Kisah Asmara Gadis Desa

Kisah Asmara Gadis Desa

Chapter Rumah Sederhana

Rumah sederhana berpagar papan adalah ciri khas orang desa meskipun papan rumah itu terlihat sangat kokoh dari tahun ke tahun . Tidak ada yang berubah sedikitpun dari rumah itu .

Banyak tetangga yang sering main di rumah tersebut mulai anak-anak sampai orang dewasa bahkan tua muda . Di rumah itu Seorang anak kecil dilahirkan dan dibesarkan dengan kasih sayang seorang ibu sejak ditinggalkan seorang ayah .

Rumah dengan banyak ruang sebagai sarana tempat tinggal seorang janda dengan keempat anaknya menjadikanya tulang punggung yang bekerja sebagai buruh tani untuk bertahan hidup .

Setiap sore selesai maghrib semua anak-anak belajar mengaji di rumah guru ngaji . Seorang gadis kecil berjalan memakai jilbab instan berjalan menuju rumah guru ngaji bernama Bu Aisyah ..

Gadis itu dengan semangat mengaji agar bisa khatam Alquran , tidak hanya dia banyak anak-anak yang lain mengaji dengan Bu Aisyah . Mereka mengaji dengan bergiliran , jika satu sedang mengaji yang lain diam menyimak , tidak ada yang berisik .

Malam hari di rumah Ira belajar sendirian , setelah belajar ia menonton televisi bersama dengan kedua kakaknya , satu kakak perempuan sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya di kampung sebelah .

"Sudah malam sana tidur ," Kakak ketiga cowok bernama Yaman mengusir Ira dan merebut remot di tangannya sambil tersenyum jahil . "Aku mau nonton televisi itu filmnya bagus , Kak , jangan di ganti ," rengek Ira kesal pada kakaknya yang dengan santai rebahan disampingnya .

"Dah sana tidur besok sekolah ," katanya memberi peringatan pada Ira . Dengan terpaksa Ira beranjak dan masuk kamar matanya pedih ingin menangis namun di tahan .

Beberapa tetangga pada nonton televisi di rumah Ira ada ibu-ibu dan anak muda seumuran Ira juga remaja . Mereka menonton di rumah Ira karena belum mempunyai televisi .

Di dalam kamar Ira mendengar banyak orang sedang menonton televisi , saling menyahut acara televisi entah acara apa Ira sudah tidak lagi peduli karena sudah di usir kakaknya .

Kakak pertama sudah menikah namun ia tinggal bersama mereka sedangkan istrinya tinggal di rumah bersama ibu dan anaknya keduanya tidak bercerai . Hanya tinggal Ira dan Kakak ke tiga yang belum menikah .

Ira pergi keluar dan duduk di teras sendirian . Tetangga depan rumah mempunyai usaha bengkel ada beberapa karyawan yang menginap di sana . Ira tidak mengenal mereka hanya sekedar tahu saja .

Di usia sekolah dasar Ira tidak banyak berteman , ia hanya sekedar bermain selesai pulang . Begitu seterusnya . Semenjak ada pendatang baru di kampungnya semua remaja heboh , mereka para remaja gencar mendekati orang baru tersebut ada yang pacaran juga ada yang putus bahkan ada yang menikah .

Sejak usia belia Ira dijuluki orang yang pendiam . Ia sangat pemalu jika berteman dengan lawan jenis . Diam-diam Ira menyimpan rasa pada salah satu pemuda di kampungnya , orangnya berkulit putih tinggi hidung mancung . Pemuda itu bernama Ruli kedua orang tuanya bekerja sebagai buruh tani juga sama dengan ibunya Ira .

Waktu Ruli jatuh di sungai Ira menangis namun tidak ia tampakkan di depan umum karena waktu itu banyak sekali orang yang berdatangan menengok Ruli yang terbaring lemah di tempat tidur .

Ira berdiri di samping Ruli menahan tangis , hatinya sedih melihat orang yang dicintai sakit . Ruli tidak tahu kalau Ira menyukainya , bahkan mereka bermain ya sekedar bermain tanpa melibatkan perasaan , sampai mereka pernah tidur bersama dengan ayahnya Ruli dan berebut pelukan seorang ayah .

Setiap malam Ruli menonton televisi di rumah Ira bersama teman lainnya , Ira sangat senang karena ada Ruli , keduanya duduk bersampingan sambil bercanda . Ira semakin jatuh cinta bila melihat dan bisa duduk berdekatan dengannya . Tapi entah dengan Ruli sepertinya hanya menganggap teman saja bagi Ira itu tidak masalah asalkan ia bisa berdekatan dengan Ruli .

_________________

Hari berganti hari sudah hal biasa bagi Ira dan Ruli semakin dekat , kadang mereka berjauhan , ya begitulah cinta monyet .

