Pangeran Alvero si bad boy paket komplit SMA Sanjaya
Ganteng? Udah Pasti Dong
Pinter? Genius malah
Tajir? Gak usah ditanya. Sikapnya? Cool banget, atau justru terlalu dingin? Ice Prince loh julukannya.
Kemudian sifat POSSESSIVE-nya muncul ketika ia jatuh Cinta kepada Zea Carista Cewek ketua ekstrakulikuler modern dance yang punya senyum memesona.
Dengan mudahnya, Pangeran mengklaim bahwa Zea itu miliknya. Zea yang notabene hanya mengenal nama Pangeran langsung tak terima
Tapi sayang, Pangeran yang tidak pernah ditolak sekalipun dalam hidupnya tetap akan menjadikan Zea miliknya. Sampai kapan pun
Bagaimana kisahnya ya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tania22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 35
Zea naik ke tempat tidurnya dengan tubuh yang terasa lemas. Matanya sembab dan hidungnya terasa mampat
Di Pelukannya Boneka beruang raksasa yang dulu diberikan Pangeran. Zea memeluk benda itu kuat-kuat, seolah berharap yang dipeluknya itu ada Pangeran bukan boneka
" Pangeran, kamu Pasti sembuh kan " gumamnya tidak jelas
ibu Zea yang mengintip sedari tadi merasa hatinya teriris melihat anak sulungnya bersedih. segera ia menghampiri Zea dan menyelimutinya
" Zea, kamu udah salat kan ? sekarang kamu tidur istirahat jangan nangis terus,"
Zea mengganguk
" Ya udah, kamu tidur ya, Tapi Jangan lupa, daripada kamu nangis terus mending kamu berdoa, "
Zea mengganguk lagi dan memejamkan matanya Perlahan
ia ingin Pangeran kembali sembuh
kembali senyum kepadanya dengan hangat
kembali bersikap Posesif
kembali Padanya dengan sikap yang selalu manis
...°°°°...
Zea terbangun dengan kepala terasa pusing. Rasanya bumi berputar dan ia kehilangan keseimbangan
Diliriknya jam kecil di atas nakas yang menunjukkan jam enam tepat. ia baru ingat kalau hari ini ia harus sekolah Dan harus teringat Pangeran yang kini terbaring di rumah sakit
Rasa hampa segera ia rasakan. Biasanya Pangeran sudah ada di halaman untuk menjemputnya dengan lambaian hangat dan lambaian tangan yang menyenangkan Ah, Zea merindukan Cowok itu
Dan kenyataan bahwa Pangeran berada di rumah sakit membuat rasa hampa tadi menjadi sesak.
Zea memilih untuk segera bersiap-siap pergi ke sekolah, tetapi hatinya ia sangat ingin waktu berjalan dengan cepat. sehingga sepulang sekolah nanti ia bisa pergi di rumah sakit dan menemui Pangeran. Zea menyesal kemarin ia hanya memberikan nomornya Pada si dokter tanpa meminta nomornya
Ketika sedang bersiap-siap, Pintu kamarnya diketuk dan dibuka seorang perempuan sebayanya
" Pagi Zea, "
Zea sedang menyisir rambutnya menoleh. Ternyata Dea
" Pagi, Dea, " balasnya
" Lo enggak pa-pa kan, Zea "
Zea menghela nafas, " Bohong kalo gue bilang enggak pa-pa, Dea Jujur, gue khawatir banget sama Pangeran, "
Dea hanya tersenyum tipis menanggapinya Lalu ia memandang boneka beruang raksasa yang ada di kamar Zea
" Bonekanya gede banget, Zea lucu banget,"Candanya ia ingin membuat Zea tidak sedih lagi. tetapi ternyata caranya salah
" itu dari Pangeran, "
Dea tampak kikuk dan meringis, " Maaf,"
" Dea kayaknya perform yang kolaborasi itu gue enggak ikutan deh, "
Dea mengerutkan dahinya, " Lo ? kenapa,"
" kalaupun iya, pasti gue enggak bakal pasangan sama Pangeran dan kayaknya gue enggak bisa terus-terusan latihan Soalnya gue mau deket sama Pangeran terus,"
Dea mengganguk paham, " Ya udah, sekarang lo enggak usah mikirin yang dulu. Fokus ke Pelajaran hari ini sama Pangeran, Oke,"
Zea Tersenyum, " Thanks, Dea, "
" Enggak usah makasih gitu ah, Kayak ke siapa saja. sekarang mending lo Turun terus makan Rani sama Marissa Kayaknya bakal ke sini juga. lagian elo biasanya kuat enggak lembek kayak gini,"
Tapi Dea tertegun ketika Zea meneteskan air matanya. Apa Ucapannya tadi ada yang salah ?
