
"Tapi sayang, kau dulu sangan ingin menjadi Ratu....," Ucapan Ibunda Revi terpotong.
"CUKUP! AKU TIDAK MAU MENJADI CALON RATU MASA DEPAN! AKU HANYA INGIN HIDUP BAHAGIA BERSAMA PANGERAN ARJUNA!" Teriak Putri Khina sembari berlari meninggalkan kamar, setelah dia mengenakan pakaiannya.
'Susah sekali membujuknya agar mau meninggalkan Pangeran Arjuna,' Batin Ratu Revi.
Diluar kamar, tampak pelayan menghampiri Raja Dayat.
"Yang Mulia, Pangeran Arjuna dan Putri Andini....mereka," Ucap Pelayan yang bingung cara menjelaskannya ke Raja Dayat.
"Ada apa dengan Pangeran Arjuna?" Tanya Putri Khina yang sudah berada diluar kamar. Dia mendengar perkataan pelayan itu.
"Mereka...aduh..aku bingung menjelaskannya," Ucap Para pelayan.
Putri Khina berlari kearah kamar Pangeran Arjuna. Walaupun bagian inti kew4nitaannya masih perih, dia tetap berlari.
Raja Dayat, Raja Temmy dan lainnya ikut berlari mengikuti Putri Khina.
"Kau gila, Hah! Lepaskan!" Teriak Pangeran Arjuna dari dalam kamar.
'Tidak mungkin Pangeran menghianatiku. Ini tidak mungkin,' Batin Putri Khina yang sudah berdiri didepan pintu yang terbuka lebar.
"Pangeran, aku sangat mencintaimu. Tolong jangan tinggalkan aku, hiks. Kita sudah melakukan hubungan terlarang itu. Tolong, jangan buang aku setelah kau merebut mahkota berhargaku, hiks," Ucap Putri Andini yang masih memeluk Pangeran Arjuna dengan erat.
"Degh, Bugh" Putri Khina terkejut dan mematung melihat apa yang ada dihadapannya. Dia seketika terduduk lemas melihat Pangeran Arjuna dan Putri Andini dengan saling berpelukan, dalam keadaan telanj4ng bulat.
Pangeran Arjuna ingin mendorongnya, namun terhenti saat mereka melihat Putri Khina yang berdiri didepan pintu.
"Sayang, ini salah paham. Tolong dengarkan penjelasanku dulu," Ucap Pangeran Arjuna sembari mendorong Putri Andini. Lalu memakai pakaiannya dengan cepat. Setelah itu, dia menghampiri Putri Khina.
"Pangeran Arjuna memaksaku melakukan hubungan terlarang ini. Dan aku mau, karena aku juga mencintainya. Pangeran Arjuna juga mengatakan kalau kau tidak mau memuaskannya. Kau selalu menolak keinginannya. Dengan itu kami dia melakukannya denganku," Dusta Putri Andini.
"ITU BOHONG! AKU TIDAK PERNAH MENGATAKAN ITU! SEMUA INI FITNAH. DIA YANG MENJEBAKKU!" Teriak Pangeran Arjuna membantah semua tuduhan Putri Andini.
"***Hiks, kau jahat. Kau hanya menjadikanku alat pemuas n4fsumu, hiks," Ucap Putri Andini.
"Tolong percaya padaku, Sayang***. Dia berbohong," Ucap Pangeran Arjuna.
"Apa lagi yang mau kau jelaskan, Pangeran! Sekarang sudah *jelas. Aku tidak menyangka ternyata kau tak lebih dari seorang penghianat. Awalnya saat aku dan Putra Mahkota melakukan hubungan int1m tanpa disengaja, aku merasa marah, sedih dan hancur. Aku merasa jadi wanita paling jahat karena tanpa sengaja telah menghianatimu. Tapi sekarang kau pun sama saja. Bahkan kau melakukannya atas dasar nafs* semata. Mulai sekarang, aku membencimu. Anggap hubungan kita dimasa lalu tidak pernah terjadi. Dan jangan pernah mendekatiku lagi, karena kebencianku lebih besar dari rasa cinta bodohku ini," Ucap Putri Khina sembari berlari meninggalkan kamar Pangeran Arjuna*.
"Sayang, tunggu. Aku bisa menjelaskan semua ini....Arkhht," Ucap Pangeran Arjuna Frustasi karena Sang kekasih tidak mendengarkan penjelasannya.
...¤BERSAMBUNG¤...
