Naura saqyla gadis cantik berusia 17 tahun, merantau ke kota Yogyakarta dan bekerja sebagai ART di sebuah rumah mewah.
dengan niat hati ingin mengumpulkan uang untuk oprasi ibu nya yang sedang di rawat di rumah sakit, karena kanker otak.
setelah mengabdi selama 5 tahun, saat dia menginjak usia 21 tahu. majikannya tiba-tiba menawarkan sebuah pernikahan yang tidak terduga pada Naura.
Usia mereka terbilang terpaut cukup jauh yang di mana majikannya berumur 35 tahun, dan sedangkan Naura dia masih muda dan labil. akankah keduanya bisa saling mencintai atau malah sebaiknya.
Bagaimana kelanjutan nya yuk baca aja 🤗
well aku UP gak setiap hari guys🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tayanlee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
"Tuan lepaskan saya, kalau tidak saya benar-benar akan berteriak " ancam Naura, Ia berusia melepaskan kakinya dari cengkraman kuat Evan.
" teriak saja... tidak akan ada orang yang akan datang " Evan kembali mengukung tubuh Naura, Ia menatapnya dengan penuh nafus dan marah karena Naura terus saja memberontak, Evan tidak menerima penolakan dari seorang wanita. selama ini dia selalu bisa menaklukkan wanita manapun yang dia mau, tapi Naura berbeda dia menolaknya dan itu membuat Evan semakin menginginkan nya.
Evan kembali Menggerayangi tubuh Naura, dengan kepanikan dia meraih apa saja benda yang bisa dia raih dan menggunakan nya menjadi pertahanan.
" tolong__ " teriaknya dengan kecang.
" tolong di sini ada orang mesum __ "
" liat tidak ada siapapun yang akan ke sini " bisik Evan dengan suara yang menekan. Naura menatap Evan dengan tatapan jijik.
" dasar brengsek, laki-laki perkutut kecil " umpat Naura, lalu memukul wajah Evan dengan tasnya. namun itu tidak melemahkan Evan pria itu malah menyeringai dengan seramnya.
" tidak ada wanita yang memukul ku sebelumnya " bisiknya, Evan hendak mencium bibir Naura, pandangannya tidak teralihkan.
sial_sial_ sial aku harus bagaimana, tidak aku tidak boleh menyerah, berfikir Naura_ berfikir_kenapa tuan Adrian masih belum kembali. ( gerutu Naura dalam hati).
Naura semakin takut, namun dia tidak menyerah, Naura yang sadar Evan semakin mendekatkan wajahnya dan hendak mencium nya kembali, Naura dengan ide gilak nya mengigit pipi Evan dengan kuat.
Aaakkkh__ teriak Evan nyaring.Ia langsung melepaskan Naura dari genggaman nya, tangannya reflek menyentuh pipinya yang di gigit Naura.
Evan mundur, Ia berdiri rasa sakit akibat gigitan mendadak itu membuatnya terkejut. darah segar menetes di ujung pipinya, Ia menatap Naura dengan penuh amarah yang tadinya merasa senang kini berubah menjadi benci.
" kau_kau berani sekali " desis Evan, dia mengusap pipinya,Evan tidak menyangka bahwa wanita anggun itu bisa bertindak sebrutal ini.
Naura mengambil kesempatan ini untuk menjauh dari Evan, tatapannya begitu marah dan takut pada pria di hadapannya, Naura segera menutup dadanya.
" tentu aku berani_ ini adalah bentuk pertahanan dari wanita yang hendak di lecehkan " desis Naura.
" kau_ aku tidak akan melepaskan mu begitu saja, kamu harus membayar apa yang kamu telah lakukan padaku " suara Evan yang sedikit meninggi.
" dasar gilak _ kamu yang membuat ulah kenapa aku yang harus membayar, sangat tidak tahu malu " desis Naura dengan suara yang talah meninggi.
Evan kembali mencengkeram tangan Naura kali ini dia mencengkram nya dengan erat hingga Naura meringis kesakitan, tatapan mata Evan yang tajam hembusan nafas yang gemuruh mata Evan yang memerah karena marah, bahkan rahang nya mengeras entah apa yang akan Evan lakukan pada wanita malang itu.
" aku tidak akan pernah melepaskan mu_ sebelum aku memiliki mu _" Evan menyeringai jahat.
" coba saja kalau bisa _ suami ku tidak akan pernah membiarkan mu nyentuh ku " Meskipun suaranya bergetar karena taku Naura berusaha terlihat berani dan tidak lemah di hadapan Evan, Naura tidak ingin menunjukkan rasa takutnya karena hal itu bisa menjadi kelemahan yang dapat dimanfaatkan Evan.
