NovelToon NovelToon
Pesona Si Gadis Culun

Pesona Si Gadis Culun

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / Balas Dendam / Cerai / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Chicklit
Popularitas:1.8M
Nilai: 5
Nama Author: poppy susan

Kanaya Cempaka, seorang gadis yang sering menjadi target buli dan selalu dihina parasnya yang tidak cantik, culun, hitam, penuh jerawat dan jangan lupa kacamata tebal yang dipakainya menambah kesan kejelekan Kanaya yang hakiki.

Jonathan Dharsono, pria tampan yang sangat membenci Kanaya. Hampir setiap hari Jonathan menghina dan membuli Kanaya dengan kejamnya.

Akibat hinaan dan bullyan yang diterima Kanaya, membuat Kanaya bertekad untuk merubah takdirnya dengan cara merubah penampilannya.

Bagaimanakah reaksi Jonathan saat bertemu kembali dengan Kanaya yang sudah berubah menjadi sangat cantik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehilangan

🍁

🍁

🍁

🍁

🍁

Semua korban dibawa ke rumah sakit oleh pihak Kepolisian untuk di data identitasnya, begitu pun dengan Tuan Krismawan dan Sopandi yang ikut ke rumah sakit.

Rama dan kedua orang tua Kanaya sudah terdaftar dalam korban yang meninggal dunia karena luka yang mereka dapatkan sangat parah bahkan keadaannya sangat mengenaskan.

Setelah dihubungi Sopandi, Wati, Kanaya, Sisi, dan juga Gina segera datang ke rumah sakit. Kanaya sudah lemas apalagi saat ini Kanaya sedang hamil muda.

"Mang, bagaimana keadaan A Rama, Ayah, dan juga Ibu?" tanya Kanaya.

Sopandi hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa sudah dipastikan Kanaya akan merasa terpukul.

"Jawab Mang, jangan diam saja!" teriak Kanaya.

"Kamu yang sabar Nak," seru Tuan Krismawan.

"Maksud Papa apa?"

"Rama dan kedua orang tuamu sudah meninggal."

Jedaaaaarrrrr....

Bagai tersambar petir di siang bolong Kanaya membelalakan matanya, hingga tidak lama kemudian pintu ruangan terbuka dan tiga blankar yang membawa tiga orang yang sudah terbujur kaku dengan ditutupi kain putih pun keluar.

Perlahan Kanaya mendekat dan membuka penutup kain putih itu, Kanaya menutup mulutnya saat melihat wajah suaminya yang terlihat penuh dengan luka tapi sudah dibersihkan.

"A...bangun A, kamu sudah janji akan pulang secepatnya. Bangun A, kamu tidak boleh meninggalkanku dengan anak kita. Bangun A bangun!" teriak Kanaya dengan mengguncangkan tubuh Rama.

"Sabar Kanaya, ini sudah takdirnya kamu harus sabar dan ikhlas menerima semua ini," seru Tuan Krismawan.

Kanaya menoleh ke samping, disana ada dua blankar tangan Kanaya bergetar saat ingin membuka penutup kain putih itu. Kanaya membuka penutup keduanya secara bersamaan, hancur sudah hati Kanaya melihat kedua orang tua yang sangat dia cintai sudah terkujur kaku.

"Ayah, Ibu, kenapa kalian tinggalkan Aya, sekarang Aya sama siapa?"

Gina mengusap punggung Kanaya, hatinya ikut sakit melihat Kanaya rapuh seperti itu.

"Kamu yang sabar Ay, kamu harus kuat."

Kanaya terus saja menangis, dia tidak pernah sedikitpun membayangkan kalau dia akan ditinggalkan oleh tiga orang yang dia sayangi dalam waktu yang bersamaan.

Tiba-tiba pandangan Kanaya buram dan akhirnya Kanaya pun jatuh tak sadarkan diri.

***

Saat ini ketiga jenazah itu sudah sampai di rumah duka, Kanaya hanya bisa menangis melihat ketiga orang yang dia sayangi pergi meninggalkannya.

"Ay, kamu minum dulu ya," seru Gina.

Kanaya menggelengkan kepalanya dengan airmata yang terus mengalir tidak hentinya.

"Ay, kamu harus ingat saat ini kamu sedang mengandung kamu tidak boleh seperti ini kasihan calon anak kamu."

Kanaya memegang perutnya yang masih rata itu, tangisannya kembali pecah.

"Kenapa kebahagiaanku sangat singkat Gin? baru saja aku merasakan kebahagiaan tapi Allah sudah mengambilnya kembali," seru Kanaya.

"Kamu harus sabar Ay, ini sudah suratan takdir dari yang maha kuasa kita tidak bisa mencegahnya."

"Tapi aku belum siap menerima semua ini."

"Masih ada aku Ay, aku akan selalu ada bersamamu kita besarkan anakmu bersama-sama karena dia adalah satu-satunya kenangan yang Pak Rama berikan untukmu."

