Kisah Asmara Gadis Desa

Pagi itu siswa kelas dua tiga tepatnya kelas Ira sudah siap berolah raga , mereka berkumpul di halaman sekolah . Sebelum melakukan olah raga mereka senam dahulu .

Agus sebagai ketua kelas memberi intruksi kepada teman-temannya . "Oke semua ikuti gerakan ketua ya !' perintah Agus kemudian melakukan gerakan senam ringan .

Semua siswa mengikuti gerakan Agus . "Ketua ganti gerakan dong masa gitu doang ,“ celetuk Yuni dari arah belakang dengan suara keras .

"Oke siap !" jawab Agus lalu melakukan gerakan lain . Siswa sangat antusias melakukan gerakan senam sambil bercanda .

“Kalian mau bercanda atau mau senam sih ?" tanya Agus dengan tersenyum membuat semua teman menertawakan dirinya karena wajahnya sangat lucu .

"Senam dong masa mau berenang ," celetuk Danang sambil tertawa . Kia yang berada disampingnya menegur dengan mencubit lengannya .

"Aduh , sakit dong sayang ," Danang mengusap lengannya yang sakit . "Syukurin ," kata Kia sewot .

Pak Bagas selaku guru olah raga berjalan menuju lapangan dan memberi arahan kepada siswa . “Sekarang kalian olah raga voli dan buat regu masing-masing enam orang ," kata Pak Bagas sambil melempar bola ke arah tengah lapangan .

Semua siswa saling membuat regu dan mereka berlatih main voli dahulu sebelum melakukan tanding . "Ira kamu sama kita , sini !" perintah Ana memanggil Ira yang sedang bermain bola sendirian .

Ira berjalan ke arah Ana dan lainnya . Begitu juga dengan teman pria membentuk sebuah regu . pertandingan bola voli siap di mulai dari regu Ira dan teman-temannya melawan regu Widya dan teman-temannya.

Pertandingan di mulai regu Ira melakukan server lebih dahulu , awal pertandingan di menangkan regu Widya . Pertandingan semakin serius dan memanas di tengah panasnya sinar matahari . Saat jelang akhir pertandingan dimenangkan regu Ira .

Ira dan teman-temannya bersuka cita atas kemenangannya. Selanjutnya giliran regu pria melakukan pertandingan , dimulai dari regu Danang dan teman-temannya melawan regu Temon dan teman-temannya.

Regu pria sangat kuat dan bertahan , awal pertandingan dimenangkan dari regu Temon dan teman-temannya. Pertandingan semakin heboh ketika Danang berulah .

"Danang curang tuh mainnya ," teriak Ira . Semua teman-temannya menyetujui seruan Ira , semua menyeru ke arah Danang . Tapi Danang mengabaikannya dia semakin bersemangat memainkan bola dan melakukan smash keras ke arah lawan .

Akhir pertandingan sama seri . “Ah sial , kenapa harus seri sih , ayo main sekali lagi kali ini pasti kita yang menang ," kata Ali ,si pria paling tinggi diantara teman satu kelas .

"Kamu kan tinggi masa kalah sama mereka ," sahut Temon . "Mereka juga punya backingnya si Sabil ," kata Ali menunjuk Sabil yang sedang bermain voli bersama Arif .

Temon dan teman-teman regunya melihat Sabil . “Memang paling jago badannya saja besar wajahnya seperti Mike Tyson , “ sahut Temon sambil tertawa melihat wajah Sabil .

Salah satu teman menyenggol lengan Temon , membuat Temon terjatuh ke samping . "Eh , jahil banget main dorong segala ," kata Temon menatap tidak suka pada temannya yang menyenggolnya .

Pak Bagas kembali ke lapangan berdiri di tengah lapangan . "Waktu sudah selesai sampai jumpa di lain waktu , ini ada hadiah buat pemenang bisa salah satu mewakili ," kata Pak Bagas sambil tersenyum .

“Ira kamu saja yang maju sana ," perintah Yuni , Ira berjalan maju ke depan menerima hadiah dari Pak Bagas .kemudian balik ke tempat -temannya. Begitu juga pemenang dari regu pria menerima hadiah dari Pak Bagas .