Melihat tatapan Evan yang menakutkan tubuh Naura gemetar, namun dia tetap menahannya, dengan senyum kecil tersungging di sudut bibir nya, lalu Ia menginjak kaki Evan dengan high heels nya dengan kuat hingga Evan menjerit kesakitan.
aaakkhhh _" sialan kau j*l*n* __ singkirkan kakimu dari ku " pekik Evan, menatap Naura tajam.
" Upsi__ sakit ya... utututu kasihan " ejek Naura sambil tersenyum miring, Naura kembali menekan heels nya membuat Evan hampir menangis kesakitan.
" jika anda ingin saya menyingkirkan kaki saya dari sana, anda juga harus melepaskan tangan saya TUAN " kata Naura dengan elegan sopan namun penuh penekanan.
sial ku pikir wanita jalang ini lemah, karena memiliki senyum indah. namun nyatanya dia bar-bar seperti kucing liar. ( batin Evan)
" apa yang anda pikiran kan tuan, apa anda mendadak tuli " tanya Naura dengan nada mengejek.
" sialan kau __ " gerutu Evan, Ia pun melepaskan genggaman tangan nya.
aku tidak pernah kalah Naura_ lihat saja aku akan membuatmu memohon pada ku. ( gerutu Evan dalam hatinya)
lihat tatapannya dia pasti memikirkan hal-hal aneh demi membalaskan ini semua. ( batin Naura)
Naura hendak melangkah pergi tiba-tiba saja dari belakang Evan menarik rambutnya, mendekati wajah Naura lalu menyeringai jahat.
Aaakkk__
" denger kali ini aku akan melepaskan mu, tapi tidak lain kali. kau harus berlutut memohon ampun ku nanti " bisik Evan penuh ancaman.
Naura merasakan kulit kepalanya sakit di tarik Evan, namun rasa sakit itu tidak sebanding dengan nyala api kemarahan yang membakar di dadanya. Naura menahan erangan. bukan karena takut, tapi karena Naura tidak akan memberikan Evan kepuasan sekecil apapun, tatapannya yang tajam menatap lurus ke dalam mata Evan, membalas seringai jahat Evan dengan tatapan tajam dan dingin yang menusuk.
" lepaskan aku dasarnya bedebah gilak" desis Naura, suaranya nyaris tidak terdengar tapi sarat akan kebencian.
Bibir Evan tersenyum tipis membuat nya terlihat menjijikkan.
tiba-tiba sebuah tangan kokoh dan dingin menyentuh pundak Evan, dengan paksa tangan itu membalikkan bada Evan dan tanpa kata-kata sebuah pukulan mendarat di wajah Evan.
Evan tersentak ke samping, terlihat di sudut bibinya keluar darah akibat pukulan spontan Adrian.
" brengsek_ kau berani menyakiti istri ku " geram Adrian, suaranya dalam dan bergetar karena amarah yang memuncak.
Evan tertawa kecut tangannya menyentuh rahang yang sakit karena pukulan Adrian, lalu pandangan menajam ke arah Adrian.
" aku sangat berani menyentuh nya_ bahkan aku berniat merebutnya darimu " kata Evan dengan penuh provokasi.
tangan Adrian mengepal, rahangnya mengeras mantap Evan dengan tatapan tajam,urat lehernya menonjol. Evan benar-benar berhasil menyalakan api Adrian, amarah bukan lagi sekedar geram, melainkan sebuah kobaran api yang siap membakar.
Adrian meju sejejer dengan Evan, Ia mencengkram jerah kemeja Evan menatap mata Evan dengan tajam, wajah Adrian terlihat sangat marah dan murka.
" berani kau sentuh istri ku,_ akan ku pastikan semua yang kamu miliki lenyap bahkan kehidupan mu sekali pun " Adrian melayangkan pukulan lagi di wajah Evan hingga dia terjatuh ke tanah, merasa belum puas Adrian memukul nya hingga Evan terbaring tidak berdaya.
Naura yang masih memproses keterkejutannya, Ia hanya menatap punggung suaminya yang tengah memukuli Evan tanpa ampun. Naura menutup mulut nya dengan kedua tangannya dia baru melihat Adrian begitu marah, meskipun Naura sedikit takut pada suaminya yang menunjukkan amarah nya namun ada rasa lega di hatinya.
_ Di sisi lain febian dan ayah Evan terlihat berlari untuk melerai Adrian dan Evan, mereka sebisa mungkin berlari secepatnya.
sialan dia membuat ulah lagi. ( gerutu febian dalam hati)
Naura yang melihat Evan sudah tidak berdaya, bahkan hidungnya terlihat sangat buruk.
tidak_ aku tidak boleh membiarkan tuan seperti ini, aku harus menghentikan nya. ( gumam Naura dalam hati )
dapat majikan