Setial hari Ibu Ira bernama Haryati pergi ke sawah ikut para petani menanam padi , kadang ikut mengambil padi ( istilah jawa derep) , pulang membawa hasil padinya dan di jemur di bawah terik matahari di terpal yang terbuat dari bambu .

Setiap pulang sekolah Ira di suruh menjemur padi , dan kalau sudah kering di angkat lalu dimasukkan ke dalam karung kemudian di bawa ke lumbung padi untuk di giling jadi beras .

Sebenarnya Ira anak yang penurut tapi kadang rasa kesal dalam hatinya ketika di suruh menjemur padi dan membawa ke lumbung , karena sangat berat . Jika tidak nurut nanti jadi anak durhaka pikir Ira .

Ada saudara dari ayahnya yang menjadi sopir grab Ia selalu di ajak bareng kalau berangkat ke sekolah . Ira sangat senang menikmati momen itu , saudaranya bernama Mukhlis selalu memberi uang jajan kepada Ira karena ia belum dikaruniai seorang anak .

Waktu kecil Ira sering main ke rumahnya bahkan setiap lebaran selalu pergi ke tempat saudaranya bersama teman sebayanya .

Hari hari Ira banyak sekali kejutan dari saudara ataupun teman , badannya yang bergerak lincah membuat orang yang melihatnya senang , banyak orang mengagumi banyak juga yang merasa kasihan karena di tinggal oleh ayahnya .

"Ira ayo kita main ," ajak Desi datang ke rumah Ira sambil membawa mainan alat masak . "Ayo , kita main dimana ?" tanya Ira dengan antusias .

Desi berpikir mencari ide . "Bagaimana kalau bermain di samping rumahmu itu kan kebun , kita masak-masakn di sana ," kata Desi berjalan mendahuluinya menunjuk tempat bermain . "Oke ," sahut Ira berjalan mengikuti Desi .

Keduanya main masak-masakan di samping rumah Ira , sedangkan Ibu Ira sedang menjemur padi d samping rumahnya tidak mempermasalahkannya .

Tidak hanya Desi yang ajak Ira bermain , kadang bermain dengan Nina dan Lusi yang rumahnya jauh .Mereka berteman sebagai teman bermain bukan saling memusuhi atau membenci satu sama lain . Tidak pernah terlihat mereka saling membenci atau dendam .

Di sekolah pun demikian Ira tidak banyak bergaul , dia selalu bermain di depan kelas bersama teman-temannya jika ada yang mengajak .

Hari itu ia pulang sekolah sendirian , teman-temannya ada yang pulang lebih dulu ada yang paling belakang .

Sepulang sekolah ia langsung nonton televisi acara kesukaannya sambil rebahan sendirian . Karena ia sudah hapal dengan tayangan harian . Kadang kala Ira kemana-mana sendiri main sama teman saja bila ada yang mengajak .

Sore harinya ia pergi mandi di sungai di bawah air pancuran ia sirami seluruh tubuhnya , tidak lupa memakai sabun mandi . Sejak usia belia ia sudah di biasakan mandi sendiri , tidak pernah manja pada ibu dan saudara lainnya .

Terpopuler

Comments

🌀 SãñõõR 💞

🌀 SãñõõR 💞

aku boleh komen ya... ini terlalu ke narasi ya... kalo bisa di seimbangkan antara narasi deskripsi dan juga dialog... juga dialognya dipisah sm dialog lain jangan disatukan jd gak terlihat dialognya ... trima kasih

