NovelToon NovelToon
SENORITA DEL AMOR

SENORITA DEL AMOR

Status: tamat
Genre:Misteri / CEO / Roman-Angst Mafia / Tamat
Popularitas:31.3k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Series #1

•••Lanjutan dari novel TAWANAN PRIA PSIKOPAT (Season 1 & 2)•••

Universidad Autonoma de Madrid (UAM) menjadi tempat di mana kehidupan Maula seketika berubah drastis. Ia datang ke Spanyol untuk pendidikan namun takdir justru membawa dirinya pada hubungan rumit yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Rayden Salvatore, terus berjuang untuk menjaga gadis kecilnya itu dari semua yang membahayakan. Sayangnya dia selalu kecolongan sehingga Rayden tidak diizinkan oleh ayah Maula untuk mendekati anaknya lagi.

Maula bertahan dengan dirinya, sedangkan Rayden berjuang demi cintanya. Apa keduanya mampu untuk bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Teror Sebelum Membunuh

...•••Selamat Membaca•••...

New York City - 03.27 A.M.

Rayden tidak bisa tidur. Gedung pencakar langit Manhattan tampak dingin dan tidak ramah dari balik jendela mansionnya yang mewah. Di meja kerjanya, berbagai berkas lama terbuka. Foto-foto Riccardo, catatan operasi terakhirnya, dan potret Bianca tersenyum di sebuah pesta bertahun lalu.

Sekarang, senyum itu telah mati. Yang tersisa hanya dendam.

Ia menekan tombol di laptop, menyambungkan ke jaringan rahasia Vindex.

“Trace pergerakan terakhir Bianca Giordano,” ucapnya pada sistem.

Detik berikutnya, sejumlah lokasi muncul yaitu Madrid. Hanya beberapa kilometer dari tempat Maula tinggal.

“Brengsek...”Rayden mengumpat pelan.

Bianca sudah terlalu dekat dan terlalu cepat. Dia bergerak sendirian tanpa pengawalan dari siapa pun, hal itu menunjukkan kalau dia jauh lebih kuat dari Maula.

Ia meraih ponsel, membuka kontak dengan nama "Aethon".

Suaranya dingin dan tajam, “Aktifkan pemantauan Maula, tanpa jejak. Siapa pun yang mendekatinya tanpa izin, hancurkan.” Lalu ia menutup laptopnya dengan satu ketukan keras.

...***...

Madrid - Hari berikutnya...

Maula berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruang dosennya. Suasana tampak normal... tapi dadanya terasa tidak wajar. Ada sesuatu yang mengikutinya, walau tak terlihat.

Ketika membuka loker, ia menemukan sebuah amplop putih tanpa nama di dalamnya ada foto dirinya di balkon kamar dan sebuah tisu berdarah. Lalu sebuah kertas yang bertuliskan :

[Mata yang terbuka terlalu lebar, akan ditutup untuk selamanya. Waktumu telah tiba Maula Chulpan Maximillian]

Jantung Maula berdetak lebih cepat, dia dipantau oleh seseorang saat ini. Dia tidak takut atau gentar, justru dia suka dengan tantangan begini.

Ia langsung menoleh ke sekeliling, tapi koridor itu sangat sepi.

Ponselnya bergetar dan ada pesan dari nomor tak dikenal. [Lawan yang baik, selalu diberi waktu bernafas sebelum dibunuh, bukankah hewan ternak diberi makan yang baik sebelum disembelih dan dikorbankan?]

Maula mengepalkan tangannya. Ini bukan sekadar peringatan tapi ini permainan. Bianca tak hanya ingin membunuhnya dengan cepat, Bianca ingin merusak pikirannya lebih dulu.

Maula tak menangis dan tak gemetar sama sekali. Tapi saat ia menatap bayangan dirinya di kaca ruang anatomi, ia tahu satu hal bahwa perang ini bukan hanya tentang Rayden. Ini tentang siapa dirinya saat segala yang aman mulai hancur.

