Aku Istrimu! Bukan Dia!

Sepasang ibu dan anak tampak berbaring di atas ranjang. Ibu yang sedang bersandar di headboard sedangkan putrinya posisi setengah tidur yang memeluk tubuh Mamanya dan kepalanya ia letakan diatas tubuh mamanya. Sudah lama sekali ia merindukan pelukan hangat Mamanya.

“Ada yang ingin kamu ceritakan?” Ucap Anna sambil membelai rambut Aleea yang berada si pelukannya. Aleea tidak menjawab pertanyaan Mamanya, ia malah semakin menenggelamkan wajahnya dan memeluk tubuh mamanya lebih erat lagi.

Anna tidak akan mendesak Aleea, karna ia tau putrinya itu membutuhkan privasi. Ia tau betul bahwa pernikahan putrinya tidak baik-baik saja. Tapi ia percaya putrinya itu bisa mengatasinya.

“Jika tidak sanggup menanggung sendiri, datang kepada Mama. Kamu tidak sendiri, masih ada Mama dan Papa.” Lanjutnya, yang di balas anggukan kemudian ia membalas pelukan Aleea.

Anna merasakan bajunya basah menandakan bahwa putrinya sedang menangis. Ia hanya bisa memberikan ketenangan dengan memberikan usapan di punggung Aleea serta memberi puk-pukan kecil. Aleea yang merasa nyaman dengan posisi itu tak lama ia tertidur didalam pelukan Mamanya.

Ceklek!!

Suara pintu di buka dari luar, menampilkan Adrich yang masuk kedalam.

“Loh Mah! Aleea kok bisa disini?” Ucap Adrich saat melihat putrinya yang sudah terlelap di kasur.

“Iya Pah. Aleea tadi kesini setelah Mama mengirim pesan kepadanya.” Ucap Anna, ia terpaksa berbohong karena tidak Adrich mengetahui yang sebenarnya. Ia mendekat ke arah kasur, ia duduk di dipinggiran kasur. Ia cium kening putrinya beberapa detik. Lalu ia berjalan ke arah balkon.

...****************...

Hari ini hari mereka liburan. Mereka melanjutkan liburan mereka akan mengelilingi laut dengan menggunakan speedboat mewah.

Aleea memperhatikan orang tua mereka yang jaraknya tidak jauh dari tempat yang Aleea duduki. Aleea mengubah posisinya untuk membelakangi orang tua mereka. Ia menidurkan dirinya dibawah sinar matahari yang tidak terlalu panas hari ini dengan menggunakan kacamata hitam sehingga mereka tidak tahu jika ia menanggis.

Ia merasa bersalah karna tidak memberitahu hubungan pernikahan mereka yang sebenarnya. Ia malah memilih mengikuti permainan Sean yang bersandiwara sebagai pasangan yang saling mencintai.

“Sayang! Kamu makan dulu.” Panggil Regina tapi Aleea tidak menjawaban.

Sean mendekati Aleea yang tidak jauh dari mereka, ia tertegun melihat Aleea, ia melihat Aleea yang tertidur tapi satu yang membuat ia tertegun melihat Aleea, ia melihat airmata Aleea mengalir melewati kacamata yang ia pakai. Satu jawaban yang Sean dapat Aleea saat ini pura-pura tidur agar semua tidak melihat dia yang menangis.

“Mah. Aleea sedang tidur, lanjutkan saja makan siangnya. Setelah ia bangun baru ia akan memakan siangnya.” Ucap Sean yang mulai berjalan mendekati orang tua mereka.

Mereka menyantap makan siang mereka dengan tenang tenang sesekali di selipkan candaan. Aleea yang mendengar itu meneteskan air matanya kembali.

Malam harinya.

Di sebuah kamar yang Aleea tempati, ia berada didepan kaca rias untuk merias wajahnya.

Sedangkan Sean berada beberapa meter di belakangnya, ia baru saja selesai memebersihkan tubuhnya keluar dari kamar mandi yang berada diruangan itu dengan menggunakan handuk yang menempel di pinggangnya dan memegang handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya, sedikit air yang mengalir membasahi dada bidangnya.

Aleea sudah terbiasa melihat Sean seperti itu, selama beberapa hari disini Aleea sering menjumpai Sean yang hanya menggunakan handuk di pinggang setiap ia selesai membersihkan diri. Ia dengan sesuka hati berkeliling ruangan itu seperti sekarang yang ia lakukan.

Suara dering ponsel Sean berbunyi.

Aleea dapat melihat siapa yang menelpon Sean malam ini. Menampilkan wajah yang sangat ia kenal si ponsel milik Sean.