" Lo, Zea ? Kok malah nangis Lo masih khawatir sama Pangeran, "
" Air mata gue yang ini karena gue bersyukur punya kalian yang ada di saat gue susah, "
Dea segera memeluk sahabatnya itu
" Itu gunanya sahabat, "
Hampir satu menit mereka berpelukan. Lalu Dea melirik jam tangannya dan melepaskan Pelukannya
" Udah yuk turun nanti kita telat,"
Zea mengangguk dan membawa tasnya
Di lantai bawah ternyata Sudah ada Rani dan Marissa yang sedang duduk anteng di depan televisi. ketika melihat Zea dan Dea turun keduanya melambaikan tangan
" Pagi Zea, "
" Pagi, "
ibu Zea yang berada di dapur mengintip sebentar, lalu menarik anaknya ke meja makan
" kamu harus sarapan, jangan mikirin Pangeran dulu. Nanti Pulang sekolah kamu boleh di sana, "
Zea menyuapkan sesendok nasi dan mengangguk
ia berharap bisa seperti itu. Tidak terlalu memikirkan keadaan Pangeran dan bersikap tenang tetapi ia tidak bisa Hatinya sudah terjerat Pada Pangeran
" Ya ampun, Zea Pelan-pelan !" keluh Rani ketika temannya itu berlari setelah guru Pelajaran terakhir keluar dari kelas
" Zea, sabar, Zea kita anterin Lo "
Zea menghentikan larinya dan menarik nafasnya dalam-dalam, Tetapi tepat setelah itu, beberapa siswi perempuan mendekatinya
" Pangeran sekarang gimana,"
" kenapa dia bisa babak belur "
" Pasti elo kan Penyebabnya ? kali ini Sinta yang bersuara Orang yang sama dengan yang mendorongnya ke toilet
Merasa jengah mendengar itu, Zea hanya mendengus," Kalian bisa diem enggak, sih ,"
" Sopan banget Lo ya "
kepalang emosi, Zea mendorong bahu Sinta
" Enggak, usah banyak ngomong bisa, enggak sih ? Hak Lo apa nanya-nanya terus sama gue, "
" Udah berani nyolot ya Lo sekarang "
" Zea Udah Please, " Pinta Marissa yang tidak ingin terjadi keributan di sore hari itu
" Zea, Lo enggak lupa kan kalo kita mau ke rumah sakit jenguk Pangeran, " tanya Sheila sambil menarik Zea ke Parkiran
" Maaf, gue kepancing emosi, "
Sinta dan teman-temannya hanya berdecih tidak suka
Tepat saat mereka memasuki area Parkiran Zea dihadang Vino. Cowok itu terlihat sedang bersiap-siap untuk Pergi dan ia tidak memakai seragam sekolah
" Hmmm Zea, gue minta maaf, " Ucapnya ketika Zea tepat berada di depannya
Zea hanya diam karena tidak tahu harus merespons seperti apa
" ini memang salah gue, Zea, Tapi gue mohon Lo maafin gue ya ? Sekarang gue bakalan Pergi kok, Gue enggak bakalan lagi ganggu hubungan Lo sama Pangeran,"
Zea mendongak ketika Vino mengatakan kata Pergi
" Iya gue dikeluarin. jadi gue bakal Pindah sekolah Thanks ya, Zea selama ini Lo mau jadi teman banci kayak gue," Vino memaksakan senyumannya
" Gue maafin elo Vino, Tapi gue harap Lo enggak ngelakuin hal bodoh lagi, " kata Zea, berlalu memilih masuk ke dalam mobil Dea
