Ini adalah novel ringan yang terkadang terjadi di kalangan anggota militer, soal kehidupan rumah tangga, percintaan dan pekerjaan dari seorang abdi negara.
Di dalamnya tidak hanya mengisahkan satu cerita rumah tangga, tapi ada beberapa percintaan beberapa orang anggota dan bagaimana penyelesaian pelik saat mereka harus bertatap muka dalam satu lingkungan kerja padahal mereka sedang memiliki masalah pribadi di luar pekerjaan.
Story 1. Tak bisa kita menolak datangnya cinta dan menjatuhkan pada siapa. Saat R. Ranggi Tanuja tiba di Batalyon baru.. hatinya tergerak pada wanita yang salah, tapi takdir Tuhan sungguh tak bisa di tebak. Perasaan sayang itu sungguh semakin besar dan tidak dapat di kendalikan.
Story 2. Berawal dari pertemuan di sebuah angkot.. mereka berkenalan dan Dinar salah menebak pria yang berkenalan dengannya.
Sang om tentara yang awalnya hanya ingin kenal.. akhirnya pun punya benih cinta untuk Dinar.
Tidak ada yang menyangka jalannya cinta om baju loreng.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Gara-gara istri.
"Abaaang..!!!!!" Hana mendorong Bang Ranggi dengan kuat sampai akhirnya ia bisa bergeser dari kungkungan tubuh Bang Ranggi.
"Astagfirullah.. ngawur kowe dek..!!" Bang Ranggi setengah membentak Hana.
Perasaan Hana seketika sedikit terpukul, tapi memang keadaannya saat ini tak mungkin dirinya terus meladeni sang suami karena Cherry terbangun di saat yang tidak tepat. Hana hanya bisa melihat Bang Ranggi sedikit mendesahh, menggigit kecil bibirnya dan mengepalkan tangan dengan kuat. Ia segera menyambar baju kimono nya sebelum Cherry benar-benar jelas melihatnya.
"Bang.. Abang nggak apa-apa?" tanya Hana.
Tak ada jawaban dari suaminya itu dan Hana merasa sangat bersalah.
***
Lewat tengah malam Hana baru saja menidurkan Cherry dan ia kembali ke kamarnya tapi tak ada Bang Ranggi disana.
Hana mencari Bang Ranggi kesana kemari tapi tetap tak ada Bang Ranggi di seluruh rumah.
//
Hana melihat Bang Ranggi sedang membakar sampah di belakang rumah dan melipat kedua tangan dengan sebatang kayu di tangannya.
"Abang masih marah ya sama Hana?" tegur Hana.
"Kenapa belum tidur? Jam berapa ini?" tanya Bang Ranggi tanpa menatap mata Hana.
"Nggak ada Abang" jawab Hana lirih.
Bang Ranggi kembali terdiam tanpa suara dan Hana pahami.. mungkin Bang Ranggi tidak marah padanya, tapi sedang kecewa karena insiden tadi.
Hana menghampiri Bang Ranggi kemudian memeluk suaminya dari belakang.
"Hana minta maaf Bang. Hana salah. Kalau Abang mau lagi.. Hana sudah siap Bang"
Mata Bang Ranggi terpejam sejenak. Memang benar dirinya sangat kesal dengan kejadian malam ini.. bagaimana dirinya yang tengah merasakan malam pertamanya dengan hasratt yang menggebu tapi harus berakhir berantakan.. usai tidak pada tempatnya. Hanya saja tidak mungkin dirinya seemosional itu dan memarahi Hana hanya karena sebuah hubungan badan.
"Abang juga salah, masih belum bisa menekan emosi. Tolong kamu juga maklumi Abang karena masih punya rasa penasaran yang begitu besar. Peralihan dari bujangan ke suami itu nggak mudah sayang" kata Bang Ranggi menekan perasaannya.
"Kita ke kamar yuk Bang..!! Hana ganti yang tadi" rengek Hana sedikit berjingkat karena hatinya gelisah.
"Ya sudah.. kamu tidur saja. Ini sudah hampir pagi. Jaga kesehatanmu...!!" ucap Bang Ranggi terdengar menolak ajakan Hana.
"Abang masih marah khan sama Hana?" tanya Hana.
"Buat apa sih marah hanya karena masalah seperti itu. Kalau masalah masih bisa di bicarakan, untuk apa di besar-besarkan" jawab Bang Ranggi.
