Bagaimanakah jika bisa menyewa gadis cantik untuk jadi pacar sehari? Hanya dengan membayar segepok rupiah, sudah bisa menyelesaikan masalah anak muda yang di jodohkan atau bahkan hanya untuk have fun saja.
Keira, dialah gadis cantik belia yang menjadi pencetus ide bisnis unik ini bersama kedua sahabatnya. Tujuan bisnis yang awalnya demi meraup rupiah, jadi meleset kala bertemu dengan seorang anak kecil yang ingin menyewanya menjadi Mama dan sekaligus istri sewaan untuk Papanya. Akankah tugas kali ini sukses atau jadi merubah hidup Keira?
Cussss, ayo segera berkelana ke dalam hidup Keira!!!
Jangan lupa juga follow IG @dydyailee536 makasih 🙏❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 Skenario 1
Keira kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar Kevin. Keira membuka kamar Kevin begitu saja. Kamar yang sangat luas bahkan lebih luas dari kamar Marvel.
''Wah, ini kamar apa lapangan sepak bola?'' gumam Keira dengan pandangan yang mengedar di setiap sudut ruangan.
''Marvel, kamu dimana? mama sudah disini?'' panggil Keira. Namun tidak ada jawaban dari Marvel. Ranjangnya pun kosong dan tampak berantakan.
''Kemana Marvel?'' gumam Keira. Keira kemudian menuju sebuah pintu kamar mandi. Dan ada suara gemericik air di dalam sana.
''Pasti Marvel sedang mandi.'' Gumam Keira.
''Lebih baik aku tunggu dia disini saja. Toh si tuan keras kepala itu tidak disini.'' Gumamnya lagi. Keira memilih duduk di sofa sambil menunggu Marvel keluar dari kamar mandi. Namun sebenarnya yang berada di kamar mandi itu adalah Kevin. Mendengar gemericik air berhenti, Keira segera mendekat ke arah pintu kamar mandi. Ia ingin menggoda Marvel dengan mengagetkannya. Keira sudah bersiap di depan pintu untuk menyambut putra pura-pura.
CEKLEK!
''Selamat pagi, anak mama!" sapa Keira dengan senyum lebarnya sambil merentangkan kedua tangannya.
''Aaaaaaaaaa......!" teriak Keira dan Kevin dengan kompak. Keira pun segera berbalik saat melihat Kevin hanya menggunakan handuk yang melilit pinggangnya.
''Ka-kamu ngapain disini?'' tanya Kevin dengan suara meninggi.
''Saya pikir Marvel, tuan. Katanya Marvel ada disini,'' kata Keira terbata.
''Tutup matamu! dasar mesum! pasti ini alasanmu kan? kamu modus kan?'' sentak Kevin.
''Siapa yang mesum, saya mana tahu!''
''Ya udah, keluar sana!" bentak Kevin. Keira pun memilih berjalan miring membelakangi Kevin. Namun saat ia membuka gagang pintu, pintunya tidak bisa. Berkali-kali Keira berusaha membukanya namu tetap tidak bisa.
''Untuk apa masih disitu?''
''Ini tidak bisa tuan. Tidak bisa di buka, bagaimana ini?''
''Sini-sini biar aku buka. Memangnya kamu itu tukang modus.'' Gerutu Kevin sambil berjalan mendekat ke arah pintu.
''Kenapa tidak bisa sih? ini kode kuncinya juga tidak berfungsi.'' Ucap Kevin yang terus ngedumel sambil terus memutar gagang pintu.
''Bi Nani! Mbak Rima! siapapu yang berada di luar, cepat buka pintunya!" teriak Kevin sambil menggedor pintu kamarnya. Tentu saja tidak bisa di buka karena Marvel yang mengganjal gagang pintu itu dengan sapu. Keira masih tetap membelakangi Kevin sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
''Ini pasti akal-akalan kamu kan? kamu ingin menjebakku terus kamu mengancam aku dan mau memeras ku. Iya kan?''
''Siapa juga yang mau menjebak tuan. Sekalipun pria di dunia ini tinggal anda, saya juga tidak mau. Bawel dan kepala batu.''
''Berani ya bilang seperti itu? itu ngapain tutup mata segala? bukanya sudah terbiasa melayani pria tanpa menggunakan pakaian? sok-sokan lugu lagi.''
Kali ini Keira benar-benar tidak tahan dengan ocehan Kevin. Berkali-kali Kevin merendahkannya, Keira tetap diam tapi kali ini Keira akan melawan. Keira lalu berbalik mengahadap Kevin. Ia justru dengan sengaja mempunyai ide untuk menggoda Kevin. Keira menatap Kevin tajam, ia lalu melempar tasnya sembarangan serta membuka sweater warna kuning yang ia kenakan. Kini Keira hanya mengenakan tank-top dengan celana jeansnya. Kevin terbelalak kaget melihat apa yang ingin Keira lakukan.
''A-apa yang mau kamu lakukan?'' tanya Ke in tergagap sambil berjalan mundur.
''Kata anda, saya ini wanita sewaan. Wanita modus, wanita yang suka melayani para pria bahkan berkencan dengan banyak pria. Apa saya salah memanfaatkan kesempatan ini? saya akan melakukan apa yang anda katakan. Menjebak anda dan memeras anda, bagaimana?'' ucap Keira dengan tatapan seolah ingin menerkam dan mengunyah Kevin sampai tak bersisa. Keira terus melangkah maju dan Kevin pun terus mundur.