Vino tersenyum miris, matanya tak lepas dari Zea
" I know your II never be mine, but it's nice to imagine,it , " gumamnya sedih
Zea dan ketiga sahabatnya langsung berangkat ke rumah sakit
Setelah sampai, Zea segera masuk dan mendapati dokter yang kemarin sedang duduk sambil berbincang-bincang dengan seseorang. Pembicaraan itu tampak serius Terlihat dari raut wajah mereka Setelah mendekat Zea baru menyadari bahwa lawan bicara dokter itu ayahnya Pangeran
Si dokter menoleh melihat Zea dan ketiga temannya berjalan mendekat. ia tersenyum sekilas, " kamu yang kemarin ya "
Zea mengganguk
Ayah Pangeran bangkit dan berdehem sebentar, " Pangeran sudah bangun tadi Pagi. Dia terus-menerus nanyain kamu,"
" Oh, iya gegar otak yang dialami Pangeran, Untung saja tidak menyebabkan Pangeran koma Tetapi dia butuh istirahat yang Cukup Tolong jangan paksakan dia berpikir terlalu keras, " kata dokter
" Tetapi sebentar lagi dia melaksanakan ujian, " sanggah Ayah Pangeran
" Itu sebulan lagi, bukan ? Semoga aja dalam rentang waktu itu keadaan Pangeran bisa membaik, Tetapi seperti yang saya katakan tadi, jangan diPaksakan, " kata si Dokter
Zea Pun mengangguk Paham
" Pangeran ada di kamar melati A di lantai tiga, " Ucap Dokter itu Pada Zea, yang langsung membuat Perempuan itu mengganguk terima kasih
" Kalo gitu saya mau ke sana ya, Dok Om," Pamitnya sambil membungkuk sopan
Setelah Zea Pergi Keduanya kembali berbincang. salah satunya mengenai topik Pangeran yang akan pergi ke Amerika serikat dan apakah ada efeknya jika Pangeran melakukan itu dengan kondisinya
Di depan kamar Pangeran, Zea menatap temannya sebelum masuk. mereka mengangguk menyemangati Seolah berkata Lo- Cepetan-masuk-kita di-luar-aja
Mata Zea segera terkunci ke tubuh seorang anak laki-laki yang terbaring di tempat tidur rumah sakit. Matanya terpejam dan tampak alat di sekeliling tubuhnya sebagai sarana perawatan intensif
Zea kemudian mengedarkan pandangannya di ruangan itu. kamar itu sangat mewah untuk ukuran pasien. ia tidak ragu mengatakan bahwa ayah Pangeran memilih yang terbaik untuk anaknya
Dengan langkah lambat Zea menghampiri Pangeran Matanya terasa memanas lagi. selama ini ia sangat jarang menangis. Tapi mengapa jika berhubungan dengan Pangeran begitu mudahnya ia meneteskan air mata ? Zea kadang-kadang tidak mengerti apa yang terjadi padanya
Wajah Pangeran yang masih lebam terlihat damai. Nafasnya terdengar teratur yang menandahkan bahwa ia sedang tidur. Zea berdiri seolah tubuhnya kaku untuk digerakkan ia masih merasa bersalah dengan keadaan Pangeran semua ini terjadi karena salahnya
Zea kemudian teringat pertemuannya dengan Vino tadi. ia meminta maaf memang sudah seharusnya Vino melakukan itu.
