Menceritakan kisah seorang pemuda yang mempunyai rasa trauma di masa kecilnya. Dan rasa trauma itu disebabkan oleh keluarganya sendiri yang sangat membenci kehadiran dirinya. Saga, di usir dari rumah karena telah dituduh menyakiti adik lain ibu dari ayahnya, Saga juga sering di hina dan di caci maki oleh ayah serta kakak kandungnya sendiri. Sampai akhirnya Saga keluar dari rumah yang seperti neraka dan hidup di dunia luar. Banyak kejadian menyakitkan yang Saga alami, tapi semua itu telah menjadi pecut untuk dirinya agar bisa menjadi lebih kuat dan juga tahan banting. Sampai akhirnya Saga bergabung dengan kelompok Gengster, dan bertarung melawan banyak Gengster yang menjadi musuhnya? Dan beberapa tahun kemudian, Saga bertemu dengan adik tirinya itu, yang ternyata merupakan musuh bebuyutan dari kelompok mafia miliknya. Di saat itulah pembalasan dendam akan dia mulai. Sagara berjanji akan menghabisi seluruh orang yang telah membuat hidup nya menjadi menderita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saga yang Licik dan Cerdik
Sedangkan di dalam kamar pembantu yang di huni oleh Bima, Marisa yang sudah menerobos masuk ke dalam kamar itu langsung menampar wajah Bima yang terus menjerit mengeluarkan suara.
Sungguh dia merasa sangat kesal karena pria depresi itu terus saja mengamuk dan membuat keributan di dalam rumah yang telah dia kuasai.
"Diam kau Bima! Dasar anak sialan!"
Plakkkk......
Tamparan keras mendarat kuat di wajah Bima. Bima yang merasakan tamparan tersebut langsung menangis ketakutan. Tubuhnya kembali beringsut di dinding kamar, bahkan dia sampai menekuk kedua lututnya sambil mengelus wajahnya yang terasa perih dan juga panas.
"Ampun! Ampun, jangan siksa aku ibu." mohon Bima mengeluarkan air mata.
"Dasar anak kurang ajar! Sepertinya aku sudah muak melihat kau terus menerus bersikap gila seperti ini. Lihat saja, besok aku akan membuangmu ke pulau yang jauh dari kota ini! " bentak Marisa dengan nada mengancam.
Sedangkan tepat di belakang Marisa, tuan Abimanyu yang sejak tadi malam di kurung bersama putranya tampak menatap dengan begitu marah.
Lalu dengan sekuat tenaga dia berusaha menggerakkan kedua tangannya yang ada di atas besi kursi roda guna untuk memberikan pelajaran kepada wanita jahat tersebut.
"Emmm... Emmmmmm!" teriak Tuan Abimanyu dengan sisa sisa suara yang dia miliki.
Tuan Abimanyu sudah lama mengalami lumpuh dan kerusakan di seluruh urat syaraf tubuhnya, dia bukan hanya tidak bisa berjalan, tapi dia juga tidak bisa berbicara karena syaraf di wajahnya sudah mati dan tidak berfungsi.
Dan itu semua bisa terjadi karena ulah dari Marisa, sejak beberapa tahun lamanya wanita ular itu telah memberikan racun ke semua makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh tuan Abimanyu selama berada di rumah itu.
Dan racun itu menyebar dengan cara begitu halus, sehingga tidak ada satupun orang yang bisa mencurigai kejahatan Marisa yang sudah meracuni tuan Abimanyu sampai bertahun-tahun lamanya.
Mengingat apa yang telah dia lakukan selama ini kepada suami bodohnya itu, Marisa pun langsung mencengkram kuat rahang tuan Abimanyu sambil berkata dengan begitu puas dan mengejek.
Krekkk...
"Aarrgghh... Argghh...!"
