NovelToon NovelToon
DI CINTA PRIA-PRIA TAMPAN

DI CINTA PRIA-PRIA TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Berondong / Duda / CEO / Sugar daddy / Satu wanita banyak pria
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Afriyeni Official

Dicintai empat orang pria tampan dan kaya adalah keberuntungan seorang perempuan cantik bernama Tania.

Keempat pria berbeda profesi itu bersaing melakukan segala cara untuk merebut perhatian dan mendapatkan cinta Tania.

Persaingan cinta keempat pria itu semakin memanas, saat mereka mengetahui, Tania menyukai salah satu dari mereka.

Hingga suatu hari, Tania yang sudah didesak ibunya untuk segera menikah, buru-buru mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya.

Yuk, baca gimana seru, romantis dan bucinnya para pria ini dalam mengejar cinta Tania.

Kira-kira, siapa yang Tania sukai ya?
Bosnya yang berstatus duda, atau brondong rekan kerjanya? atau Dokter cinta pertamanya ataukah sang mantan kekasih yang aktor terkenal?

Jangan lupa, tinggalkan jejak yang baik dengan like, komen, subscribe dan beri vote serta ⭐⭐⭐⭐⭐ jika kamu suka.
UPDATE KARYA TIAP HARI PUKUL 7.00 WIB dan PUKUL 19.00 WIB. Tetap stay disini, jangan kemana-mana okey 🤭 MAKASIH 😍 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DI CINTA PRIA-PRIA TAMPAN 32

Tania masih gemetar, ketika sudah berdiri di depan pak Rudi yang duduk dengan nyaman diatas kursi kebesarannya sebagai pimpinan perusahaan.

Sikap tenang pak Rudi dengan senyuman sinis yang terukir dibibirnya, makin membuat Tania gelisah tak menentu. Keringat dingin mengucur deras di dahinya. Hatinya di penuhi tanda tanya, hukuman seperti apa yang akan ia terima karena sudah terlambat masuk kerja.

Sedari tadi berdiri diam menunggu Pak Rudi bersuara, cukup membuat lutut Tania lelah untuk berdiri. Tania jadi salah tingkah karena pak Rudi terus menatapnya tanpa berkedip.

"Kenapa kamu terlambat?" tanya pak Rudi dengan intonasi nada rendah, namun penuh tekanan.

Akhirnya, pimpinannya itu membuka suara juga.

"I-itu pak, semalam saya susah tidur." Jawab Tania jujur.

"Hmm, kenapa susah tidur? Kamu banyak masalah?" Pak Rudi menatap Tania penuh selidik.

"Enggak pak, saya nggak ada masalah apa-apa." Tania jadi canggung karena pertanyaan Pak Rudi yang suka mengorek urusan pribadinya.

"Hmm, baguslah kalau begitu. Saya tidak mau, pekerjaanmu terganggu karena ada beban masalah pribadi yang sulit kamu tuntaskan." Ujarnya kemudian, mengulas senyuman manis dan menatap Tania penuh arti. Kesan sangar yang tadi ia perlihatkan di depan banyak karyawan, berubah jadi kalem dan manis di depan Tania.

Tatapan Pak Rudi hari ke hari makin aneh dirasakan Tania. Sejak semalam, Tania sudah merasa gelagat Pak Rudi makin tak beres padanya. Apalagi Tania tipe perempuan yang kurang sabaran. Dia lebih suka pria yang to the point, bukan pria yang suka main kucing-kucingan.

"Pak, kenapa bapak menatap saya seperti itu!?" tanya Tania penasaran.

"Emang saya gimana?" tanya Pak Rudi balik bertanya.

"Itu, bapak senyum nggak jelas."

"Lalu, saya harus bersikap gimana sama kamu!?" Pak Rudi mengerutkan dahi heran.

"Biasanya bapak 'kan suka kasih hukuman sama karyawan yang telat, kenapa bapak bukan marahin saya atau kasih hukuman gitu," ucap Tania dengan berat hati.

Padahal Tania nggak mau di hukum sih, cuman aneh juga kalau Pak Rudi tidak menghukumnya dan itu akan membuat posisinya makin sulit di mata karyawan lain yang suka julid padanya.

