NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Teman Serumah

Terjerat Cinta Teman Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cahaya Tulip

Kinara Kinanti seorang perantau yang bekerja sebagai tim redaksi di sebuah kantor Berita di Kota Jayra. Ia lahir dari keluarga menengah yang hidup sederhana. Di jayra, ia tinggal disebuah rumah sewa dengan sahabatnya sejak kuliah yang juga bekerja sebagai seorang model pendatang baru, Sheila Andini. Kinara sosok yang tangguh karena menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya sakit. Ia harus membiayai pendidikan adik bungsunya Jery yang masih duduk dibangku SMA. Saat bekerja di kantor ia sering mewawancarai tokoh pengusaha muda karena ia harus mengisi segmen Bincang Bisnis di kolom berita onlinenya. saat itulah ia bertemu dengan Aldo Nugraha, seorang Pengusaha yang juga ketua komunitas pengusaha muda di kota Jayra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memperjuangkan Cinta

Kinara tertegun melihat Aldo yang berlutut. "Maaf lebih baik aku menyicilnya saja meski butuh waktu bertahun-tahun. Naiklah ke mobil, kita pulang," ujar Kinara dingin. Ekspresi Aldo mendadak murung setelah mendengar reaksi Kinara. Ia menghela nafas dan berdiri. Kotak cincin ia masukkan ke dalam saku celana. Aldo menyalakan mobil dan melajukan mobilnya dijalan. "Apa yang membuatmu merasa usahaku ini masih salah?" Aldo memecah keheningan dengan nada kecewa. "Maaf aku bukannya sok jual mahal, tapi aku ini dari keluarga biasa. Kalau aku menerima pernyataan cintamu karena hadiah mahal yang kamu berikan, harga diriku serasa jatuh. Aku bukan perempuan yang mengejar materi."

Aldo menatap Kinara, "Aku hanya ingin memberikan hadiah ini sebagai bentuk ketulusanku bukan untuk menjatuhkan harga dirimu. Kinara, apa aku terlihat seperti laki-laki yang memandang rendah perempuan dari keluarga biasa?" Kinara tertunduk, "Aku bukan bermaksud seperti itu. Aku hanya berpikir kalau aku menerimamu, sama saja aku membuktikan perkataan orang-orang kalau aku mengejar kekayaanmu. Aldo sebaiknya kamu cari saja perempuan lain. Aku benar-benar tidak sepadan untukmu. Aku hanya akan jadi lelucon." Aldo terdiam, "Orang-orang siapa yang kamu maksud?" tanyanya bingung. "Orang-orang dikantorku mengatakan itu. Aku sampai tak pergi ke kantin karena tak tahan mendengar perkataan mereka." Aldo tak mampu berkata apa-apa. Perjalanan menuju rumah terasa lama karena rasa canggung diantara keduanya.

Kinara masuk ke kamar tanpa berkata-kata. Aldo hanya bisa melihatnya dari belakang dengan perasaan sedih. 'Sebesar itu kah pengaruhnya kalau Kinara akan menjadi pacarku?' batin Aldo. Ia berjalan lesu ke kamar. Handphonenya berdering. "Halo Bas," sapanya. "Aldo besok pagi jam 09.00 ada permintaan untuk menjadi pembicara di tv lokal. Apa kamu bisa?" Aldo mencoba mengingat jadwalnya besok. "Aku bisa, tentang apa?" tanya Aldo. "Isu tentang pinjaman ilegal yang mencekik pedagang pasar ditengah ketidakstabilan harga pangan," jawab Bastian. "Oke aku akan pelajari." Aldo mematikan telponnya.

Aldo tiba-tiba teringat kejadian tadi lalu menelpon Bastian, "Halo Bas, apa aku bisa bicara sebentar?" tanyanya. "Hem.. bicaralah." Aldo nampak malu memulai ceritanya, tapi ia butuh pendapat dari orang yang berpengalaman seperti Bastian. "Menurutmu kalau aku memberi hadiah barang mewah untuk menyatakan ketulusan cintaku, apa itu sudah tepat?" terdengar suara tawa dari Bastian, "Apa ini soal Kinara?" tanyanya. "Iya, Aku mencoba cara itu untuk menyatakan cinta dia malah marah padaku," keluh Aldo. "Aldo, Kinara itu bukan anak manja yang menengadah tangan pada kedua orang tuanya, dia justru yang berjuang di keluarga. Terang saja dia marah, itu menjatuhkan harga dirinya."

Bastian menghela nafas, "Aku sudah pernah bilang padamu kan, jangan terlalu effort padanya, justru dia akan menjauh. Jadi dirimu sendiri saja. Dia akan melihat ketulusan mu, meski butuh waktu lama." Aldo ikut menghela nafas, "Harus berapa lama? Mamaku sudah mendesakku mencari yang lain." Bastian tertawa geli, "Kamu pikir aku baru kemarin mendekati Sheila? Aku butuh waktu 3 tahun untuk meluluhkannya. Sejak dia masih kuliah aku terus mencari perhatiannya. Baru kali ini akhirnya dia mau jadi pacarku. Pacarku bukan istriku. Aku juga sedang berjuang membujuknya untuk mau menikah denganku."

