Aku tidak mengira kedatangan adikku ke rumahku, menjadi Mala petaka di rumah tanggaku.Dia yang polos,dia yang sederhana,dia yang sangat peduli kepadaku ternyata menyimpan rasa iri yang sangat dalam kepadaku.
Hancur sudah perasaan ku saat aku tau semua kebusukannya dan juga suamiku,hancur dan kecewa perasaan ku,akan kah aku melepaskan suamiku dan membiarkan dia bahagia dengan adikku atau aku bertahan dengan suami yang sudah sangat kotor bagi ku??
ikuti kisah sedih ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 ~ kalian egois ~
Raisa tidak bergeming saat ibunya memeluk dan mengucapkan selamat kepadanya seakan ibunya ikutan melakukan sebuah kecurangan untuknya padahal sebagai orang tua tidak mungkin dirinya mau melakukan kesalahan seperti itu.
"Sayang kamu kenapa diam,ibu sangat bahagia karena ibu akhirnya resmi menjadi nenek,dimana cucu ibu nak?" Tanya Deden matanya seakan mencari sesuatu yang tidak dia lihat.
Raisa hannya diam,rasanya dia menilai ibunya yang salah atas sikap yang dilakukan oleh adiknya.
"Raisa!!"
"Ibu maafkan aku,untuk saat ini aku ingin sendiri,aku tidak ingin di ganggu,dan satu lagi Bu mungkin aku dan mas Irwan akan bercerai setelah aku pulih dan putri ku juga bisa pulang,aku tidak ingin menjadi orang yang bodoh." Ucap Raisa dengan tatapan yang lirih.
Irwan yang masih berdiri disana tersentak atas ucapan Raisa dia mengira kata-kata Raisa barusan adalah ancaman atas kemarahannya kenyataanya dia benar-benar ingin pisah,dia sangat tidak percaya apa yang di katakan oleh Raisa.
Begitu juga dengan Deden,dia tidak kalah kaget mendengar ucapan Raisa,dia curiga kalau Raisa sudah tau semua tentang hubungan Naila dan suaminya Irwan.
"Apa maksud kamu Raisa? ibu tidak salah dengar dengan apa yang kamu katakan,kamu jangan gegabah,aku tau ini semua hannya emosi sesaat_
"Tidak Bu,ini bukan emosi sesaat,aku sudah memikirkan semua ini dengan matang,selama ini aku tidak meminta cerai bukan karena aku tidak mau tapi aku mencoba untuk memperbaiki hubungan kami yang ternyata semuanya tidak bisa di perbaiki lagi." Ucap Raisa memotong ucapan ibunya.
Irwan keluar dari dalam ruangan lalu pergi ke sudut rumah sakit di sana dia duduk merenungi nasibnya yang begitu buruk karena kehadiran Naila dalam hidupnya.
Tidak pernah terlintas di pikirannya untuk bercerai dengan Raisa,apalagi sampai menikahi Naira,tapi entah kenapa Naira begitu terobsesi dengan dirinya.
"Tidak...Aku tidak mau pisah darinya,aku yakin dia tidak tau kalau aku dan Naila ada hubungan apa pun lebih baik aku pergi ke kantor dan mencari sahabatku untuk memberikan alasan kepada Raisa." Ucapnya dalam hati lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan rumah sakit.
"Raisa kamu tidak bisa cerai dari ku,apa pun alasannya kecuali kamu mau anak itu tinggal bersama ku." Ucapnya dalam hati.Irwan pergi ke kantornya lalu menemui Randi sahabatnya.
"Wiihh...Ada apa ini bos sore-sore datang ke kantor kalau sudah tinggi pangkatnya tidak perlu sering-sering datang ke kantor!!" Ucap Randi dengan senyum menggoda.Irwan yang masih pusing dengan pikirannya hannya bisa tersenyum kecil lalu duduk di hadapan Randi yang kebetulan hannya dia yang ada di ruangan itu.
"Randi kamu ikut aku ke rumah sakit,istriku melahirkan malah aku diceraikan aku belum siap untuk bercerai dengan istriku." Randi menatap wajah atasannya dia tidak menyangka di balik wajah atasannya yang tampan ternyata dia punya masalah yang begitu pelik.