"Oh, jadi kamu mau saya hukum?! Kamu mau hukuman seperti apa!? Biar saya kabulkan." Wajah Pak Rudi berganti kembali sangar dan menatap Tania dengan tajam.

Tania jadi terdiam. Bingung, tak tahu harus menjawab apa.

Dia pun menunjuk Tania dari tempat duduknya.

"Kamu kesini, mendekat!" titahnya.

Tania menurut patuh. Mendekati meja Pak Rudi yang cuma beberapa langkah dihadapannya.

"Lebih dekat lagi!"

Tania mendekat satu langkah, hingga nyaris mentok ke meja kerja Pak Rudi.

"Kurang dekat! Kesini berdiri didekat saya!" titahnya lagi agak keras.

Sesaat hati Tania bimbang, perlahan dia berjalan mengitari meja dan berdiri disamping pak Rudi yang memutar kursi duduknya menghadap pada Tania.

"Kamu tahu nggak hukuman yang terbaik untukmu apa?" tanya Pak Rudi dengan nada rendah namun penuh tekanan.

Tania tercekat. Sepasang matanya menatap tepat kearah tatapan Pak Rudi yang ternyata juga menatapnya dengan tajam.

Sepasang mata Pak Rudi yang hitam legam bagaikan mata elang yang tengah mengintai mangsa.

"Sa-saya tidak tahu pak." Sahut Tania bergetar menundukkan kepalanya.

SREET... BUGH!

"Akh..! Eummph...!" jerit Tania spontan terkejut menutup mulutnya dengan aksi Pak Rudi yang mendadak menarik pinggangnya hingga terduduk dipangkuan Pak Rudi.

"Aku menyukaimu, kamu pasti sudah tahu itu. Aku bukan bocah kemarin sore seperti Frisco yang bisa kamu permainkan dengan mudah. Aku jauh lebih dewasa, lebih segalanya. Aku ingin kamu menjadi pengganti ibu dari anakku Chantika. Apa kamu mau, jadi istriku!?" tutur Pak Rudi menahan gejolak hatinya yang bergemuruh, ketika tubuh Tania berada dalam pangkuannya.

Tania tercengang, pikiran waras nya bekerja cepat. Ia bergegas turun dari pangkuan pak Rudi dan memperbaiki pakaian kerjanya yang sedikit berantakan karena aksi gila bosnya yang seperti sudah kehilangan akal sehat.

Wajah cantiknya terlihat memerah, Tania sangat gusar mendapat perlakuan yang kurang senonoh dari pak Rudi.

"Maaf pak, bapak bukan kriteria pria yang saya cari untuk pendamping hidup saya!" dengus Tania marah.

Ia nyaris menahan tangisnya saat berbicara. Harga dirinya merasa terhina, oleh perlakuan pak Rudi yang bertindak seenaknya.

Dia pun bergegas keluar dari ruangan Pak Rudi, tanpa mempedulikan ekspresi wajah pucat Pak Rudi yang kini didera rasa penyesalan.

Pak Rudi meremas ballpoint yang kebetulan ada diatas mejanya geram. Dengan sekuat tenaga ia melempar ballpoint itu ke arah pintu masuk ruangannya, tepat menimpuk kepala Ratih yang baru saja hendak masuk ke ruangan Pak Rudi.

"Aduh! Salah saya apa Pak!?" jerit Ratih mengusap jidatnya yang benjol sebelah kiri.

Pak Rudi tak menjawab. Ia bergegas keluar ruangan tanpa menghiraukan Ratih yang cuma bengong melihat sikap bosnya.

Sedangkan Tania, telah bergegas pergi, keluar dari kantornya membawa perasaan gundah. Dia bertekad untuk bolos kerja hari ini. Masa bodoh, mau dipecat atau enggak, Tania sudah terlanjur emosi.

"Tania, tania!" seperti biasa, setiap ada masalah, pasti ada Frisco alias Chiko yang setia jadi manusia pelampiasan kemarahan Tania.

Tania menggeram marah. Pak Rudi dan adiknya memang sama-sama menyebalkan. Tatapan matanya berubah nyalang, berbalik menatap Frisco yang tidak tahu apa-apa, tengah berlari mendekati Tania.