2025-09-15

1

Mericy Setyaningrum

Mericy Setyaningrum

mengagumi sosok laki2 di kampung

2025-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter Rumah Sederhana
2 Chapter Pertama Kali Ikut Lomba
3 Chapter Teman Jahil
4 Chapter Belajar Kelompok
5 Chapter Noda Darah
6 Chapter Hasil Nilai Akhir
7 Chapter Putih Biru
8 Chapter Minder
9 Chapter Puber
10 Chapter Ungkapan Isi Hati
11 Chapter Suasana Hati
12 Chapter Latihan Jelang Pentas Seni
13 Chapter Latihan Di Rumah Teman
14 Chapter Puncak Acara
15 Chapter Kabar Mengejutkan
16 Chapter Sikap Ira
17 Chapter Terlambat Daftar
18 Chapter Bad Mood
19 Chapter Kemah
20 Chapter Malam Terakhir
21 Chapter Pulang
22 Chapter Teman Ngobrol
23 Chapter Mendapat Perhatian
24 Chapter Sebatas Bercanda
25 Chapter Hukuman
26 Chapter Meminta Hak
27 Chapter Kata Bijak
28 Chapter Diam Lebih Baik
29 Chapter Cemburu
30 Chapter Teguran
31 Chapter Galau
32 Chapter Tes Semester
33 Chapter Pengambilan Raport
34 Chapter Bingung
35 Chapter Ajaran Baru Di Akhir Tahun
36 Chapter Suasana Baru Dan Teman Baru
37 Chapter Mengungkapkan Perasaan
38 Chapter Awal Sebuah Hubungan
39 Chapter Melepaskan Dengan Hati Ikhlas
40 Chapter Ujian Akhir
41 Chapter Lulus
42 Chapter Pertama Kali Bekerja
43 Chapter Ujian Di Tempat Kerja
44 Chapter Kondisi Dan Situasi
45 Chapter Perselisihan
46 Chapter Sakit Hati
47 Chapter Sombong
48 Chapter Roaling
49 Chapter Perkenalan
50 Chapter Hal Yang Mengejutkan
51 Chapter Pendekatan
52 Chapter Rencana Tinggal Di Depan Mata
53 Chapter Mengulang Memori
54 Chapter Sebuah Permintaan Sebelum Pergi
55 Chapter Seperti Mimpi
56 Chapter Waktu Berdua
57 Chapter Tamu Istimewa
58 Chapter Weekend
59 Chapter Suasana Romantis
60 Chapter Menginap Semalam
61 Chapter Tugas Dadakan
62 Chapter Pengkhianat
63 Chapter Ruang Penyiksaan
64 Chapter Perhatian
65 Chapter Warung Makan
66 Chapter Bertemu Dengan Keluarga
67 Chapter Hadiah Dari Ibu
68 Chapter Bukti
69 Chapter Hari Bahagia
70 Chapter Kejutan Di Hari Pernikahan
71 Chapter Ada Maksud Tersembunyi
72 Chapter Ancaman Jadi Petaka
73 Chapter Kendala Dalam Perjalanan
74 Chapter Pengganggu
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Chapter Rumah Sederhana
2
Chapter Pertama Kali Ikut Lomba
3
Chapter Teman Jahil
4
Chapter Belajar Kelompok
5
Chapter Noda Darah
6
Chapter Hasil Nilai Akhir
7
Chapter Putih Biru
8
Chapter Minder
9
Chapter Puber
10
Chapter Ungkapan Isi Hati
11
Chapter Suasana Hati
12
Chapter Latihan Jelang Pentas Seni
13
Chapter Latihan Di Rumah Teman
14
Chapter Puncak Acara
15
Chapter Kabar Mengejutkan
16
Chapter Sikap Ira
17
Chapter Terlambat Daftar
18
Chapter Bad Mood
19
Chapter Kemah
20
Chapter Malam Terakhir
21
Chapter Pulang
22
Chapter Teman Ngobrol
23
Chapter Mendapat Perhatian
24
Chapter Sebatas Bercanda
25
Chapter Hukuman
26
Chapter Meminta Hak
27
Chapter Kata Bijak
28
Chapter Diam Lebih Baik
29
Chapter Cemburu
30
Chapter Teguran
31
Chapter Galau
32
Chapter Tes Semester
33
Chapter Pengambilan Raport
34
Chapter Bingung
35
Chapter Ajaran Baru Di Akhir Tahun
36
Chapter Suasana Baru Dan Teman Baru
37
Chapter Mengungkapkan Perasaan
38
Chapter Awal Sebuah Hubungan
39
Chapter Melepaskan Dengan Hati Ikhlas
40
Chapter Ujian Akhir
41
Chapter Lulus
42
Chapter Pertama Kali Bekerja
43
Chapter Ujian Di Tempat Kerja
44
Chapter Kondisi Dan Situasi
45
Chapter Perselisihan
46
Chapter Sakit Hati
47
Chapter Sombong
48
Chapter Roaling
49
Chapter Perkenalan
50
Chapter Hal Yang Mengejutkan
51
Chapter Pendekatan
52
Chapter Rencana Tinggal Di Depan Mata
53
Chapter Mengulang Memori
54
Chapter Sebuah Permintaan Sebelum Pergi
55
Chapter Seperti Mimpi
56
Chapter Waktu Berdua
57
Chapter Tamu Istimewa
58
Chapter Weekend
59
Chapter Suasana Romantis
60
Chapter Menginap Semalam
61
Chapter Tugas Dadakan
62
Chapter Pengkhianat
63
Chapter Ruang Penyiksaan
64
Chapter Perhatian
65
Chapter Warung Makan
66
Chapter Bertemu Dengan Keluarga
67
Chapter Hadiah Dari Ibu
68
Chapter Bukti
69
Chapter Hari Bahagia
70
Chapter Kejutan Di Hari Pernikahan
71
Chapter Ada Maksud Tersembunyi
72
Chapter Ancaman Jadi Petaka
73
Chapter Kendala Dalam Perjalanan
74
Chapter Pengganggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!