⚠️ WARNING⚠️
KHUSUS DEWASA ➕
BANYAK ADEGAN BERBAHAYA
HARAP BACA DENGAN BIJAK!!
Namanya Virus, entah kenapa orang tuanya memberinya nama itu hingga menjadi bahan Bullyan. Dia pun menjadi pembunuh di usia mudanya, dikeluarkan dari sekolah dan ditakuti semua orang.
Hidup sebatang kara sejak kecil, kemudian besarnya menjadi seorang Pembunuh Bayaran. Hingga akhirnya ia jatuh cinta pada seorang wanita yang harus dibunuhnya.
Apa yang akan Virus lakukan? Tetap membunuhnya atau menyelamatkannya? Apakah cintanya akan berakhir untuk wanita itu atau wanita lain yang lebih peduli padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Kecil
Perjalanan ke Los Angeles, Wasabi memakai perjalanan darat dengan menggunakan Mobil Van yang ia sewa dan mobil Virus. Memakan waktu 9 jam lebih 30 menit jika perjalanan normal.
Wasabi, Andi dan Valeria berada di dalam mobil Van, sedangkan yang berada di mobil Virus adalah Diego dan Moza.
Wasabi terus memperhatikan tingkah Valeria, ada sesuatu yang ditutupi wanita ini. Mereka berhenti di sebuah pom bensin. Semuanya turun untuk beristirahat meluruskan kaki dan badan, membuang air kecil ataupun membeli makanan di mini market dekat dengan pom bensin tersebut.
"Virus, ku belikan minuman untukmu terimalah," ucap Moza seraya memberikan minuman dingin pada Virus.
"Aku baru saja minum, taruh saja di mobil,' jawab Virus dingin.
"Diego, ini minumlah. Kau pasti haus," ucap Valeria seraya tersenyum lebar dan memberikan minuman pada Diego yang sedang mengisikan bensin pada mobil Van yang mereka pinjam di jasa rental
"Oh thanks," jawab Diego seraya menerima air dalam kemasan botol yang Valeria beri untuknya.
"Wasabi, Andi ini untuk kalian," ujar Valeria yang juga memberikan minuman untuk teman prianya.
"Terimakasih Nona Valeria," ucap Wasabi
Virus mendekat merasa tak diperhatikan, ia pun meminta bagiannya.
"Minuman untukku mana?" Tanya Virus.
"Bukannya kau tadi menolak minuman yang Moza berikan? Jadi untuk apa aku menawari mu lagi," ucap Valeria
Moza kemudian mendekat dan menatap Virus dengan rasa dongkol. Pria itu tak pernah mau menerima perhatian yang dia berikan. Sementara Wasabi mengamati kisah percintaan mereka. Pria itu mengamati lalu tersenyum setelah mendapatkan jawaban. Ada poin yang ia dapatkan tentu saja pria itu senang.
Pukul 3 sore mereka sampai di Los Angeles. Mereka menginap di sebuah hotel dekat dengan tempat pelelangan barang unik tersebut. Sembilan jam perjalanan yang mereka tempuh karena tidak macet dan sangat lancar.
Sebelum masuk ke kamar masing-masing mereka berkumpul di lobby sebentar.
"Guys tepat pukul 6, kalian langsung naik mobil kita di basemen. Dan pukul 7 kalian semua masuk ke dalam tempat lelang, kecuali Andi. Aku dan Moza sudah harus berangkat kesana jam 5 sore, jangan sampai terlambat," perintah Wasabi yang kemudian mendapat jawaban oke dari semuanya
Moza dan Valeria berada di dalam satu kamar, tetapi yang terjadi mereka saling bertengkar. Untung saja kamar hotel itu kedap suara.
"Wasabi, sebaiknya Moza denganku saja. Aku takut Valeria akan membuatnya hancur," ucap Diego
"Terserah kau saja, memangnya Moza mau sekamar dengan kita berempat?" Tanya Wasabi
"Kalau begitu aku akan pindah ke kamar Valeria," ucap Virus dengan cepat.
"Eiits jangan mengambil kesempatan ya," ujar Wasabi seraya mengacungkan jari telunjuknya pada Virus
"Haha aku bercanda, kalau begitu kita sewa satu kamar lagi. Mereka harus dipisahkan," ucap Virus.