Aldo terperangah mendengar cerita Bastian yang tak pernah dia ungkapkan. "Begitu ya, jadi aku masih harus membujuknya?" tanya Aldo polos. "Itu terserah keputusanmu. Kalau kamu merasa dia terlalu sulit. Yang mau sama kamu kan banyak, pilih saja salah satu." Bastian terkekeh. "Baiklah, terima kasih saranmu. Besok kamu juga datang ya." Aldo menutup telponnya setelah Bastian berjanji akan datang ke stasiun Televisi. Aldo merebahkan tubuhnya ke kasur. "Apa lagi yang harus aku lakukan?" gumamnya.

Kinara mencoba semua barang yang dipilih Aldo. "Matanya sangat jeli melihat barang yang bagus, aku terlihat seperti orang kaya memakai semua ini," gumamnya di depan cermin. Kinara lalu merasa lemas setelah mengingat total semua belanjaannya malam itu. "Apa aku minta diskon ya? Kan dia yang pilih, bukan aku. Tapi aku yang bersikeras membayarnya. Lagian siapa yang mau disogok pakai barang begini, itu bukan tipe ku. Ah bagaimana ini, aku setidaknya harus mencicil selama 1 tahun baru bisa selesai semua." Kinara melepas semua barang itu dari tubuhnya dengan kesal.

Kinara teringat seseorang yang bisa membantunya, ia mengambil handphone dan mencoba menelponnya. "Halo Sheila, apa kamu sibuk?" sapanya. "Tidak, ada apa?" tanya Sheila. "Ah ukuran sepatu dan pakaian kita kan sama. Apa kamu mau membeli barang belanjaan ku?" tanya Kinara lembut. "Barang belanja? Memang kamu belanja apa?" Kinara mengubah panggilan suara menjadi panggilan video. "Coba lihat ini barang mewah semua, apa kamu mau membelinya?" bujuk Kinara. "Dari mana kamu dapat barang-barang ini?"

Kinara tertawa, Sheila saja tak percaya dia bisa membelinya. "Emm..sebenarnya, dikantorku akan ada acara malam penghargaan Jumat besok. Kamu tahu kan aku tidak pernah datang. Tapi tahun ini Aldo juga di undang. Dia memaksaku pergi, padahal aku sudah bilang tak punya baju. Dia malah membawaku ke mall dan membelikan semua ini," jelas Kinara. "Apa?! Aldo membelinya untuk mu?" Kinara sampai menutup telinga mendengar teriakan Sheila. "Terus kenapa kamu malah mau menjualnya padaku?" Kinara bingung menjelaskannya.

"Sebenarnya dia memberikan padaku sebagai pernyataan cinta. Aku tolak dan berjanji akan membayarnya kembali. Tapi uangku ga cukup." Sheila tak habis pikir dengan sikap Kinara, "Kinara kamu yakin tidak ada rasa cinta sama sekali pada Aldo? Dia sampai rela melakukan hal diluar dari kebiasaanya demi mendapat cintamu." Kinara merasa tak enak. "Aku takut cuma jadi bahan lelucon orang-orang kalau aku jadian sama dia. Tapi masa iya orang sekaya dia perhitungan seperti itu? Bukannya Bastian juga rela keluar uang banyak buatmu?" Sheila mendengus, "Bastian itu beda sama Aldo, dia sama sapa saja bisa dengan mudah keluar uang. Tapi Aldo itu kata Bastian penuh perhitungan, dia saja rela tinggal di rumah sewa kita karena biayanya lebih murah," terang Sheila.

"Kinara, apa kamu takut dianggap mengejar Aldo karena hartanya?" Kinara menghela nafas, "Itu justru sudah terjadi saat foto kami tersebar beberapa Minggu lalu. Aku jadi bahan gosip karyawan satu kantor. Mereka tahu aku dari keluarga sederhana, setelah foto itu ramai, mereka bilang aku yang mengejar Aldo untuk menguasai hartanya." Sheila merasa sedih mendengarnya. "Apa kamu bilang seperti itu pada Aldo?" tanya Sheila. "Iya, dan dia cuma bisa terdiam. Pasti dia juga tak menyangka." Kinara merasa sakit hati kalau mengingat kejadian itu, untung saja semua sudah selesai.

"Baiklah aku akan membantumu. Kamu pakai saja dulu untuk acara Jumat besok, anggap saja aku meminjamkannya padamu." Kinara bernafas lega. "Sheila terima kasih ya, kau benar-benar penolongku," ujar Kinara manja. "Iya sama-sama. Eh nanti lagi ya, Bastian datang. Bye Kinkin." Sheila menutup telponnya. Akhirnya Kinara bisa tidur nyenyak karena masalah barang mewah sudah teratasi. "Apa benar dia rela keluar uang sebanyak ini tulus untukku? Apa dia seserius itu?" Kinara membereskan barang -barang di hadapannya lalu pergi tidur.

1
Dilys
Terpesona
Cahaya Tulip: terimakasih..mohon dukungan nya☺️
total 1 replies
Hikaru Ichijyo
Alur yang menarik
Cahaya Tulip: terima kasih mohon dukungan nya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!