Kisah perjalanan seorang manusia yang di anggap biasa bahkan lemah hingga mampu menjadi seorang penguasa alam semesta...
Satu hal yang selalu ia yakini adalah...
Tak perlu menjadi orang lain yang terlihat sangat hebat untuk membuktikan diri...
Cukup menjadi diri sendiri apa adanya dengan penuh tekad dan semangat juga perjuangan menggebu maka apapun yang ingin di capai akan tercapai...
Dan juga tak perlu membanggakan segala pencapaian tersebut sebab itu hanyalah anugrah, cukup diri sendiri dan orang yang tulus yang mengetahuinya jangan orang lain...
Sebab orang lain hanya mengetahui hasil dan tak menghargai proses yang dijalani...
orang lain hanya sebatas memanfaatkan pencapaian diri kita tanpa mau tau apa yang terjadi...
Ciptakanlah duniamu sendiri...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kangduda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memberi Pelajaran
Boomm
Ledakan yang tidak terlalu besar terjadi telapak Fan Zu menyambut telapak Fan Heju, kali ini Fan Zu hanya menggunakan 15% kekuatan fisiknya saja. Benar saja, itu membuat Fan Heju terseret lumayan jauh dengan terdapat luka di tangannya, sedangkan Fan Zu masih berdiri dengan senyum yang masih di pertahankan.
Fan Heju bangun dengan tertatih dan meminum pill yang membuat luka di tangannya perlahan pulih, dalam hatinya ia berkata 'sial...sial kenapa aku kalah begini, atau karena aku terlalu meremehkannya dan tidak menggunakan kekuatan penuhku?'.
"Sen'er, bantu kakak," ucapnya kepada Fan Sen, dia meminta bantuan dengan berkata langsung sebab dia yang di tingkat Transformasi king masih tidak bisa mengirim telepati, hanya yang di tingkat King Elit ke atas yang dapat melakukannya.
"Baik kak," sahut Fan Sen mengambil sikap bertarung,
Tidak sampai satu tarikan nafas, kedua kakak beradik itu kembali menyerang Fan Zu secara bersamaan. Kali ini Fan Heju mengerahkan kekuatan penuh juga teknik dan jurus terkuatnya, begitu juga dengan Fan Sen yang tidak mau kalah untuk membuktikan kekuatannya dapat di andalkan.
Fan Zu yang masih berdiri menyambut serangan mereka dengan hadangan dan menghindar, dia tidak memakai teknik dan jurus apapun hanya menggunakan kekuatan fisik yang di naikkan sedikit menjadi 25%.
Pertukaran serangan terus berlangsung hingga membuat beberapa tanaman dan pohon yang berjarak dekat dengan mereka menjadi rusak, Fan Heju dan Fan Sen tidak memperdulikan itu semua karena yang mereka saat ini berfokus untuk menumbangkan Fan Zu.
Teknik Pembunuh
Jurus Jari Maut bagian Kedua : Jari Menusuk Daging
Teknik Pembunuh
Jurus Jari Maut bagian Kesatu : Jari Pencari Maut.
Keduanya merapalkan Teknik dan Jurus andalan yang memang itulah Teknik dan Jurus andalan yang sama sama di kuasai karena memiliki satu guru, kombinasi mereka berdua sangatlah berbahaya jika yang berhadapan dengan mereka adalah orang biasa. Sebab Fan Sen bertugas mencari celah di titik vital dan Fan Heju yang akan mengeksekusi dengan menusuk titik vital yang di temukan oleh Fan Sen.
Fan Zu masih terus mengelak tak mau membalas serangan, dengan sengaja dia melakukan hal tersebut untuk menguras stamina dan energi kedua lawannya itu. Sesekali dia memblokir serangan dengan tapaknya dan menghindar jika tidak sempat menghalau, bukan karena lemah atau tidak mau melawan tapi karena dia ingin mempermainkan mereka berdua dan menguras tenaga mereka.
Meskipun Teknik dan Jurus kedua lawannya lumayan berbahaya itu tidak berlaku baginya, jangankan serangan tapak biasa seperti ini, senjata saja tidak mampu menggoresnya terkecuali orang yang berada di tahapan To God.
Benar saja, keduanya menjadi kelelahan dan nafas tersengal sengal setelah hampir satu jam terus menyerang Fan Zu dengan berbagai teknik dan jurus yang membuat tenaga dalam mereka terkuras, keduanya berhenti untuk sementara sambil mengatur nafas dan Fan Zu membiarkan mereka melakukan itu.
"Apakah hanya segitu kekuatan kedua Tuan muda?" Fan Zu bertanya tapi memasang senyum penuh arti.
Kedua Tuan muda keluarga Fan yang mendengar itu saling melirik memastikan pendengaran mereka tidak salah, sebab baru kali ini mereka mendapat perlakuan demikian. Kehormatan yang selama ini mereka dapatkan dari status mereka membuat tidak ada satupun yang berani meremehkan ataupun mengolok kekuatan mereka, sungguh hari yang sangat sial bagi mereka hari ini karena bertemu dengan orang dengan beraninya membuat mereka dalam keadaan seperti ini.
"Ba****an sia***, kami berdua adalah Tuan muda keluarga Fan yang terhormat. Berani sekali kau menghina kami," makian Fan Sen.