*Honey *❤️

*Video Call*

Ia lihat Sean mendekati arahnya dan mengambil ponselnya yang berada di meja rias yang Aleea gunakan.

Syeila : Hallo Sayang! Kamu kemana? Aku mencari kamu. Aku hubungi asisitenmu katanya kamu pergi.

Sean : Hahaha. Kamu lucu sekali, jika aku sudah disana kamu tidak akan aku lepas.

Sean menjawab panggilan tersebut tidak memperdulikan Aleea yang berada di ruangan itu. Ia malah sekilas Aleea yang duduk di depan kaca rias.

Syeila : Aku serius SAYANG!!

Sean : Baiklah-baiklah akan aku jawab yang mulia Ratu. Aku beberapa hari ini ada perjalanan bisnis yang harus aku lakukan sendiri tidak bisa di wakilkan. Maafkan aku tidak bisa memberi kabar.

Syeila : Seharusnya kamu bilang padaku agar aku tidak khawatir. Aku kira kamu meninggalkanku setelah tau tentang keadaan aku yang sebenarnya.

Sean : Maksud kamu apa sayang! Aku tidak mengerti. Besok aku pulang, kita bicarakan jika aku sudah sampai. Kamu jangan tidur terlalu malam. Love u

Syeila : I-iya. Aku tutup dulu ya. Love u too

Aleea mendengar semua pembicaraan Sean dengan kekasihnya. Setelah Sean selesai menjawab panggilan dari kekasihnya. Aleea melihat Sean masuk kedalam walk in closet untuk memakai pakaiannya.

Aleea dan Sean mendatangi kedua orang tua mereka yang sudah beberapa menit mereka sudah sampai ditempat yang mereka janjikan sebagai penutupan liburan mereka malam ini.

Barbeque. Pilihan mereka malam ini. Tim pria yang memanggang dibantu oleh beberapa pelayan vila tersebut sedangkan tim wanita hanya menhias makanan yang sudah matang di meja untun mereka makan.

Mereka menyantap hasil makanan yang mereka panggang dengan nikmat. Beberapa candaan yang terlontarkan untuk mengisi pembicaraan mereka.

Mereka terlihat seperti keluarga yang harmonis sungguhan.

Aleea sempat berpikir jika Sean menjadi seorang Aktor pasti ia akan menjadi pemenang oscar kategori Aktor terbaik tahun ini. Karna akting Sean sangat natural sebagai seorang suami yang sangat mencintai istrinya.

...****************...

Setelah menempuh perjalanan selama enam jam mereka telah sampai di Bandara Negara N.

Mereka berpisah kedua orang tua Sean dan Aleea sudah pulang beberapa menit yang lalu di jemput oleh pengawal mereka.

Sean menunggu asisten datang menjemput mereka, beberapa menit Asisiten itu datang.

“Maaf tuan. Saya telat menjemput anda. Ada beberapa masalah yang harus saya kerjakan.” Ucap Justin asisten Sean sambil menundukan kepalanya.

“Selamat malam Nona, Maaf nona anda harus menunggu.” Ucap Justin kepada Aleea yang ia tau sebagai istri Sean yang sembunyikan.

“Tidak apa-apa Justin. Terimakasih sudah mau menjemput kami.” Balas Aleea.

“Tidak masalah Nona, sudah tugas saya.” Ucap Justin.

Melihat itu Sean hanya bisa mendengus. Kemudian ia berjalan dahulu melewati Aleea dan Justin yang masih berbicara.

“Justin! Kamu antarkan Aleea ke rumah kami, ada urusan yang harus aku lakukan sekarang.” Ucap Sean yang terus berjalan tanpa melihat kebelakang.

“Mari Nona saya antar,” Ucap Justin yang memberi ruang agar Aleea berjalan di depannya.

Aleea masuk kedalam mobil yang di bawa oleh Justin. Sepanjang perjalanan Aleea hanya diam melihat kearah luar jendela memandang jalanan kota di malam hari.

Justin sesekali melihat kebelakang melalui kaca spion, ia melihat nona mudanya sudah mulai tertidur.

“Nona. Bangun. Kita sudah sampai.” Ucap Justin yang sedang membangunkan nona mudanya.

“Maaf Justin aku ketiduran. Kamu mengemudi dengan hati-hati. Terimakasih sudah mengantarkan saya.” Balas Aleea, kemudian ia keluar dari mobil itu berjalan menuju pintu utama rumahnya.

Justin melihat Aleea yang sudah berlalu dengan tatapan yang sulit di artikan.

“Semoga anda selalu diberi kebahagiaan Nona,” batin Justin. Kemudian ia mengendarai mobilnya untuk segera pulang.