"Bagaimana rasanya? Sakit bukan? Sekarang kau dan putramu akan habis di tanganku. Lagian tidak ada gunanya juga membiarkan kalian hidup terlalu lama!" ucap Marisa tepat di depan mata Tuan Abimanyu.
Di dalam hatinya Marisa masih merasa sangat kesal, sebab hampir separuh harta tuan Abimanyu ternyata jatuh ke Putra keduanya yang tak lain adalah Saga Abimanyu, maka dari itu selama ini Marisa berusaha keras mencari pemuda tersebut karena dia ingin mendapatkan tanda tangan yang dimiliki oleh pemuda itu.
"Dasar sialan kau Abimanyu! Kau itu merupakan manusia paling licik dan pembohong besar! Kau mengatakan padaku kalau kau sangat membenci Saga sialan itu! Tapi kenapa separuh hartamu malah kau berikan atas nama Saga hah!" bentak Marisa sambil memukul wajah Abimanyu.
Abimanyu yang merasakan pukulan Marisa hanya diam sambil tersenyum tipis. Tanpa Marisa tahu kalau tepat di foto yang ada di dinding kamar, ada sebuah alat kecil yang sudah melekat di sana, dan alat kecil itu bisa merekam suara yang keluar dari mulut Marisa.
Alat itu Joe rekatkan secara diam diam di saat Marisa tengah asik menyiksa Bima dan juga Tuan Abimanyu. Bahkan bukan hanya merekam suara saja, tapi semua tindakan jahat Marisa sudah terekam di dalam alat kecil yang langsung menyambung ke handphone milik Saga.
Di dalam ruang keluarga, Saga yang telah mengenakan eirphone miliknya merasa terkejut dengan sikap yang dilakukan oleh Marisa kepada Ayah dan juga kakaknya. Namun satu hal yang Saga ketahui, ternyata inilah penyebabnya kenapa sejak dulu Marisa terus saja mencari keberadaannya.
"Dasar manusia iblis. Lihat saja, aku akan membalas semua perbuatanmu lima kali lipat dari apa yang kau lakukan kepada ayah dan juga kakakku. Dan untuk harta yang menjadi milikku, ku pastikan akan aku rebut untuk mengambil semuanya dari mu ibu tiri jahanam." rutuk Saga sambil mengepalkan sebelah tangannya.
Joe yang melihat tatapan emosi di wajah bosnya langsung menggeser tubuhnya mendekati bosnya itu. Lalu dengan nada pelan Joe pun bertanya tentang rencana selanjutnya yang akan bosnya mainkan.
"Bos! Apa kita tidak bergerak menyelamatkan ayah dan kakak anda bos?"
"Tidak. Kalau kita bergerak sekarang, tentu saja Ronald dan para anak buahnya tidak akan membiarkan kita keluar dari dalam rumah ini. Sekarang lebih baik kau segera pergi ke arah dapur, dan campurkan racun ini ke minuman ataupun makanan yang ada di sana." titah Saga sambil memberikan sebungkus racun ke tangan Joe.
Joe langsung menerima pemberian dari bosnya itu. Lalu dia turun dari atas tangga meninggalkan Saga memasang AC sendirian.
Joe terus melangkah dengan begitu santai, dia tahu kalau setiap ruangan yang dia lewati ada kamera CCTV yang sedang memantaunya.
Hingga setibanya di dapur, Joe dikejutkan dengan seorang pelayan yang ada di sana. Di dalam benaknya Joe terus berpikir agar dia tidak ketahuan oleh pelayan tersebut.
"Aku harus membuat pelayan ini pergi dari dalam dapur." gumam Joe sambil melangkah mendekati sang pelayan wanita.
Suara langkah kaki Joe terdengar menggema di dalam dapur, hingga membuat pelayan wanita itu langsung melirik ke arah Joe berdiri.
"Eh, anda? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan sambil tersenyum menatap Joe.
"Iya, saya membutuhkan kabel tambahan, apakah ada?"