"Baiklah aku akan mengurus kamar mereka," ucap Diego.
"Oke aku akan menemanimu," ucap Wasabi.
Wasabi menemani Diego untuk menyewa satu kamar lagi kemudian mereka ke kamar Moza.
Sementara di kamar Moza dan Valeria sedang terjadi pertengkaran kembali.
"Aku lebih dulu menginjakkan kaki ku di lantai kamar mandi ini, jadi aku yang lebih dulu masuk," ucap Moza
"No no no, aku disana dibutuhkan sebagai tamu undangan, jadi aku harus berdandan dan berias diri secantik mungkin dan itu butuh waktu yang lama. Kau tahu itu kan? So, aku yang lebih dulu masuk ke kamar mandi," ujar Valeria seraya menarik kerah baju Moza untuk keluar dari kamar mandi, tetapi rambut Moza yang terulur panjang ikut tertarik. Moza pun keluar dengan meringis kesakitan.
"Ahhh kau menarik rambutku," keluh Moza kesakitan. Valeria melepaskan cengkeramannya. Kini wanita itu berada didalam kamar mandi. Dan Moza berada di pintu luar kamar mandi
"Oh maaf aku lupa, kau tak pernah berias diri," cibir Valeria seraya menutup pintu.
Moza bukannya tak pernah berdandan, tetapi ia hanya merias dirinya dengan riasan yang sangat tipis.
"Rasakan ini, sakit bukan? Aku harus ke sana pukul 5 sore sedangkan kau pukul 7 malam kan?" Ucap Moza tak mau kalah, ia membalas perlakuan Valeria dan menarik rambut wanita itu sebelum pintu tertutup.
Valeria ikut menarik rambut Moza lagi dan terjadilah pertengkaran. Mereka saling kesakitan dan tak ada yang mau mengalah
Tok Tok Tok
Diego mengetuk pintu, sementara Wasabi berdiri di samping Diego. Pria itu masih memakai rambut palsu, ia sangat menyukai rambut yang diberikan Wasabi.
Ceklek
Valeria membuka pintu dengan rambut yang berantakan. Setelah tahu siapa yang datang ia segera merapikan rambut dan pakaiannya.
"Diego, Wasabi untung kalian datang, Moza terus saja menyakitiku," adu Valeria.
"Itu tidak benar, dia yang memulai semuanya," Moza mendekat dengan rambut yang acak-acakan pula. Ia juga mengadu pada kakaknya dan Wasabi.
"Ambil barang mu dan pindah, aku sudah memesan kamar lagi," ucap Diego pada Moza dengan memandang Valeria jengah.
Moza diam menurut setelah mengambil barangnya dia pun keluar dan Diego mengantarnya. Wasabi masih disana memberikan sedikit nasihat.
"Valeria, tolong jangan ada pertengkaran lagi okey," ucap Wasabi kemudian pergi kembali ke kamarnya. Valeria diam dan hanya mengangkat alisnya dan menghela napas.
Tepat pukul 6 petang, mereka keluar dari kamar. Kamar Valeria berhadapan dengan kamar yang diisi empat pria disana. Diego, Virus dan Andi sudah berada didepan kamar menunggu Valeria. Sementara Wasabi dan Moza sudah lebih dulu berangkat.
Ketika Valeria keluar, ketiga pria itu terpana akan kecantikan Valeria ditambah lagi saat Valeria membelakangi mereka mengunci pintunya. Membuat mata ketiganya terpaku sejenak.
Valeria memakai balutan gaun busana yang terbuka di belakang. Punggungnya terlihat sangat seksi seakan-akan menggoda mereka yang melihatnya.
"Hey kalian melihat apa? Ayo!" Ajak Valeria kemudian berjalan duluan ke depan. Andi mengikutinya terlebih dahulu sementara Virus dan Diego masih terpaku ditempatnya.
siapa yang bekap mulut wasabi tuh 🏃🏻♀️
mataku ternodai 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️😂
banyak yang ingin aku katakan tapi masih nyangkut entah dimana karena pikiranku lagi ruwet 😄😄
pokoknya terima kasih ya 😙
malah sempet di cemburuin tuh