Dan dia harus memilih kabur, atau mulai memburu lebih dulu.

“Oke. Kau mau bermain denganku, akan aku ladeni.” Maula menyeringai karena dia memang tahu kalau saat ini dirinya sedang dipantau dari berbagai arah.

...***...

Jakarta, Indonesia. Rumah Mewah Keluarga Maximillian

Mentari pagi baru menyibak dari celah jendela kaca lebar ketika Leo duduk di ruang kerjanya yang megah. Hari ini dia memilih untuk kerja dari rumah karena Maureen sedang demam ringan.

Interior kayu mahoni, rak buku tinggi menjulang, dan aroma tembakau mahal memenuhi udara. Tapi pagi itu tak seperti biasanya.

Ponselnya bergetar. Panggilan terenkripsi dari Dargo, tangan kanan Leo yang dia utus menjaga Maula di Madrid.

Leo menjawab singkat, “Bicara.”

“Ada insiden di Madrid. Maula diserang.”

Darah Leo seolah berhenti mengalir.

“Apa?” Suaranya langsung berubah tajam.

“Semalam. Di ruang jenazah Rumah Sakit La Paz. Maula diserang oleh seorang perempuan yang tidak dikenal, wanita asing, cepat, dan terlatih. Tapi Maula selamat. Luka ringan di pundaknya. Maula melawan dengan baik. Kami tidak bisa masuk karena itu ranah publik dan pelakunya tidak tertangkap karena dia memiliki gerakan dan taktik yang sempurna. Sepertinya dia sudah membaca situasi mengenai Maula.” Leo berdiri dari kursinya dengan Nafas tertahan. Matanya menajam lalu tangannya mengepal hingga urat-urat di lengannya terlihat.

“Ada motif?” tanya Leo akhirnya dengan suara tercekat karena emosi.

“Nama Rayden disebut. Pelaku tampaknya menyimpan dendam pada Rayden. Dan... mungkin Maula hanya sasarannya karena hubungan mereka yang akhir-akhir ini semakin dekat.”

Leo berjalan ke arah jendela besar, memandang halaman rumah yang sepi. Tapi pikirannya ada ribuan kilometer jauhnya, di Madrid. Anak perempuannya, darah dagingnya, telah diserang di tempat yang seharusnya paling aman.

“Rayden lagi,” gumam Leo pelan.

“Siapa wanita itu?” tanyanya tegas setelah mengendalikan emosi.

“Bianca Giordano. Tunangan Riccardo Giarald, Rayden membunuhnya sekitar hampir dua tahun yang lalu, anak dari Don Giarald, mafia besar di New York. Dan saat ini, Rayden menjadi penguasa di sana setelah menggulingkan kekuasaan Giarald.” Leo mendengus pelan, hatinya tidak aman lagi mendengar Rayden kembali ke dunia kelam itu dan kini malah menyeret putrinya. Leo menatap ke langit dengan mata yang membendung cairan bening.

“Jadi sekarang mayat-mayat itu mulai menggali kuburnya sendiri. Dendam ini tidak akan pernah berhenti sampai kapan pun.” Leo tak bisa lagi berkata apa pun selain ini.

“Dendam pribadi yang mulai menyentuh garis keluarga, Bos,” lanjut Dargo. “Dan Maula, tanpa sadar, masuk ke dalamnya dengan ikatan yang dia miliki dengan Rayden Salvatore.”

“Perkuat pengawasan Maula. Kirimkan tim dari unit senyap ke Madrid. Jangan ganggu dia. Cukup awasi. Dan satu hal lagi, Dargo...”

“Ya, Bos?”

“Cari Bianca. Temukan dari mana dia bergerak, siapa yang mendanainya, dan apakah ada lebih dari satu bayangan yang mengejar putriku. Aku tak ingin satu pun jejak darah menyentuh Maula lagi.”

“Dimengerti.”

Leo menutup telepon. Tatapannya dingin. Ia tahu, jika seseorang cukup berani menyentuh keluarganya, maka permainan lama ini... akan dimulai lagi.

