NovelToon NovelToon
Bride Of The Fate

Bride Of The Fate

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Duda / CEO / Beda Usia / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rustina Mulyawati

Anya Safira adalah gadis berusia 20 tahun. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah hotel. Suatu hari Anya tengah membersihkan kamar hotel yang sudah ditinggalkan oleh tamu. Namun, Seketika seorang pria masuk dan menutup pintu serta menguncinya. Pria itu mabuk dan tidak sadar kalau ia salah masuk kamar.

Melihat tubuh seksi Anya pria tersebut tidak tahan dan segera mendorong tubuh Anya ke atas ranjang. Pria itu pun naik dengan hasrat yang tidak tertahankan. Anya yang ketakutan hendak berteriak. Namun, pria itu segera membekap mulut Anya sambil berbisik.

"Jangan berteriak. Aku akan memberimu satu miliyar asal kau layani aku, " bisiknya.

Anya yang memang sedang membutuhkan uang, tidak pikir panjang dan menerima tawarannya. Dan disitulah awal dari semuanya.

Anya tidak tahu, kalau pria itu adalah tuan Elvaro. Duda kaya raya seorang Presdir perusahaan ternama YS.

Lalu, apakah yang akan terjadi selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rustina Mulyawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Bertemu Dengan Idola.

 Dari rumah Anya dan Bima pergi bersama. Niatnya untuk menghindari kecurigaan dari semua orang. Tanpa mereka tahu, seseorang mengikuti mereka diam-diam. Orang itu Amira. Ia mengambil kesempatan ketika semua orang tidak ada di rumah untuk pergi dan mengikuti mereka. Dalam perjalanan menuju taman, mereka sedikit mengobrol.

 "Kenapa kamu berbohong tadi? " tanya Anya.

 "Bukan apa-apa. Hanya saja kalau kamu bilang yang sebenarnya, aku takut Ayah nanti salah paham kepadamu. "

 "Uhhh... kamu khawatir sama aku? " sahut Anya menggodanya.

 "Tidak. Siapa yang khawatir sama kamu? Aku haya khawatir sama Ayah. Bukan sama kamu," balas Bima dengan nada yang cukup tinggi.

 "Baiklah."

 "Tapi, sebenarnya aku juga gak suka sih, liat kamu dekat sama cowok itu. Apalagi Ayah, dia pasti akan cemburu. Tapi, beneran kan kamu gak ada hubungan apapun sama dia? Jangan sampai mengkhianati Ayah. Atau dia akan benar-benar mengamuk nanti, " ujar Bima berterus terang.

 Anya tersenyum sambil menghentikan langkahnya. Ia menatap wajah Bima dengan intens.

 "Anak baik, kamu gak usah khawatir. Aku sama Farel cuma temenan doang. Dia itu sudah ku anggap seperti seorang adik bagiku. Karena kami tumbuh besar bersama."

 "Jadi, ada urusan apa kalian janjian ketemu disini? " tanya Bima penasaran dengan urusan mereka.

 "Oh itu, sebenarnya sejak dulu aku suka melukis. Hari ini Farel mau mengajak aku ke galeri seni milik pamannya. Aku sudah lama ingin pergi ke sana untuk melihatnya dan belajar banyak tentang seni. Sudah lama aku tidak pernah melukis lagi, rasanya kangen banget," jelas Anya.

 "Kenapa?"

 "Karena aku harus bekerja keras. Mana ada waktu buat melukis. Semua waktuku habis untuk bekerja dan merawat keluargaku. Aku tidak punya pilihan selain merelakan semua impianku, " jawab Anya.

 Bima sejenak terdiam. Ia merasa sedih mendengar kisah hidup nya yang begitu penuh beban.

 "Tapi sekarang kan kamu punya waktu. Kamu bisa memulai kembali apa yang kamu suka. Dan mewujudkan impian mu, " usul Bima.

 Anya tersenyum lebar mendengar ucapan Bima. Tidak ada yang salah dari perkataannya. Bukan ia tidak mau memulai kembali apa yang ia suka. Hanya saja, mungkin dia akan sibuk nantinya mengurus anaknya yang masih dalam kandungan saat ini. Karena nasibnya belum pasti akan diterima oleh keluarga Sugito. Lambat laun, ia akan ketahuan sedang hamil sebelum menikah. Walau anak itu adalah anaknya Elvaro.

  "Sudah sampai. Farel ada di sana. Makasih yah, udah nemenin perjalanan aku."

 Anya langsung saja melengos pergi menemui Farel yang sedang menunggunya. Sedangkan Bima hanya menatap kepergiannya menemui pria itu.

  Amira yang sedari tadi mengekori mereka diam-diam. Akhirnya menemukan sesuatu yang mengejutkan. Ternyata, Anya memang bertemu dengan cowok lain yang seumuran dengannya. Amira mencari kesempatan dan momen yang bagus untuk mengambil photo mereka.

 Sementara, Farel yang sejak dulu sudah terbiasa langsung merangkul Anya tanpa ragu ketika bertemu, membuat momen itu menjadi kesempatan terbaik bagi Amira.