''Kamu mau memperkosa aku?'' tanya Kevin tergagap. Kevin merasa bingung bagaimana melindungi tubuhnya yang bertelanjang dada itu.
''Kalau iya, kenapa? itukan yang anda pikirkan tentang saya? kenapa? anda takut?'' kata Keira yang terus mendekat kearah Kevin. Sampai akhirnya Kevin terpojok di ranjang dan ia tidak bisa lari.
''Pergi!" bentak Kevin.
''Tidak mau!" ucap Keira dengan semakin menantang.
''Aku tidak terbiasa kasar dengan perempuan ya?''
''Ya udah sekarang kasar saja kalau berani!" tantang Keira sambil bertolak pinggang. Kevin lalu mendorong Keira.
''Cuma segini saja kekuatan anda?''
''Sudah aku bilang, aku tidak bisa kasar dengan perempuan.''
''Yakin? tapi sikap dan ucapan anda selalu kasar dengan saya. Lalu apa bedanya?'' Keira lalu mendorong Kevin sekuat tenaga sampai Kevin terjatuh di atas tempat tidur. Keira lalu menaikkan satu kakinya di atas tempat tidur.
''Saya juga bisa kasar tuan!" ucap Keira seperti seorang preman yang sedang memalak.
''Gadis ini semakin berani saja, dia pikir aku tidak bisa melawannya.'' Gumam Kevin dalam hati. Kevin lalu menarik tubuh Keira dengan kasar, sehingga kini tubuh Keira benar-benar di atas tubuh Kevin yang tengah bertelanjang dada. Keira mencium aroma tubuh Kevin yang harus. Apalagi kedua telapak tangannya meyentuh dada bidang Kevin yang tampak kekar itu. Keduanya saling memandang dan menatap sejenak.
''Kamu pikir, aku tidak berani?'' tantang Kevin sambil mengunci tubuh Keira. Kevin melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Keira.
''Lepaskan aku, tuan! awas ya jangan macam-macam!"
''Coba saja lepaskan kalau bisa!" kata Kevin dengan senyuman meledek. Keira terus mencoba meronta dan melepaskan tubunya, namun tangan Kevin terlalu kuat.
''Baiklah, terpaksa aku harus melakukan ini,'' gerutu Keira dalam hati. Keira lalu menggigit dada bidang Kevin, seketika Kevin tercekat dan berteriak.
''Aaaaaa....!" teriak Kevin kesakitan. Akhirnya Keira bisa melepaskan tubuhnya dari Kevin.
''Maaf tuan!'' kata Keira dengan senyuman meledek.
''Hei, awas kamu ya? lihat dadaku memerah karena gigitanmu!" teriak Kevin sambil mengusap dadanya yang terasa sakit.
''Siapa suruh melawanku!" Keira lalu berusaha membuka pintu namun masih saja tidak bisa.
''Ini bagaimana pintunya tidak bisa di uka? masa iya orang kaya pintunya bisa rusak.''
''Rusak itu hal yang lumrah.'' Kevin kemudian beranjak dari ranjangnya dan segera menuju walk in closet untuk memakai pakaian. Tidak aman baginya berlama-lama bersama dengan Keira dalam keadaan seperti itu karena ia sendiri memikirkan ancaman dari Keira. Keira lalu memungut sweater dan memakainya kembali tak lupa tas yang ia lempar sembarangan. Keira putus asa dan terduduk di depan pintu sambil memeluk kakinya.
''Kenapa bisa seperti ini? lalu, apa yang baru saja aku lakukan pada tuan Kevin? sungguh memalukan. Habis mau bagaimana lagi, dia selalu berpikir buruk tentangku. Bodoh dan memalukan sekali kamu, Kei.'' Gumam Keira sambil memukuk kepalanya.
''Marvel, tante disini! bantu tante buka pintunya!" teriak Keira sambil menggedor pintu itu lebih keras.
''Marvel! buka, Marvel!" teriak Keira lebih keras. Ceklek. Pintu pun terbuka. Marvel sudah berdiri di ambang pintu.
''Syukurlah pintunya bisa terbuka. Kamu darimana? kata Mbak Rima, kamu disini.''
''Iya aku disini tapi aku tadi kekamar mandi sebelah karena perutku sakit. Soalnya papa lagi mandi dan pintunya tadi macet. Tadi aku dan Pak Wahyu mencoba memperbaikinya. Apa terjadi sesuatu di dalam?'' tanya Marvel.
''Maksud kamu? kan papa di dalam.''
''Ti-tidak ada apa-apa. Tante hanya diam saja sedari tadi,'' bohong Keira.
''Sudah, ayo kita sarapan ya.'' Keira kemudain mengajak Marvel menuju ruang makan. Kevin yang baru saja selesai bersiap terkejut melihat Keira sudah tidak tidak ada disana. Ia menghela nafas lega saat melihat pintu kamarnya telah terbuka.
''Sudah ku duga, dia pasti modus. Dia pasti dengan sengaja ingin menyentuhku dan memanfaatkan ku. Aku harus memastikan kalau barang-barang dikamar ku aman dan tidak ada yang hilang.'' Gumam Kevin sambil memeriksa isi kamarnya.
Bersambung.... Mohon di maklumi ya kalau ada typo2 😆😆🙏🙏