eliza menyesal dengan apa yang di lakukanya selama ini, dulu dia melakukan semua hal dengan mengatasnamakan cinta, cinta nya yang sangat besar untuk alexio, membuat eliza menyingkirkan siapa pun yang berani mendekati cintanya.
namun saat eliza mulai menyesali kesalahannya dia mengalami kecelakaan yang membuat nya terlempar kembali ke masalalu dimasa SMA.
eliza bertekad untuk lebih baik lagi, kalau kebahagian alexio tidak bersama dengannya eliza akan belajar menerima itu, dan perlahan menjauh dari kehidupan alexio, tapi akan kah semudah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ka nvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
emosi
eliza terkesiap ketika melihat wajah alexio yang berubah menyedihkan di hadapannya ini, apa apaan wajah itu, eliza tak tahan, ini kedua kalinya dia melihat ekspresi itu ada diwajah alexio, membuat eliza menjadi bersimpati.
alexio menatap eliza dengan mata berkaca kaca, lalu memeluk eliza terasa tubuh eliza menegang, namun alexio pura pura tak tahu, menyandarkan kepalanya di bahu eliza memeluk erat, membuat emosi yang sedari tadi menumpuk didadanya menghilang.
eliza tergagap bingung, haruskah membalas pelukan alexio, apalagi ketika merasakn pundaknya basah eliza mendorong pelas wajah alexio, kaget melihat alexio yang menangis wajah nya memerah lucu, aih kenapa mendadak menjadi imut, dulu eliza sering melihat alexio menangis namun raut prustasi selalu terlihat. tetapi kali ini hanya ada kesedihan dimatanya, menatap eliza dengan kecewa.
tangan eliza perlahan lahan menangkup wajah alexio mengusap pelan air matanya,darah masih terlihat apalagi lebam bekas pukulan di wajah dan tangannya eliza meringis pelan, "ada kotak obat?! ".
alexio menunjuk lemari kecil di pojok eliza bergegas membuka lomari dan menemukan lumayan banyak betadine, kain kasa, alkohol dan haniplast, membuat eliza bertanya bertanya mengapa ada begitu banyak di sini apakah memang sering di pakai?, ucap eliza dalam hati.
tak mau banyak berpikir eliza pun meraih beberapa untuk mengobati luka alexio, mendekati alexio lalu mengobati luka itu perlahan lahan tanpa berbicara apapun.
alexio menatap wajah eliza terus menerus, ketika selesai eliza pun ingin beranjak,namun tangan alexio menarik nya hingga sekarang eliza duduk di sebelah alexio.
setelah lama terdiam eliza pun membuka suara. "kenapa, berkelahi".tanya eliza
" kesel".
"kesel? ".
" aku ga suka lihat dia deketin kamu".
"ga harus pukul pukulan kan! ".
" TAPI DIA PELUK KAMU! ".teriakan alexio sembari berdiri,membuat eliza ikut emosi, eliza pun turut berdiri.
" PELUK APA! GA ADA PELUK PELUKAN, LAGIAN APA URUSAN NYA SAMA KAMU".seru eliza yang juga ikut terbawa emosi dan kesal akan tingkah laku alexio
"AKU LIAT DIA PELUK KAMU, PELUK KAMU! AKU cemburu ".lirih alexio menatap eliza matanya mulai memerah dan berkaca kaca
eliza menghela nafas, " ga ada urusan nya, apalagi dengan alasan itu kamu bisa hajar orang seenaknya!! ".ucap eliza menatap alexio dengan rasa kesal.
" tapi aku liat nya gitu, dia nyari kesempatan buat deket deket sama kamu,, AKU GA SUKA! ".seru alexio dengan tubuh bergetar, menatap eliza berkaca kaca, dengan sorot mata terluka.
eliza yang melihat nya pun terdiam, apalagi melihat alexio yang terduduk disofa, masih tak menyangka alasan alexio berkelahi dengan lio, karena dirinya, hah mana mungkin, alexio selalu bilang cemburu cemburu disaat eliza krisis kepercayaan padanya, mungkin itu hanya perasaan sementara, perasaan kehilangan sesaat.
eliza tidak menganggap ucapan alexio serius terkait perasaan. mendapat kesempatan kedua membuat eliza menghindari kehidupan seperti sebelumnya.
namun ketika eliza menjauhi alexio, selalu ada hal yang membuat eliza semakin dekat dengan alexio apalagi sampai tidur dengannya, bukan hanya sekali melainkan dua kali ditempat yang berbeda, dan eliza hanya membiarkan, berulang kali eliza merutuki kebodohan dirinya. pokonya jangan sampai terulang lagi.
