Terpikat Pesona Duda Anak 1

Namun sebelum masuk ke kolam renang, ada sebuah panggilan dari Mike membuat Bara pun mengangkatnya.

[Halo tuan,]

[Ada apa?]

[Tuan, besok ada rapat dengan WP grup tuan.]

[Oke, kamu siapkan semua berkasnya.]

[Baik tuan.]

Setelah itu Bara pun menutup teleponnya, memang sehari sebelum rapat Mike sering sekali menelepon untuk memberitahukannya tentang agenda rapat besoknya.

Namun hanya untuk rapat penting saja, jika tidak penting akan di sampaikan di kantor saja biasanya.

Setelah menelepon Bara pun bersiap untuk berenang, kegiatan kesukaannya jika ada waktu senggang namun memang karena waktunya sibuk dia hanya bisa melakukan pada sore atau malam hari saja.

Bara sedang berenang sekarang dengan hanya menggunakan celana berenang dan membiarkan perut sixpack nya terekspos. (Memang ciptaan tuhan paling sempurna).

Tak heran banyak wanita yang ingin sekali menikah dengan Bara, bahkan banyak juga wanita yang ingin sekedar menjadi one night stand saja dengan Bara.

Meski mereka tahu bahwa Bara adalah seorang duda anak satu namun banyak juga yang tidak senang dengan Daniel karena gara-gara ada sang anak Bara menjadi seorang duda tidak ingin mengenal wanita.

Namun Bara tidak pernah menanggapi jal*ng-jal*ng tersebut karena baginya wanita tersebut adalah wanita murahan tak tahu etika dan tak tau diri saja.

Banyak juga gunjingan-gunjingan yang mereka lemparkan soal Daniel namun Bara tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang menghina sang anak karena Daniel adalah dunianya.

Pernah ada sebuah berita karyawan yang menghina Daniel membuat karyawan tersebut di pecat dan di blacklist oleh Wijaya grup akibatnya dia tidak diterima dimana pun dia melamar pekerjaan karena memang pengaruh nama besar Wijaya grup sudah terkenal seantero negeri.

🥕🥕🥕

Sedangkan Inez masih saja berada di kamar mandi sangat lama. (Biasa perempuan kalau di kamar mandi pasti lama).

Inez berada dikamar mandi dengan rasa was-was pasalnya dia takut jika nanti Bara akan meminta haknya.

Karena hari ini tamu bulanan dari Inez sudah selesai maklum kemarin adalah hari terakhir nya, itu berarti dia harus siap jika Bara memintanya meski ada rasa gugup namun juga malu ketika membayangkannya.

"Aduh kamu ini apaan sih Nez sadar," ujar Inez kepada dirinya sendiri karena memikirkan hal-hal yang aneh.

Hampir satu jam Inez berada di dalam, dia pun keluar dari kamar mandi dengan piyama tidur.

Saat keluar dia tidak menemukan sosok Bara di dalam kamarnya namun terdengar suara air kolam renang.

Byurrrrr

Inez pun keluar melihat apakah Bara ada di luar dengan rambut basah yang hanya di balut oleh handuk kecil di kepalanya.

Dan saat keluar ke arah kolam renang pribadi dia malah melihat bara yang berenang di malam hari yang menurutnya cukup dingin ini.

"Kak gak dingin jam segini berenang?" Inez mencoba bertanya karena hari sudah menjelang malam dan Bara masih saja suka berenang di malam hari.

Bara tak mengindahkan ucapan Inez dan tetap saja fokus dengan berenangnya, dia sudah bolak balik dari ujung tepi kolam renang hingga ke ujung lagi dan beberapa kali.

Karena tak mendapat jawaban dari sang suami Inez pun berniat beranjak dari tempatnya berdiri untuk masuk ke dalam kamar karena ia merasa bahwa suhu semakin malam semakin dingin.

Namun saat akan balik badan tiba-tiba tubuhnya terasa ada yang menariknya sehingga otomatis membuat Inez juga ikut tertarik ke arah berlawanan.

Siapa lagi kalau bukan Bara yang menarik nya, Bara tadi melihat Inez akan pergi dia pun keluar dari kolam renang dan segera menariknya.

Bara sekarang sangat dekat dengan Inez bahkan deru nafas Bara terdengar oleh Inez dan sebaliknya membuat jantungnya berdebar kencang.

"Kak jangan deket-deket ih kakak basah, aku udah mandi nih!" protes Inez memberontak agar Bara tidak mendekatinya.

"Nez lihat saya." sahut Bara mencoba memerintahkan Inez untuk tak menghindari matanya karena Inez dari tadi tak melihat ke arah Bara sama sekali karena ia sangat gugup sekarang.

Setelah mendapat ucapan tersebut Inez pun melihat ke arah Bara dengan ragu-ragu.

"Ada apa sih?" tanyanya dengan ragu-ragu takut menyinggung sang suami.

