Ardi, seorang ayah biasa dengan gaji pas-pasan, ditinggalkan istrinya yang tak tahan hidup sederhana.
Yang tersisa hanyalah dirinya dan putri kecil yang sangat ia cintai, Naya.
Saat semua orang memandang rendah dirinya, sebuah suara asing tiba-tiba bergema di kepalanya:
[Ding! Sistem God Chef berhasil diaktifkan!]
[Paket Pemula terbuka Resep tingkat dewa: Bihun Daging Sapi Goreng!]
Sejak hari itu, hidup Ardi berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hamei7, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panjangnya Antrian
Sekitar pukul tiga sore, simpang jalan kaki lima di dekat kios Ardi masih penuh sesak dengan orang.
Bukan berkurang, malah antreannya makin panjang!
Lebih dari 60 meter panjangnya, bikin wisatawan yang baru datang garuk-garuk kepala.
“Astaga, ini apaan sih? Kenapa orang rela ngantri panjang gini di bawah panas matahari?”
“Pertunjukan seni? Atau bagi-bagi tiket konser gratis?”
Rasa penasaran membuat sekelompok turis mendekat.
Dan ternyata itu bukan konser, bukan pula bagi-bagi tiket.
Hanya sebuah kios kecil yang jualan mie sapi goreng panas plus es kacang hijau dingin.
Turis asing itu melongo.
“Serius? Cuma mie goreng sama minuman kacang hijau doang kok rame banget?”
Padahal mereka sebelumnya sudah makan macam-macam di area kuliner sekitar situ: sate, ayam geprek, bahkan sapi panggang ala internet yang katanya viral.
Tapi begitu dibandingkan sama antrean kios Ardi, semua itu kelihatan kecil.
“Gila, ini kota emang ajaib! Kok bisa kios pinggir jalan ngalahin restoran di pusat kuliner?”
Orang-orang lokal yang ikut antri mulai berceloteh.
“Bang, sumpah ya, mie sapi ini paling enak seumur hidup gue!”
“Ah masa sih? Mie kan biasa aja, paling kecap sama daging iris.”
“Biasa? Cobain dulu deh! Ini beda, bumbunya nempel banget, terus ada es kacang hijaunya, beuh… kombinasi surga!”
Beberapa turis asing yang dengar jadi makin penasaran.
Tapi ada yang salah paham.
Bubuk? Es? Itu maksudnya narkoba? Kok dijual terang-terangan gini?”
Mereka saling pandang panik, tapi segera sadar itu cuma maksudnya bubuk bumbu dan es serut kacang hijau.
Akhirnya, mereka juga ikutan antri.
Dari kejauhan, Ardi terlihat gagah berdiri di depan wajan besi besar.
Tangannya lincah banget, gerakan sodetnya cepat dan mantap.
Cleng! Cleng! Cleng!
Suara besi bertemu besi, aroma bawang putih dan kecap manis menguar ke udara.
Satu wajan besar mie goreng sapi panas terangkat, lalu dibagi jadi tiga porsi ke kotak makan siang.
Di sebelahnya, Ardi cepat-cepat keluarkan es kacang hijau segar dari kotak styrofoam penuh es batu.
Hasilnya?
Paduan sempurna: panas gurih kwetiau sapi + dingin manis es kacang hijau.
Turis asing yang awalnya ragu-ragu langsung berubah ekspresi begitu mencium aromanya.
“Ya Tuhan… kenapa baunya enak banget?!”
Bahkan beberapa sampai ngiler di tempat.
Mereka terperangah melihat tempat sampah di dekat kios Ardi.
Kotak makan siang bekas pelanggan menumpuk, tapi semuanya bersih licin kayak dijilat anjing.
Itu tanda jelas: orang-orang habisin sampai butir terakhir!
“Serius ini lebih enak dari mie di restoran terkenal di kota ini?” tanya seorang turis.
Orang lokal di sebelahnya nyengir.
“mie gajoan apa? Lupa aja deh kalau udah cobain yang ini. Nggak ada tandingannya!”
Turis itu bengong, lalu akhirnya ikut maju mengantri.
Selama setengah jam, Ardi sama sekali nggak berhenti.
Tangannya basah keringat, tapi gerakannya nggak melambat sedikit pun.
Antrean justru makin panjang, dan pedagang sebelah?
Mereka cuma bisa nangis dalam hati.
Awalnya banyak pedagang sengaja pindah kios deket Ardi biar kecipratan rame.
Tapi hasilnya nol besar.
Siapa mau beli es krim 20 ribu atau teh buah 18 ribu, kalau ada es kacang hijau segar cuma Rp5.000?
“Buset, minum murah, sehat, seger, enak pula! Mending antri deh daripada minum yang mahal nggak jelas,” celetuk salah satu pembeli.
Bahkan ada yang rela ngantri dua kali.
Menurut mereka, sensasi menderita kepanasan lalu ditebus dengan segelas es kacang hijau dingin justru bikin rasanya makin nikmat.
“Sumpah, baru kali ini gue ngerasa ngantri itu bagian dari pengalaman makan,” kata seorang mahasiswa sambil ketawa.
Hari itu, simpang jalan yang tadinya sepi berubah jadi pusat keramaian paling rame di kota ini.
Kios Ardi berdiri jadi pusat magnet orang, bikin suasana kayak pasar malam dadakan.
Dan semua itu cuma karena satu hal:
Mie sapi goreng + es kacang hijau ala Ardi.
tapi untuk menu yang lain sejauh ini selalu sama kecuali MIE GORENG DAGING SAPInya yang sering berubah nama.
Itu saja dari saya thor sebagai pembaca ✌
Apakah memang dirubah?
Penggunaan kata-katanya bagus tidak terlalu formal mudah dipahami pembaca keren thor,
SEMAGAT TERUS BERKARYA.