sebelum eliza pergi ke luar negeri eliza harus membereskan semua ini terlebih dahulu, memikirkan cara agar alexio mendapat kehidupan lebih baik, berupa bentuk permintaan maafnya, lalu pergi menjalani kehidupan di luar negeri tanpa harus mengusik alexio lagi dimasa depan.
namun melihat alexio yang terlihat prustasi apalagi trauma nya belum sembuh seperti dimasa depan, eliza pun kalut, ingin membiarkan namun bagaimana mungkin, melihat raut wajah alexio yang terlihat prustasi membuat eliza memejamkan matanya sejenak emosi masih bersarang didadanya namun eliza mengalah kali ini.
perlahan mendekati alexio yang sudah terduduk disofa, eliza mendekati lalu duduk disebelahnya, lalu perlahan meraih bahu alexio agar menghadap nya, bisa eliza lihat matanya berkaca kaca, dadanya naik turun mungkin karena menahan emosi, eliza oun menangkup kedua pipi alexio, mengusap nya pelan.
tatapan mereka bertemu sejenak dengan menyiratkan banyak arti yang tak dapat di pahami, hingga alexio pun memeluk eliza, menaruh kepala nya di bahu eliza dan menyerukan nya di leher eliza, sehingga eliza bisa merasakan hembusan nafasnya, perlahan lahan eliza membalas pelukan alexio mengusap punggungnya membuat alexio memejamkan mata.
cukup lama eliza merasakan nafas alexio yang mulai teratur,tidak tidur eliza tahu itu, perlahan lahan melepaskan pelukan nya, membuat alexio menatap eliza bertanya tanya, eliza pun memundurkan badannya hingga mentok ke pinggiran sofa, lalu menepuk pahanya, alexio segera mengerti, dengan raut berbinar meletakan kepalanya, berbaring di paha eliza.
meraih satu tangan eliza untuk di genggam, tangan eliza yang satunya mengusap rambut alexio.
"tadi dia cuman bantuin gue, gue ga terlalu bisa main basket".
alexio menatap eliza dari bawah, tanpa menyela.
" mungkin keliatan nya kaya lagi meluk gue, tapi dia ga peluk gue, ".ucap eliza menundukan kepalanya menatap alexio.
alexio menghembuskan nafas nya, menatap eliza, "maaf aku emosi, aku ga bisa ngendaliin diri aku".lirih alexio
" el denger gue udah bilang ga akan ngusik lo lagi, gue minta maaf untuk semua yang terjadi, apalagi.... untuk terakhir yang kita lakuin tapi gue ga akan minta pertanggungjawaban apapun jadi cukup kita lupain kita bisa jadi teman".ucap eliza berucap lembut kepada alexio, menatap tulus, walau di balik raut itu rasa sesak didada terus menghantam nya.
dia harus bisa, kesempatan yang diberikan jangan sampai sia sia, ubah tanpa menganggu alexio lagi, tekan eliza kepada dirinya.
alexio baranjak lalu duduk hingga kini duduk berhadapan.
alexio menatap eliza terluka. "aku juga minta maaf untuk semua yang pernah aku lakuin, maaf karena ga peduliin kamu, maaf kadang perkataan aku bikin kamu sakit hati, maaf karena aku udah... ngebuat kamu jadi ga gadis lagi walau jujur aku nikmatin itu,... maaf tapi aku gamau kita hanya sebatas teman el, aku nyadar kalau aku suka sama kamu, maaf aku baru nyadar el, tolong Terima aku lagi, ".
ucapan alexio membuat eliza menggeleng kan kepala. " itu hanya perasaan sekilas al, perasaan kehilangan karena aku selalu nempel sama kamu, ketika aku lepasin kamu membuat kamu juga bingung harus gimana, itu hanya perasaan sesaat mungkin namun hanya perlu waktu ".seru eliza membuat alexio merenung.
benarkah perasaanya hanya karena kehilangan eliza, perasaan sesaat, namun alexio merasa tidak sesederhana itu karena taruma masalalu nya membuat alexio kesulitan memahami perasaan nya sendiri.
tapi kenapa rasanya sesakit ini, se kosong dan sehampa ini ketika eliza tak ada di jangkauan nya lagi, kenapa melihat eliza dekat dengan laki laki lain pun mampu membuat alexio ingin menangis saat itu juga, mengapa dia jadi se cengeng ini.