"Terus kenapa Abang nolak Hana?" kini hati Hana merasa sangat sedih karena Bang Ranggi menolaknya.
Bang Ranggi akhirnya jujur dan membuka matanya.
"Badan Abang lemes dek. Ngilu semua. Tadii........" tiba-tiba Bang Ranggi ambruk dengan lemas.
"Abaaaaang..!!!!" pekik Hana kebingungan. Ia pun segera memapah Bang Ranggi masuk ke dalam rumah dengan susah payah.
"Sayang.. sebenarnya itu obat apa sih??" tanya Bang Ranggi kesakitan.
:
"Apa sih Han???? Mbak mu mabuk ini lho.." Bang Ares sampai emosi saat Hana terus memintanya melihat Bang Ranggi yang sedang sangat membutuhkan bantuan.
"Abang juga mabuk" pekik Hana sudah luar biasa cemas.
"Mabuk?? Kok bisa?? Masa Ranggi berani mabuk???" Bang Ares terbawa emosi dan segera berjalan menuju rumah Bang Ranggi setelah sejenak menenangkan Dinar.
:
"Macam-macam saja kau Rang.. tidak semua obat cocok di tubuh kita. Kamu alergi tuh" kata Bang Ares.
Bang Ares mencari apapun di rumah Hana sebagai penawar agar Bang Ranggi tidak kesakitan.
"Susu bisa nggak Bang?" tanya Hana ikut bingung.
"Mana sini..!! Lagian darimana Ranggi dapat Yoh**bin?????" tegur Bang Ares.
"Sebenarnya Hana yang pesan Bang.. dari luar negeri" jawab jujur Hana.
"Haaahh.. kamu niat buat Ranggi mangkat????? Itu obat nggak bisa sembarang konsumsi. Abang saja nggak bisa minum" bentak Bang Ares.
"Kamu buat berapa banyak??" tanya Bang Ares.
"Tiga sachet" jawab Hana dengan polosnya.
"Ya Allah Hanaaaa..!!!!!" Bang Ares semakin membentak Hana.
"Sudahlah pot, daripada marah begitu...lebih baik kamu cari penawarnya. Badanku lemas tapi tegang semua. Mau mati aku rasanya." kata Bang Ranggi.
"Mau cari kemana jam segini Rang..!! Malu tau.. cari penawar obat begini."
"Kau cari kemana saja lah, daripada aku mati sia-sia" jawab Bang Ranggi.
...
Bang Ares benar-benar kebingungan. Disatu sisi istrinya sedang membutuhkan dirinya karena tiba-tiba saja mengalami mabuk yang parah tapi disisi lain Bang Ares juga gelisah karena Ranggi, sahabat sekaligus adik iparnya sampai hampir mati karena ulah adik semata wayangnya yang membuat alergi.
"Ijin Dan.. ini obat untuk Pak Ranggi..!!" kata seorang ajudan Bang Ares.
"Oke.. terima kasih banyak ya..!!"
...
"Apa ini overdosis Bang?" tanya Hana cemas sesaat setelah Bang Ranggi meminum obat 'penawar' dari Bang Ares.
"Bukan.. ini jelas alergi. Lain kali kalau urusan seperti ini biar kami para pria yang urus. Kalau kaum kalian yang urus.. inilah hasilnya." jawab Bang Ares sudah emosi di pagi buta.
"Hana khan nggak tau akan berakhir seperti ini Bang" kata Hana berkilah.
"Berhentilah berdebat. Kepalaku pusing..!!" tegur Bang Ranggi yang merasakan tubuhnya tak kunjung stabil.
"Aku pulang dulu. Kau selesaikan berdua..!! Dinar juga masih belum sehat" Bang Ares meninggalkan Bang Ranggi dan Hana.
//
Dinar sudah merasa lebih baik setelah Bang Ares memeluknya. Istrinya itu tidak minta banyak dan hanya ingin mendapat pelukan manja dan hangat.
"Manja sekali sih. Apa anak kita perempuan?" tanya Bang Ares.
"Tapi waktu USG kemarin kata dokter laki-laki khan Bang" jawab Dinar.
"Apa perempuan tomboy????" Bang Ares mulai menerawang membayangkan bagaimana calon anaknya kelak akan bertingkah.
.
.
.
.