Namun Bara tak menjawab pertanyaan dari sang istri dan hanya melihatnya terus hingga Bara pun mendekatkan tubuhnya dan menarik pinggang sang istri.

Inez yang tarik pun terkejut dengan tindakan Bara, dia bingung apakah Bara sedang memikirkan sebuah hal penting hingga melihatnya seperti sekarang ini.

"Gak ada apa-apa." sahut Bara.

Inez hanya diam dan sedikit kagok saat Bara mengucapkan hal itu pasalnya tidak ada hal khusus saat Bara menarik pinggang nya tadi.

"Udah ih kakak basa tahu, aku udah mandi dan harus ganti baju soalnya udah basah," ucap Inez dengan nada sedikit kesal namun menurut Bara sangat gemas sekali.

Mereka berdua sekarang sedang berada di tepi kolam renang dan Bara melihat ada kesempatan untuk menjahili sang istri pun memundurkan tubuhnya dan Inez yang masih berada di depannya.

"Kak kamu ngapain?" tanya Inez mulai panik melihat Bara yang mundur perlahan mendekati kolam renang.

"Buka kah tamunya sudah pergi kan?" bisik Bara.

Inez yang mengerti perbicangan sang suami pun sedikit malu dan menganggukkan kepalanya seperti menyetujui apa yang di ucapkan oleh Bara.

Bara semakin memundurkan badannya menuju ke kolam renang sedangkan Inez terus meronta untuk di lepaskan karena jika ia tetap di pelukan Bara maka Inez yakin bahwa dia akan masuk ke kolam tersebut.

Bara menghentikan kakinya membuat Inez rileks karena seperti nya bara hanya menakut-nakuti nya saja.

Namun siapa sangka saat Inez sudah akan pergi lagi Bara malah menariknya hingga mereka berdua masuk ke dalam kolam renang.

Byurrrrr

Benar saja Bara menjatuhkan tubuhnya dan Inez untuk masuk ke kolam renang tersebut tanpa Bara tahu kalau Inez tidak bisa berenang.

Inez mencoba menyesuaikan tubuhnya namun karena dia tidak bisa berenang dia pun kesusahan untuk menyeimbangkan tubuhnya dan Bara yang melihat sang istri seperti kesusahan dalam berdiri dan hampir tenggelam pun dibuat panik dan segera membantunya.

"Nez kamu gak papa?" tanya Bara dengan Inez di pelukannya.

Inez hanya menangis sambil memukul dada dan lengan sang suami namun Bara tidak menghiraukannya dan tetap fokus kepada Inez karena panik.

"Aku bilang jangan kan tadi, aku gak bisa berenang kak!" bentak Inez dengan tetap menangis.

Bara pun segera memeluk sang istri dan menenangkannya.

"Maafkan saya Nez, saya tidak tahu." ucap Bara lirih.

Inez hanya menangis namun tetap memperkuat pelukannya karena jujur dia sangat takut sekali tadi.

"Udah mulai tenang?" tanya Bara dan mendapat anggukan dari Inez meski dia masih dengan sesenggukan.

Mereka berdua masih di tengah kolam renang yang dingin namun karena saling berpelukan membuat air pun tak terasa dingin untuk mereka.

Bara pun mencium kening sang istri secara dalam, dia menyalurkan semua rasa kekhawatirannya tadi kepada sang istri.

Ciumannya turun ke mata, pipi dan bibir Inez, Bara mencium dengan lembut dan terus menenangkan sang istri.

Setelah dirasa Inez kehabisan nafas baru lah Bara pun melepas dan memberi Inez untuk bernafas lagi.

"Kita naik ya," ajak Bara mendapat anggukan dari Inez.

"Iya."

Setelah itu mereka pun naik dari kolam renang dengan Bara yang masih menuntun Inez agar tidak terpeleset dan tidak terjebur lagi.

Sampai di atas kolam renang Bara pun memeluk Inez lagi dan menciumnya secara dalam dengan sangat lembut namun lama kelamaan seperti menuntut.

Bara melepaskan ciumannya dan melihat ke arah Inez secara dalam dan Inez melihat mata Bara yang sangat membara seperti meminta sesuatu yang lebih.

Inez pun hanya menganggukkan kepalanya, dia mengerti apa yang di maksud dengan kemauan sang suami tersebut.

Setelah mendapat anggukan tersebut Bara pun mencium Inez secara menuntut dengan membawanya masuk ke dalam menuju ke ranjang dan membaringkannya.

Mereka seperti lupa apa yang baru saja membuat Inez lupa karena gairah masing masing.

Belum ada cinta yang tertanam namun hanya ada rasa ketertarikan saja, tapi tidak ada yang tau bagaimana nasib pernikahan ini nanti, namun dengan perlahan pasti cinta akan datang bukan.

.

.

Bersambung.....