Alana, Rekha, Chyntia, Aurora, Tiara, Salsa, Shea, 7 orang gadis cantik yang harus berhadapan dengan 7 orang kating mereka yang sangat terkenal di kampus.
Jay, Jake, Owen, Gerry, Niko, Satria, Dewa, kating yang paling terkenal di semua kalangan mahasiswa, hingga membuat mereka menjadi wajah kampus untuk mewakili kampus dalam beberapa kegiatan terpaksa berhadapan dengan 7 orang mahasiswi baru yang ternyata cukup membuat mereka kewalahan dengan segala jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 34
Setelah kejadian tadi, Satria terus saja diam dan terkesan seperti menarik diri dari dunianya. Terlihat seperti saat ini, dia tidak tertarik dengan pembicaraan mereka.
"Kenapa?" tanya Jake penasaran melihat Satria.
"Kena gampar Chyntia." jawab Owen dengan begitu santai.
"What?" pekik Jake terkejut.
Bagaimana bisa Satria sampai di tampar oleh Chyntia? " Lo gak salah kan? Chyntia temennya Alana? Anak baru itu kan?" tanyakan-nya lagi.
"Kok bisa?" lanjut Jake yang benar-benar penasaran.
"Masalah salah paham sih," kali ini Dewa yang bicara karena dia saksi mata dari kejadian tadi.
"Tapi kayaknya mereka anak baik-baik deh. Gak mungkin kalau Chyntia langsung nampar gitu aja." sahut Jake yang sedikit banyaknya mengerti circle Alana.
"Terus, Lo pikir cuma lo aja yang kenal mereka gitu? Oh iya, gue lupa kalau lu sih paling terkenal!" sahut Gerry tiba-tiba yang membuat semua orang terkejut.
Jake, dia adalah sasaran utama saat ini. Entah mengapa dia merasa bahwa hubungan mereka semakin hari semakin tidak baik. Pasti ada saja yang menjadi permasalahan di antara mereka berdua.
"Maksud Lo apa ngomong kayak gitu? Lo cemburu kan gue sama Alana?" sahut Jake yang tidak suka atas sikap Gerry yang kekanakan menurutnya.
"Gue cemburu, Buat apa?" kilahnya yang belum mau mengakui dirinya.
"Gue pernah ngalah sama Lo saat SMA dulu, dan gue gak mau ngalah lagi. Lo inget kejadian from night waktu itu kan?" Gerry terdiam ketika Jake mengatakan hal itu padanya.
"Tapi gue gak suka sama Aira, dan gue gak pernah minta Aira buat suka sama gue!" balas Gerry setelah cukup diam beberapa saat.
"Terus, apa gue minta Alana buat suka sama gue? Gak, Gerry. Gue memang suka sama Alana, tapi gue gak pernah minta dia buat balas perasaan gue. Sekarang terserah Lo mau apa! Intinya gue gak akan ngalah lagi kali ini!" pungkas Jake sebelum pergi meninggalkan teman-temannya.
6 orang disana terdiam semua. Baik itu Jay, Dewa, Satria, Owen dan Niki, mereka hanya bisa melihat kegaduhan antara teman-temannya.
"Yuk, siapa lagi yang mau ribut soal cewek? Lo Nik, gak minat buat berantem sama teman Lo juga?" sindir Dewa melihat hubungan pertemanan mereka saat ini.
"Kok gue?" jawab Niki terlihat kesal.
"Gerry, Jake, Satria. Terus siapa lagi habis ini? Lo, gak mau ikutan juga?" lanjut Dewa lagi.
"Lagian gue heran sama kalian. Cuma masalah cewek kenapa harus ribut sih? Emangnya cewek cuma satu doang ya? Apa gak ada cewek kampus yang bisa kalian deketin gitu? Kenapa harus Alana? Why?" Jay terdiam.
Dia saat seperti ini tiba-tiba saja dia teringat akan sosok gadis cantik berkulit putih yang tiba-tiba naik ke atas panggung hajatan di salah satu kampung yang tidak sengaja dia lewati ketika bersepeda.
"Nah, bau-bau jadi orang gila selanjutnya nih," ucap Dewa saat melihat Jay yang sejak tadi diam saja.
Bukan hanya Dewa, tapi mereka juga melihatnya. "Lagian lo juga kayak bocil tau gak Ger! Malu sama umur tau gak! Ribut soal cewek, kayak gak ada yang lain aja. Mending Lo ke Senayan deh, ambil sepatu ice skating Lo. Biasanya kan Lo selalu disana kalau lagi suntuk!" lanjut Dewa.
"Gue udah gak main lagi." semua orang terdiam saat mendengar jawaban dari Gerry.
Mereka semua tau, seberapa cintanya Gerry pada dunia Ice Skating. Bahkan dia pernah mengikuti kejuaraan internasional dan itu sangat membanggakan untuk mereka.
"Gak apa-apa!" jawab Gerry yang langsung menutup kedua matanya dengan lengan kirinya.
***
next
np ft gk bs di bk
next my