Frisco berusaha menahan rem tumit sepatunya yang terlanjur dekat pada Tania saat menyadari ekspresi wajah Tania yang seperti harimau kelaparan yang hendak mencabik-cabik mangsa.

"UPS...! Nggak jadi, aku balik aja!" Frisco membalikkan tubuhnya cepat berniat untuk meninggalkan Tania yang sepertinya dalam keadaan suasana hati yang teramat buruk.

Tapi terlambat, tangan Tania sudah keburu menarik kerah bajunya dari belakang, hingga mau tak mau dia harus menerima, menjadi sasaran kemarahan Tania.

"Gara-gara kamu, aku nggak bisa tidur! Gara-gara kamu juga, aku telat masuk kantor! Semua gara-gara kamu! Aku di hukum Pak Rudi juga gara-gara kamu! Kalian kakak beradik sama gilanya!" jerit Tania mengamuk, mencubit, memukul, menghajar Frisco sepuas hatinya.

Frisco tak bisa melawan. Dia cuma pasrah membiarkan dirinya jadi sasana tinju Tania yang kekuatannya tidak sekuat Mike Tyson atau Muhammad Ali.

Hingga akhirnya Tania merasa lelah sendiri dan memilih duduk di atas bangku beton yang banyak berjejer dalam taman, di depan pelataran kantor. Di ikuti oleh Frisco yang tetap tenang, ikut duduk di atas bangku berdiam diri di samping Tania.

Tingkah laku mereka berdua, tidak luput dari pandangan Pak Rudi yang berdiri diam-diam dekat jendela ruangan kerjanya yang berada di lantai atas. Posisi Pak Rudi yang cukup jauh, hanya bisa memantau gerak gerik mereka saja, tanpa bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.

Rasa cemburu, terlihat jelas di wajah Pak Rudi. Hasratnya untuk memiliki Tania semakin besar. Bagaimana pun, ia harus mendapatkan Tania, meski dia akan jadi anak terbuang dari keluarga Jaya Atmaja. Dia tak mau kalah dari Frisco yang ia anggap cuma anak ingusan kemarin sore.

Lama ia memandang ponsel yang sedari tadi ia genggam dalam tangannya. Setelah berpikir sekian lama, jemarinya memencet ragu sebuah nama yang tertera diatas ponselnya.

"Hallo Pi, aku mau bicara, masalah Frisco."

.

.

.

Pak Rudi ngapain nelpon papi tirinya ya?

Ish...ish...ish.....

BERSAMBUNG

1
R 💤
Wahh, siapa nih??
R 💤
hahahah gabisa bayangin model si Chiko, tapi tetap tampan kan oma
R 💤
cemburu menguras hati ya Pak Rud /Facepalm/
R 💤
semoga selamat, biar bisa rebutan Tania lagi eheheh
R 💤
Chiko selalu ada untukmu Tania,, coba pertimbangkan lagi
R 💤
wkwkwkwkwk
R 💤
Halah, kalau kau di posisi Mike pasti kau juga akan meladeni Zyan Chik/Chuckle/
R 💤
pahlawanmu datang Tania...
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Gara2 anu tuh jadi kesiangan /Facepalm/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©
tak perlu memihak siapapun kok, Bu Mayang. biarkan anak²mu berjuang sendiri meluluhkan hati Tania, dan ketika Tania sudah memberi keputusan tolong terima dengan baik, entah itu yg dia pilih Chiko atau Pak Rudi, atau bahkan bukan keduanya..
💱FEBRIAN ARY♠️💱
keenakan Oma di peluk /NosePick/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©
si Chiko emang nakal ya, jadi gemezz deh pen ikutan nyubit😄
💱FEBRIAN ARY♠️💱
ketahuan lu chiko
💱FEBRIAN ARY♠️💱
udah capek nyanyi, kagak di sawer/Proud/
💱FEBRIAN ARY♠️💱
pasti si Chiko /Proud/
💱FEBRIAN ARY♠️💱
ngapain bohong, bilang aja jomblo/Tongue/
💱FEBRIAN ARY♠️💱
ya udah, cepetan cari
💱FEBRIAN ARY♠️💱
aku disini omaaa
💱FEBRIAN ARY♠️💱
modus si daddy
💱FEBRIAN ARY♠️💱
pake aja drpd gak pake baju 🏃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!