Kami saling mencintai , pernikahan kami sudah tinggal menunggu hari, tapi sepertinya takdir ku harus berpisah darinya. Karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan calon suami ku meninggal dunia.
Damian, adalah putra semata wayang keluarga Adi ningrat, karena itulah aku terseret dalam masalah keluarga mertuaku saat calon pewaris tunggal mereka telah tiada.
Orang yang telah kuanggap Ibu kandungku sendiri memintaku bahkan memohon kepadaku agar aku mau membantu keluarga mereka.
Betapa terkejutnya aku mendengar permintaan dari calon Ibu mertua ku. Beliau memintaku untuk tidak membatalkan pernikahan .
Aku akan tetap menikah bukan dengan calon suamiku tapi dengan calon Papa mertuaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Ku lepas jam tangan mewahku di atas meja makan, sebelum pergi Widuri telah menyiapkan segala keperluanku.
Ku raih ponsel dari kantong jas sebelum aku menyampirkan jas ku kesandaran kursi, mataku terpejam sebentar, saat hendak terlelap aku seperti dibayangi tawa seorang anak perempuan yang begitu cantik, anak itu seperti memegang pipiku dan menciumnya sebelum pergi di kepulan asap
Aku membuka mata, ini bukanlah mimpi karena aku yakin aku belum tertidur, sesaat aku teringat akan sosok Bening, ada sesak tatkala mengingat wanita cantik itu.
Aku meraih ponselku yang kuletakan di atas meja saat aku ingin menghubungi maid di villa aku mengurungkan niatku, aku lebih ingin tau dari mata kepalaku sendiri
Aku berlari kearah kamar, kunyalakan laptop dan mencari rekaman Cctv dimana Bening berada, lamaaaa aku mengamatinya dari hari kehari hanya sesekali istri ku itu tampak di kamera pengawas, perih hati melihatnya tak melakukan kegiatan apapun.
Sepanjang hari yang ku lihat Bening lebih sering menghabiskan waktunya di dalam kamar, yang membuatnya jarang tertangkap kamera pengawas.
Aku mempercepat rekaman itu hingga hari ini, hatiku berbunga saat melihat wanita cantik itu muncul di balkon kamar, tapi tunggu mengapa wajahnya begitu pucat??" ada sesal mendalam aku memperlakukan dirinya dengan kasar waktu itu, ditambah lagi aku langsung mengirimnya ke villa dan langsung pergi ke pulau seribu seperti mengungsikan dirinya
Aku sendiri juga merasa heran mengapa aku bisa begitu marah dengan Bening, cemburu buta pada sosok yang nyatanya memang pemilik wanita itu sebelum nya, disini akulah sang penganti, tapi nyatanya aku pula yang tak tahu diri.
kuamati wanita yang telah membuat perasaan ku kacau balau, kuperhatikan lamat-lamat gerak geriknya, sesekali aku melihatnya menggelengkan kepalanya seperti sedang merasa pusing, tampak Bening ingin berbalik namun tiba-tiba dirinya berpegangan pada tembok, ini pasti ada yang salah.
Aku berlari kedalam mobil, membawa mobil sendiri meski diri inipun masih begitu lelah karena perjalanan dari Lombok, namun rasa khawatir mengalahkan segalanya.
kupacu mobilku dengan kecepatan tinggi, tak sampai 25menit aku telah sampai di villa yang ditempati Bening.
Aku berlari masuk tak menghiraukan sapaan para pekerja, tujuanku adalah kamar atas dimana Bening berada.
Aku kaget saat melihat Bening tak berada didalam kamarnya, aku curiga Bening masih beberapa di balkon dan benar dugaan ku, saat aku kebalkon aku melihat istriku sedang tergeletak tak berdaya di lantai.
Tubuhku hampir terhuyung bukan karena aku tak mampu mengendong istriku, namun karena saat aku mengangkat Bening, darah merah pekat itu mengalir dari sela kakinya
Aku segera membawa Bening kerumah sakit, duniaku serasa runtuh saat dokter mengatakan istriku hampir depresi, Bening tertekan batin membuat dirinya tak peka akan keadaan.
Namun ada satu yang mengganjal fikiran ku, darah apa yang keluar begitu banyak dari sela kaki istriku??" dan jawaban dokter berikutnya sungguh membuatku begitu ingin mengutuk diri sendiri.
Dokter mengatakan bahwa, Bening mengalami keguguran, karena dirinya yang terlalu tertekan batin, kurangnya support moril membuat Bening semakin down dan terpuruk yang mengakibatkan kandungannya yang masih begitu rentan itu kena imbasnya.
Air mataku mengalir, sungguh suatu keajaiban saat aku mendengar Bening yang bisa hamil meski kami hanya melakukannya sekali, tapi apalah guna saat bayi impian itu telah tiada karena ulahku sendiri, aku menyadari keadaan Bening ini karena perilakuku yang tak berperasaan ini, aku menyesal namun apa guna??"