 "Kamu lama banget. Aku nungguin kamu sampai bosan, " ucap Farel merangkul bahu Anya.

 Anya yang sudah terbiasa pun tidak mempermasalahkan nya. "Iyah, maaf. Telat dikit juga, " sahut Anya.

 Farel mengacak rambut Anya gemes. "Udah yuk. Jalan sekarang! " serunya sambil memegang tangan Anya dan menariknya lembut.

 Amira mendapatkan apa yang dia inginkan. Sedangkan Bima yang juga masih berdiri disana melihatnya sedikit kesal. Walau bagaimanapun juga, meski mereka sahabatan. Apakah wajar, sikap mereka seakrab itu? Pikir Bima. Karena dalam hubungan antara pria dan wanita itu tidak ada yang tahu.

 Amira sudah cukup merasa puas dengan hasil jepretannya. Jadi, ia pun memilih untuk pulang saja, karena kepalanya mulai terasa berdenyut sakit. Sedangkan Bima kini mulai merasa gelisah dan cemas. Ia berniat membuntuti mereka dari belakang dan mengawasi mereka. Bukan Bima tidak percaya kepada Anya, tetapi ia tidak mempercayai Farel. Sebab itu, ia pun mengikuti mereka secara terang-terangan.

 Farel tahu sedang diikuti. Tapi ia tidak peduli dan menghiraukannya. Lagi pula sudah lama Farel tidak ada waktu berdua dengan Anya seperti ini. Hanya diganggu satu lalat saja, ia tidak perlu merasa tidak enak ataupun sungkan.

 Butuh waktu dalam perjalanan menuju galeri seni paman Farel. Dan akhirnya mereka sampai di tujuan. Anya sangat senang sampai ia merasa sangat gugup sekali. Kali pertama dalam hidupnya akhirnya ia menginjakkan kaki di tempat ini.

 "Ayo, masuk. Sekalian aku mau kenalkan kamu ke paman aku, " ujar Farel.

 Anya hanya mengangguk penuh semangat. Ketika langkahnya tiba di dalam, Anya begitu takjub melihat beberapa karya indah yang terpajang di sana. Setiap goresan pada lukisan itu terlihat begitu halus dan nyata. Saat memandangnya ada sebuah perasaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

 "Indah sekali. Beruntungnya aku bisa melihat langsung karya sebagus ini, " gumam Anya sambil melihat-lihat sedikit.

 "Aku tahu kamu akan sangat kagum. Jadi, aku mau nunjukin satu karya yang luar biasa kepadamu. Ayo, ikut aku! " seru Farel sambil menggandeng tangan Anya.

 Farel mengajak Anya ke satu ruangan yang hanya bisa di masuki oleh bukan sembarang orang. Farel bisa masuk karena memiliki kunci akses.

 Anya terpukau melihat karya yang yang ada di depannya itu. Itu adalah lukisan terindah yang pernah ia lihat dalam hidupnya. Seakan lukisan itu memiliki jiwa. Semakin ia menatap nya dalam-dalam. Semakin terasa pesan dari lukisan itu. Entah kenapa ia merasa sangat sedih. Jika dilihat sekilas, lukisan itu hanya coretan biasa. Tapi setelah mendalaminya. Lukisan itu seakan menunjukkan pesan dari balik coretannya. Sangat mengagumkan.

 "Lukisan itu, saya buat untuk istri saya, " ucap seorang pria yang baru masuk.

 Anya berbalik untuk melihat siapa yang bicara. Tidak di sangka dia adalah idolanya sejak dulu. Anya sangat terkejut bisa bertemu dengannya seperti ini. Sampai-sampai ia terdiam mematung menatap pria itu tidak percaya ada di hadapannya.

 "Anya? Kamu gak papah? " tanya Farel sambil menyikut lengannya.

 Anya segera menggeleng cepat. Ia berusaha untuk segera sadar. "Farel, ini beneran Pak Amjasta, kan? " sahut Anya.

 "Iyah, seperti janjiku dulu. Maaf yah, baru kau tepati sekarang, " sesal Farel.

 "Kamu kok gak pernah bilang sih, kalau beliau itu paman kamu? "

 "Idih, perasaan dulu aku pernah bilang sama kamu. Cuma kamu nya aja yang gak percaya."

 Anya hanya mendengus pelan dan tersenyum kepada Amjasta.

 "Hallo? Pak Amjasta, apa kabar?"

 "Baik. Kamu Anya, kan? Farel banyak cerita tentang kamu ke paman. Katanya kamu juga suka melukis. Jadi, mau saya jelaskan beberapa lukisan disini? " ajaknya.

 "Dengan senang hati, Pak. Suatu kehormatan bagi saya, " balas Anya dengan sangat antusias.

 Lantas, Amjasta dan Anya mulai melihat-lihat beberapa karya terbaiknya. Anya mendengarkan dengan seksama. Farel senang karena akhirnya janjinya dulu kepada Anya sudah di tepati walau cukup lama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!