Kanaya memeluk Gina dengan deraian airmatanya, Gina memang sahabat terbaiknya kalau Gina tidak ada di sampingnya mungkin Kanaya tidak akan bisa sekuat ini.

Akhirnya proses pemakaman ketiganya pun selesai, satu persatu para pelayat sudah pergi meninggalkan pemakaman.

"A, terima kasih sudah memberikan kebahagiaan untukku, terima kasih sudah memberikan kasih sayang dan cinta yang selama ini belum pernah aku dapatkan dari seorang pria, aku sangat mencintaimu A dan aku janji akan menjaga dan membesarkan anak kita."

Kanaya mengusap nisan suaminya, kemudian Kanaya berpindah kepada makam Ayah dan Ibunya.

"Ayah, Ibu, maafkan Aya karena selama ini Aya belum bisa membahagiaakan kalian berdua. Selamat jalan Ayah dan Ibu, kalian pergilah dengan tenang Aya akan menjalani hidup Aya dengan baik kalian jangan khawatir."

Kanaya menundukan kepalanya, pundaknya bergetar hebat merasakan rasa sakit dan kehilangan yang teramat begitu besar dalam hidupnya. Saat ini separuh hidupnya sudah hilang, tapi Kanaya harus tetap menjalani hidupnya dengan baik demi anak yang dikandungnya.

"Aya, kita pulang yuk! sudah sore!" ajak Wati.

Kanaya pun bangkit dan perlahan meninggalkan pemakaman dengan perasaan yang sangat hancur. Saat ini semuanya sedang berkumpul di rumah Sopandi, bahkan Tuan Krismawan pun masih berada disana.

"Kanaya, ini Papa ingin memberikan ini kepadamu," seru Tuan Krismawan dengan menyerahkan sebuah map kepada Kanaya.

"Ini apa Pa?"

"Kamu buka saja."

Kanaya pun membuka map itu dan perlahan membacanya secara teliti. "I---ini.....?"

"Itu adalah sertifikat rumah, Rama sudah lama membeli rumah itu jauh sebelum menikah denganmu, dia berencana ingin memberikan kejutan untuk kehamilan kamu tapi ternyata takdir berkata lain dia harus pergi sebelum memberikan kejutan itu untukmu," seru Tuan Krismawan.

Kanaya kembali meneteskan airmatanya, hatinya terasa ngilu.

"Kamu bisa menempati rumah itu, dan masalah Pabrik itu akan menjadi milik anak kalian tapi sebelum anak kalian berusia 18 tahun, pabrik itu Papa yang urus."

Kanaya hanya bisa terdiam, tangisannya kembali pecah. Kalau boleh Kanaya memilih, Kanaya sama sekali tidak menginginkan rumah dan Pabrik tapi yang Kanaya inginkan hidup bahagia bersama orang-orang yang dia sayangi.

***

Waktu pun berjalan dengan sangat cepat satu minggu sudah semenjak kepergian suami dan kedua orang tuanya, Kanaya pun memutuskan untuk melihat rumah yang sudah dibeli oleh suaminya itu.

Mobil Sopandi pun sampai di depan sebuah rumah besar dua lantai di sebuah komplek perumahan elit di kota Jakarta. Kanaya memperhatikan rumah besar itu dengan teliti, di depan rumah itu ada sebuah taman bunga yang sangat cantik.

"Ini rumahnya Aya," seru Sopandi.

"Rumah ini terlalu besar untuk aku dan anakku, Mang."

"Iya, tapi Rama sudah membelinya untukmu."

"Gin, kamu tinggal disini ya sama aku temani aku," seru Kanaya.

"Iya Ay, aku akan tinggal disini."

Tiba-tiba sepasang paruh baya keluar dari rumah besar itu.

"Selamat pagi, apa anda Ibu Kanaya?" tanya wanita paruh baya itu.

"Iya."

"Kenalkan nama saya Sumi dan ini suami saya Katmo, saya disini sebagai ART dan suami saya sebagai sopir. Tuan Krismawan yang sudah mempekerjakan kami berdua," seru Bi Sumi.

"Ah iya, saya Kanaya Bi."

"Silakan masuk Bu, saya sudah membuatkan sarapan untuk Ibu Kanaya. Kata Tuan Krismawan, Ibu Kanaya sedang hamil jadi saya harus membuatkan makanan yang sehat untuk Ibu dan calon anak Ibu."

"Iya, terima kasih Bi."

Kanaya dan yang lainnya pun masuk ke dalam rumah, Kanaya terlihat melihat-lihat setiap sudut rumah itu kemudian Kanaya pun naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamar utama.

Kanaya terlihat membelalakan matanya saat melihat foto pernikahannya yang sangat besar terpampang di atas tempat tidurnya. Sejenak Kanaya memperhatikan foto itu, hingga tidak lama kemudian suara ketukan pintuk membuyarkan lamunannya.