“Asyik dapat hadiah apa ya isinya ?" Ira membuka dengan cepat karena tidak sabar . Saat di buka sebuah gambar membuat Ira penasaran lalu membuka dengan sempurna .

“Buku tulis," kata Ira sambil mengeluarkan buku dan memberikan dengan adil kepada teman satu regu .

“Alhamdulillaah ," kata satu regu dengan kompak .

Setelah menerima hadiah semua siswa bubar dan berganti pakaian di toilet . “Habis ini kita ke kantin yuk , haus nih ," ajak Ira ,

“Tapi kan bentar lagi pelajaran bahasa Indonesia ," sahut Ana . “Tidak apa-apa masih ada waktu kok ," kata Widya . Hanya lima orang yang pergi ke kantin sedangkan yang lain masuk kelas .

“Mau beli apa nih ?" tanya Widya kepada teman-temannya.

“Aku mau beli es teh manis ," jawab Ira langsung menuju penjual .

Sedangkan yang lain ada yang minta nasi lauk , ada juga nasi soto . Mereka menikmati makanannya di kantin dengan lahap .

"Kalau lagi lapar memang enak makannya jadi nambah banyak ," kata Tyas sambil menikmati soto ayam .

"Asli enak sekali ," sahut Salsa makan nasi lauk tahu bacem sayur nangka dan sambal .

Setelah selesai makan mereka masuk kelas dan guru belum datang mengajar . “Enak sekali kalian makan ," kata Sabil berdiri di pintu melihat kelima teman perempuan masuk kelas .

"Kenyang ," kata Ira sambil memegang perut berjalan menuju tempat duduk .

"Kalau tahu gitu aku tadi beli jajan ," kata Sabil menelan ludah dengan berat .

"Minggir ," celetuk Ana yang akan keluar kelas mendorong tubuh Sabil yang menghalangi jalan . Sabil terhuyung ke depan sambil mengumpat .

“Itu masih ada jalan lebar dorong orang yang sudah di pinggir memang dasar tuh Ana ,“ Sabil kesal menunjuk ke arah Ana , tapi Ana berjalan dengan cuek mengabaikan perkataan Sabil .

"Masih ada waktu ayo ke kantin ," ajak Eko menarik tangan Sabil , mereka berjalan ke kantin diikuti dua teman Hasto dan Reki .

“Kalian ikut juga ," tawa Sabil melihat dua temanya di belakang . “Sudah ayo jajan , aku juga haus ," sahut Reki . Akhirnya mereka berempat makan di kantin .

Beberapa teman lainnya pergi ke kantin setelah lama menunggu guru tidak masuk ke dalam kelas . Ketika semua siswa yang dari kantin balik ke kelas Ibu guru sudah masuk dan memberi materi pelajaran .

Mereka yang terlambat berjalan masuk ke dalam kelas dan meminta maaf kepada ibu guru Rasti . “Kalian darimana ?" tanya ibu guru Rasti .

“Dari kantin ,Bu ," jawab mereka dengan kompak . "Kalau sudah waktunya jam pelajaran ya masuk bukannya santai di kantin ," Ibu guru menatap satu per satu siswa yang tadi terlambat .

“Iya ,Bu ," jawab mereka lagi ." Kalian salin dulu dan kamu Sabil maju dan isi jawaban di papan tulis , lanjut jawaban berikutnya buat kalian yang terlambat terakhir tadi ," perintah ibu Rasti .

Sabil maju menulis jawaban di soal nomor satu , kemudian di susul siswa lainnya sampai selesai . Kemudian Bu guru Rasti melihat hasil jawaban siswa dengan teliti .

“Ini nomor tiga salah , nanti di betulin sama yang lain , yang nomor lima tujuh dan sepuluh salah , coba tadi yang terlambat betulin yang salah ," perintah Bu guru Rasti .

Siswa yang terlambat membetulkan jawaban yang salah . “Salah sendiri jam pelajaran malah pergi ke kantin ," celetuk Danang .