"Ada apa pak,bukannya ini anak pertama mu pak,kok bisa istrimu meminta cerai?" Tanya Randi dengan wajah yang tidak kalah heran.Padahal dia tau kalau Irwan pria baik dan bertanggung jawab dia tidak menyangka kalau Irwan akan mengalami masalah besar seperti ini.
"Sudahlah kepalaku sangat pusing saat ini aku tidak tau bagaimana menyelesaikan masalah ini sekarang." Jawab Irwan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Terus apa yang bisa aku bantu pak?" Irwan menoleh ke arah Randi dia sempat melupakan permintaanya kepada Randi.
"Ikut aku ke rumah sakit sekarang,dan katakan kepada istriku kalau aku selama beberapa hari ini ada di kantor karena sedang ada kasus yang kita pegang saat ini.Apa kamu mampu?"
"Tenang pak kalau masalah seperti ini aku mampu,serahkan padaku,aku pastikan ibu akan menarik kata-katanya untuk bercerai dengan bapak." Ucap Randi penuh percaya diri dia belum tau kalau Raisa sangat marah kepada suaminya karena sudah begitu banyak menyimpan luka yang sangat dalam di hatinya.
Mereka berdua pergi ke rumah sakit menaiki mobil milik Irwan,Randi memang dekat dengan Irawan karena mereka pernah satu tim untuk menyelesaikan satu misi rahasia.
Sesampainya di rumah sakit Irwan membawa Randi masuk ke ruangan istrinya mereka menaiki lift untuk bisa sampai di lantai atas dari kejauhan Irwan sudah melihat kedua mertuanya yang sedang duduk di luar ruangan istrinya mungkin mereka masih menunggu Raisa.
"Nak Irwan kamu sudah datang?"
"Sudah Bu...Bagaimana keadaan Raisa Bu apa maksud apa dia masih marah kepada ibu dan bapak?" Tanya Irwan dengan nada lesu mungkin dia juga sangat terpukul dengan keputusan Raisa.
"Entahlah ibu tidak berani masuk sejak tadi,tapi kalau kami pulang,perasaan ku semakin tidak enak." Jawab Deden lalu menarik napas berat.
Irwan hannya diam mendengar ucapan ibunya,dia membuka pintu ruangan Raisa disana dia melihat Raisa sedang memangku putri mereka sambil menyusui dan ini pertama bagi Irwan melihat putrinya sejak dia lahir ke dunia ini.
"Sayang...."
"Stop...Jangan mendekat," Raisa menghalangi Irwan yang datang ingin menyentuhnya,sekarang suaminya seperti orang lain baginya bukan karena dia sudah tidak mencintai suaminya tapi hatinya sudah cukup sakit atas penghianatan suaminya selama ini.
Irwan menoleh kearah Randi,dia seakan meminta Randi untuk membujuk istrinya agar hatinya bisa kembali luluh.Salma menoleh ke arah Randi dan Irwan bergantian.
"Siapa teman yang kamu bawa ini,dia kesini mau ngapain? apa dia ingin menjenguk Raisa yang sedang melahirkan?" Tanya Salma sebagai orang tua dia juga tidak ingin anaknya bercerai tapi melihat sikap Irwan yang keterlaluan dari beberapa hari kemarin membuatnya ikutan kesal.
"Namanya Randi Bu,dia satu tim dengan ku di kantor, beberapa hari kemarin aku di kantor bersamanya,karena kami sedang ada tugas khusus untuk menyelesaikan satu kasus yang sangat pelik dan sekarang aku ingin minta mundur dari tim ini,kalian selalu curiga kepadaku jadi aku tidak mau lagi menyelesaikan itu dan mungkin imbasnya aku tidak bisa naik pangkat." Ucap Irwan.
Randi cukup kaget melihat Irwan yang membohongi istri dan ibunya,tadinya dia ingin membujuk Raisa istri seniornya tapi sekarang dia jadi enggan takut terlihat dengan masalah mereka.
Raisa mengabaikan semua ucapan Irwan,entah kenapa hatinya yang paling dalam sudah tidak mempercayai suaminya itu dan baginya semua kata-kata suaminya itu hannya sebuah kebohongan untuk menutupi semua kesalahannya dan penghianatan nya.
"Benarkah,tapi kenapa kamu tidak menjawab panggilan ibu,kamu tidak tau bagaimana perasaan kami waktu itu." Salma sedikit percaya kata-kata anaknya sangat berbeda dengan Raisa yang sudah tau semaunya.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺 🌺