"Ah tidak.. tidak, aku tidak berani menghina Tuan muda yang terhormat. Aku hanya bertanya saja apa hanya segitu kemampuan Tuan muda terhormat? Aku Fan Zu yang kalian bilang adalah sampah saja tidak bisa kalian sentuh apalagi melukaiku, jadi jika aku sampah Tuan muda terhormat di sebut apa?" Fan Zu kali ini bukan sekedar bertanya tapi dia memprovokasi amarah kedua Tuan muda keluarga Fan tersebut.
"Ban***t e**an, mati!" Teriak Fan Heju yang emosinya memuncak langsung menyerang Fan Zu tanpa perhitungan lagi, pedang yang sebelumnya ia simpan kini ia keluarkan dan dengan seluruh tenaga yang tersisa ia menebaskan pedangnya tanpa kontrol.
Fan Sen juga sama seperti kakaknya Fan Heju, tapi dia masih bisa mengontrol arah pedangnya sehingga Fan Heju yang kehilangan akal terbantu sedikit.
"Teknik Pedang Naga Hitam."
Jurus Sayatan Senyap bagian Keempat Sayatan Bayangan," ucap Fan Heju
"Teknik Pedang Naga Biru."
"Jurus Pedang Pemenggal bagian ketiga Pemenggal Malam," ucap Fan Sen
Mereka berdua menggunakan Teknik pedang terkuat mereka, Fan Heju bergerak menyerang bayangan Fan Zu dengan membabi buta sedangkan Fan Sen menebaskan pedangnya ke arah Fan Zu setelah berjarak 2 meter.
Booommmm
Ledakan terjadi saat kedua serangan menyentuh sasaran yang di inginkan, debu bertebaran membuat mata tidak dapat melihat hasil dari serangan. "Mati kau ban***at," teriak Fan Heju, dia lega telah menumpahkan kekesalan dan amarah yang sangat memuncak.
Fan Sen hanya diam saja sambil memperhatikan tempat Fan Zu sebelumnya, dalam hatinya memang berharap jika Fan Zu yang telah menerima serangan mereka lenyap. Akan tetapi, hati kecilnya berkata bahwa itulah kesalahan mereka berdua.
Perlahan debu mulai pudar sehingga sekarang dapat di lihat bekas serangan di tempat berdirinya Fan Zu, tapi sasaran yang dimana itu adalah Fan Zu tidak ada disana. Kedua Tuan muda menjadi bingung sebab mana mungkin tidak ada satupun yang tersisa sebagai bukti bahwa serangan mereka berhasil, entah itu mayat atau bukti lain yang meyakinkan pikiran mereka.
"Apakah kalian telah selesai?" Tanya sebuah suara dari belakang mereka, "jika demikian sekarang giliranku," lanjutnya lagi.
Dengan satu gerakan, Fan Zu melesat dan mencekeram leher Fan Heju dan Fan Sen secara bersamaan. Tidak ada perlawanan yang berarti karena keduanya kelelahan dan tidak ada lagi tenaga untuk memberontak, seringai dingin muncul di bibir Fan Zu.
"Hutang lama aku lunasi hari ini beserta bunganya," ucap Fan Zu yang dengan satu gerakan tangan membanting keduanya ketanah.
uuhhhhkkkk
Keluh keduanya yang memuntahkan darah, walau hanya satu gerakan Fan Zu yang membanting mereka ke tanah, itu sangatlah kuat buat mereka yang lemah karena tenaga telah terkuras.
"ukh, Fa-Fan Z-Zu am-puni ka-mi," ucap Fan heju yang tersendat sendat sambil batuk darah.
"Hah, mengampuni kalian? bukankah kalian sendiri yang memintanya?" Tanya Fan Zu dengan muka dingin.
"Fa-Fan Zu, bu-kankah kita adalah keluarga, ka-kami berjanji tidak akan menyinggungmu lagi," kata Fan Sen bersikap memohon kepada Fan Zu.
Fan Zu tidak menjawab sambil menggelengkan kepala, memang dia tidak berniat untuk membunuh kedua berandalan Tuan muda ini, sebab dia tidak ingin masalah menjadi besar dan akan melibatkan ayahnya nanti.
Fan Zu menghela nafas berkata "hah, ingatlah bahwa kalian hanyalah anak tetua pertama dan jika aku mau bisa saja aku membunuh kalian tapi kali ini aku memaafkan kalian. Lain kali jangan harap aku mengampuni kalian," ucap Fan Zu.
Dia berkata demikian untuk memberi peringatan dan menjelaskan bahwa keangkuhan mereka tidak ada gunanya, sebab ia bisa saja melenyapkan mereka berdua yang hanya anak tetua pertama. Karena yang ia segani hanyalah patriak keluarga Fan sebab ayahnya berpesan bahwa Patriak dan keluarganya adalah keluarga yang di lindunginya, jadi jika Fan Zu berbuat kasar kepada keluarga Patriak maka sama saja dengan tidak patuh kepada ayahnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
sangat ber kelas
sukses author .....
cukup 1 - 2 halaman saja
pasti sma pmbaca jg pda di skip g di baca ....
kurang jauh jg maen nya author ini