"Kabel tambahan? Oh, tentu saja ada, kalau begitu anda tunggu di sini saja. Saya akan mengambilnya ke gudang." jawab pelayan muda itu sambil melangkah menuju ke gudang.
Melihat kepergian Pelayan tersebut, membuat Joe tersenyum senang. Lalu dengan gerakan cepat dia segera menaburkan bubuk racun ke dalam makanan yang tersaji di atas meja makan, dan juga air minum yang ada di galon dispenser.
Gerakan Joe terlihat begitu rapi dan cepat, sedangkan bubuk racun yang ditaburkan oleh Joe merupakan bubuk yang tidak terlalu mematikan tapi bisa membuat seseorang yang mengkonsumsinya akan tertidur selama 5 jam dan menjadi sakit dibagian tubuhnya.
Saga sengaja tidak ingin menghabisi mereka secara instan, karena dia ingin memberikan balasan setimpal kepada ketiga para penjahat itu.
Dan setelah selesai melakukan tugasnya, Joe pun langsung pergi dari dalam dapur karena sudah mendapatkan kabel listrik yang dia cari.
"Yes, Akhirnya rencana bos bisa berjalan lancar." gumam Joe tersenyum girang.
Dan setibanya di ruangan tamu, Joe dikejutkan dengan keberadaan Ronald yang tengah berbicara kepada bos nya Saga, di dalam hatinya Joe merasa takut kalau penyamaran mereka berdua sudah ketahuan oleh pria itu.
"Gawat! Kenapa Tuan Ronald ada di sini? Apakah bos sudah ketahuan?" tanya Joe sambil berdiri panik.
Sedangkan Saga, tampak berbicara serius kepada Ronald, lalu tiba tiba saja pemuda itu mengambil peralatannya setelah menerima pembayaran yang diberikan oleh Ronald.
"Baiklah, kalau begitu kami akan pergi sekarang tuan. Terimakasih atas bayarannya."
"Hemm. Oya, satu lagi peringatan ku, jangan sampai apa yang kalian dengar di dalam rumah ini bisa diketahui oleh orang lain. Karena kalau sampai kalian berani melakukannya, maka aku tidak segan akan mencari dan menghabisi nyawa kalian berdua." ancam Ronald sambil menggerakkan sebelah tangannya di leher.
"Baik tuan. Tuan bisa mempercayai perkataan saya." jawab Saga menunduk hormat.
Setelah itu Saga mengajak Joe untuk keluar dari dalam rumah mewah tersebut, mereka berdua berjalan dengan begitu santai, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan kepada para anak buah Ronald yang berjaga di pekarangan rumah.
Dan sesampainya di depan pagar, Saga menyapa para penjaga dengan nada ramah, anak buah Ronald yang melihat sikap Saga pun membalasnya dengan senang, lalu sebelum keluar dari gerbang, Saga sempat mengeluarkan lima buah permen kepada salah satu penjaga tersebut.
"Terimakasih banyak karena sudah mengizinkan kami masuk ke dalam rumah ini bang. Oya, ini saya ada permen untuk abang, biar gak ngantuk." ucap Saga sambil tersenyum.
"Wah, kamu baik sekali ya. Terimakasih atas permennya, dan hati hati di jalan."
"Sama sama bang. Kalau begitu kami permisi dulu." jawab Saga dan Joe membungkuk sopan.
Lalu mereka berdua keluar gerbang dengan begitu aman, sungguh di dalam hatinya Saga merasa senang, karena misi yang dia rencanakan bisa berjalan dengan begitu rapi.
"Nanti malam kita akan bergerak Joe. Siapkan tenagamu yang selanjutnya."
"Baik bos." jawab Joe tak kalah semangat.
Permen yang diberikan oleh Saga telah mengandung obat yang tak kalah beracun, dan semua racun itu akan bekerja sejak 5 jam setelah mereka mengkonsumsinya.