Cukup lama Zea hanya duduk di kursi di samping tempat tidur. Matanya memandang Pangeran tetapi Pikirannya terus melayang. ia berharap Pangeran segera bangun, tersenyum kepadanya dan mengatakan bahwa ia merindukannya
sepuluh menit berselang Pangeran membuka matanya. ia menoleh dengan susah Payah dan melihat Zea yang sedang menunduk dan terlihat muram. Entah mengapa senyuman malah mengembang. mungkin karena ia senang Zea tetap berada di sisinya ketika ia dalam seperti ini
Tiba-tiba rasa nyeri kembali menyerang, membuatnya meringis Pelan. ia ingin mengucapkan sesuatu. ia juga ingin duduk tetapi tubuhnya terasa sakit
Zea mendongak ketika samar-samar mendengar suara seseorang. Matanya segera melebar ketika melihat Pangeran sudah bangun dan sedang menatap ke arahnya rasa bahagia yang tidak bisa digambarkan menjalar di hatinya jujur saja ia tidak merasa sesenang ini
" Pangeran, " Panggilannya dengan suara lirih
" aku seneng kamu ada di sini, Zea, " balas Pangeran dengan senyum hangat yang dipaksakan
Zea tersenyum lebar, Tetapi air matanya malah menetes mungkin air mata haru. ia ingin sekali memeluk Pangeran tetapi ia ingat bahwa cowok itu patah tulang rusuknya
" Iya, Pangeran aku di sini kamu kenapa bikin aku khawatir sih ,"
" Maaf, "
" Kamu enggak ngerasa sakit apa Pun,kan ? Enggak, sesak kan ? Enggak Pusing kan, " cerocos Zea dengan degup jantung yang tak terkontrol
" Nanyanya satu-satu, Zea jutsru itu yang bikin aku pusing, "
Zea meringis, " Maaf Apa Perlu aku Panggilin dokter "
Pangeran menarik nafasnya dalam-dalam karena merasa sesak, " Nggak Perlu kamu diem aja di sini temenin aku ,"
Zea melihat tangan Pangeran yang terangkat seperti ingin. meraihnya Dengan cepat ia menggenggam tangan Cowok itu dengan erat
Pangeran tersenyum tipis dan memejamkan matanya kembali menikmati kehangatan genggaman Zea," Maaf aku Udah bikin kamu khawatir ya, Zea"
" kamu bangun aja udah bikin aku seneng lagi kok, Pangeran, "
" Oh, iya Zea selama aku di sini kamu enggak berinteraksi sama Cowok lain kan ? tanya Pangeran
Zea malah tertawa
sempat-sempatnya Pangeran bersikap Posesif di saat seperti ini, tetapi entah mengapa ia menyukai itu
" Hari aku ngobrol sama lima Cowok
sekaligus Lo, Pangeran, "
Pangeran membuka matanya Perlahan lalu menoleh, "Aku Enggak suka kamu kayak gitu, Zea, " geretunya Dingin," siapa aja mereka,"
" Pak Widodo guru bahasa Indonesia, Tukang Parkir rumah sakit, Papi kamu dokter sama ... Vino, " Zea sebenarnya agak ragu menyebutkan nama terakhir, tetapi ia harus jujur bukan ?
" Ngapain dia ngomong sama ak- akh,"
Zea merasa khawatir karena Pangeran mengerang kesakitan
" Aduh Pangeran, kamu Jangan emosi kayak gini kamu jadinya ngerasa sakit, kan ? kata Zea dengan cemas, " sekarang kamu mending istirahat lagi. Aku enggak bakalan Pergi kok, ya ? Jangan maksain keadaan kamu, "
Pangeran menurut kata-kata Zea, walaupun ia masih ingin menanyakan banyak hal. Rasa Pusing yang mendera kepalanya memaksa Pangeran untuk menyerah
" kamu enggak usah khawatir, Pangeran aku Cuma sayang sama kamu, " bisik Zea sambil mengusap rambut Pangeran dengan lembut
Pangeran Tersenyum. Ucapan Zea membuatnya senang tak terkira. Beberapa saat kemudian ia tertidur kembali Tangan menggenggam erat tangan Zea
upss🤭😂😂😂