Tok..tok..tok..

"Bu, ini Bi Sumi."

Kanaya pun segera membuka pintunya dan ternyata Bi Sumi membawa nampan berisi makanan untuk Kanaya.

"Bu, ini ada sarapan untuk Ibu."

"Ya ampun Bi, aku bisa sarapan di bawah bersama yang lainnya."

"Tidak apa-apa biar Bibi bawakan kesini soalnya Ibu sedang hamil muda."

"Oh iya Bi, Bibi tahu tidak siapa yang memasang foto pernikahan itu?" tanya Kanaya.

"Itu yang memasang Pak Rama sendiri Bu."

"Bibi kenal dengan A Rama?"

"Kenalah Bu, rumah ini kan sudah lama Pak Rama membelinya dan selama itu saya dan suami saya yang ditugaskan menjaga dan membersihkan rumah ini. Pak Rama cukup sering datang kesini dan foto itu beliau pasang kalau ga salah sebulan yang lalu."

Kanaya tertegun mendengar jawaban Bi Sumi. "Bibi turut berduka cita atas meninggalnya Pak Rama, dia adalah orang baik. Ibu yang sabar ya dan ikhlaskan kepergian Pak Rama insyaallah Pak Rama ditempatkan di tempat yang baik."

"Amin."

"Sekarang Ibu sarapan dulu, jangan sampai Ibu melupakan anak yang sedang dikandung Ibu."

"Iya Bi, terima kasih."

"Kalau begitu Bibi pamit dulu, kalau Ibu butuh sesuatu panggil saja saya."

Kanaya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. Bi Sumi pun pergi meninggalkan kamar Kanaya, Kanaya melihat foto pernikahannya dan tersenyum kala melihat ekspresi Rama yang seolah-olah sedang tersenyum kepadanya.

"Aku akan makan yang banyak A, supaya anak kita tumbuh sehat," gumam Kanaya.

Kanaya memasukan makanannya ke dalam mulutnya dengan deraian airmata, tidak bisa dipungkiri kalau saat ini Kanaya belum bisa merelakan kepergian suaminya tapi Kanaya harus sadar diri kalau saat ini dia tidak hidup sendiri, ada anak mereka yang hidup dalam perutnya.

🍁

🍁

🍁

🍁

🍁

Maaf ya sosok Rama dihilangkan, karena memang pada dasarnya pemeran utama dalam novel ini Kanaya dan Jonathan bukan Kanaya dan Rama🙏🙏

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

1
kalea rizuky
jo kok. goblok males q
Irfan Dani
kalo sama Rama... rasanya flat aja... kurang tantangan hehehe
Irfan Dani
ini kan perawatan ya bukan operasi plastik... seharusnya perubahan Kanaya yg lebih cantik sdh terlihat perlahan... g instan dlm semalam lagsg berubah... menurutku gt sih hehehe
lily
kenapa aku kasian ke zira,,, dia cinta banget sama Jo , setlh mengejar sekian taun akhirnya terbalaskan tapi cuma krna Jo kasian ,,
lily
apa mungkin semua foto ayahnya alias foto Rama di rumh itu ditaro digudang ?
lily
gak bisa bayangin gmna hancurnya,,,
lily
orang naik knpa cpet meninggal 😫
lily
selamat ya Kanaya,,, anaknya twin nggak yah?
lily
Jo mau ngapain
lily
brrti hidungnya mancung, bulu mata sudah lentik dll trus Kanaya nadanya tinggi juga
lily
wajar sih Kanaya trauma la gmna nggak trauma , dmna dmna di buly terus
lily
untuk pendiskripsian Kanaya menrtku cocok sih krna jngankan untuk beli parfum make up aplgi produk untuk perawatan , hari ini sudah makan aja bersyukur banget
andaikan ibunya Kanaya tau ramuan herbal misal daun beluntas untuk ngilangin bau bdan setidaknya gak parah - parah amat , biasanya di desa ada tanaman itu
lily
pengalaman prtma pernh di fitnah pas masih SMA kelas XII jga, bedanya gak separah Kanaya dan waktu itu temen - temen sekelas bnyak yg percaya sama aku
lily
terlalu ngebully nya ,, haish aku mana bisa digituin 😫
Sri Tati
Luar biasa
Patrick Khan
.kasian arka😞
Lila Susanti: bukannya ada foto pernikahan rama, masa ga kenal muka ayhnya
total 1 replies
Patrick Khan
iku mewek😫
Patrick Khan
.ramaaaaaaa 😩😩
Patrick Khan
.1 tamparan kok q gk puas ya..boleh q bogem aja si jo itu🤬😤
Patrick Khan
mampir kak
Patrick Khan: .udah q flbc kak..heheh.maaf ka.seru baca dr td..gk liat ada notif😁🙏🙏
𝙿𝙾𝙿𝙿𝚈 𝚂𝚄𝚂𝙰𝙽: belum follow akunku ya😭😭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!