Dan dia—Leo Maximillian—tidak pernah bermain untuk kalah.

“Ganggu keluargaku, berarti kau membangunkan sesuatu yang sudah lama aku kubur dalam-dalam. Bianca Giordano. Aku tidak datang untuk kekalahan, selama ini aku selalu menghindari perang, tapi kalau perang itu hadir sendiri dan menyentuh hal terpenting dari hidupku, aku tidak akan kalah.” Leo menatap tajam foto putrinya yang terpajang besar di ruang kerja.

Maula adalah cahaya penting dalam hidup Leo, berani meredupkan cahayanya, berarti berani bermain dalam kegelapan. Leo adalah sesuatu yang gelap dan handal dalam kegelapan itu.

...***...

Maula menjalani kegiatannya dengan penuh kehati-hatian. Teror bukan hanya sekedar pesan lagi, setiap langkah yang dia lakukan telah disabotase dengan rapi oleh Bianca. Alat bedah yang selalu ada di dekat Maula selalu membuat Maula dalam ancaman.

Maula kini sedang duduk di kantin bersama dengan teman-temannya untuk makan siang. Ketika sedang santai dan ingin menyantap makanannya, tiba-tiba seorang pengunjung menyenggol bahu Maula yang sedang duduk.

“Aw,” pekik Maula ketika ujung tas orang itu melukai lengannya.

“Maaf, senorita.” Orang itu pergi begitu saja, Sofia langsung menarik lengan Maula karena darah lumayan banyak mengucur.

“Kita obati ya, nanti kamu lemas karena kehilangan darah.” Sofia menarik Maula dan pergi ke ruang perawatan luka. Maula tidak berpikiran buruk, dia menganggap itu hanyalah kecelakaan kecil biasa.

Padahal di ujung tas orang tadi memang terselip sebuah pisau yang sangat tajam.

“Hanya kecelakaan kecil, Maula.” Bianca tersenyum di balik masker dan pakaian perawat untuk menyamar.

...•••Bersambung•••...

1
Radella
good
Syaqilla
awesome
Naxed2448
👍
Dewi Dejiya
awesome
Dinda Kirana
Awesome
Khadijah Jaelani
amazing
Iguana Scrub
luar biasa
adi_nata
motor itu kenapa tiba tiba ada ? sudah ada di rumah itu sebelumnya atau diantar seseorang ?
adi_nata: ya .. mungkin memang imajinasiku yang terbatas jadi terkadang agak bingung menangkap alur cerita. cuma bisa fokus pada satu titik keterangan.
🌺Shella BTS🌺: Oh ya beda pandangan ya, tapi kalo dri segi alur sih, mereka kan beberes di rumah dulu dan Rayden sempat bilang kalo rumahnya deket. Jadi ke supermarket ya pake kendaraan Rayden, deket lah bolak balik ke rumah dia 😁
total 6 replies
Khaira Delisya
ada lanjutannya gak Thor🥹🥹
Vebi Gusriyeni: Ada kakak, judulnya SENORITA PERDIDA
total 1 replies
adi_nata
lha dianya sendiri juga biadab.
Vebi Gusriyeni: Namanya juga psikopat
total 1 replies
adi_nata
seorang gadis belia bisa melalukan tindakan brutal semacam ini. luka seperti apa yang mendorongnya ?
adi_nata: oke siap author Vebi
Vebi Gusriyeni: Hehe aman, ntar baca aja dari awal biar gak bingung ya ☺ btw nanti kalo ada salah alur atau kekeliruan di tengah cerita bisa kasih respon dan saran, ntar aku perbaiki. Makasih udah kasih dukungannya ☺☺
total 4 replies
Yuyun Asrifani
Suka🥰
Bunda Rian Putra
terbaik
Ukhty Hawa
Baca dari season 1 sampai ke series ini benar2 menghayati, terbawa suasana hingga susah move on dari tokohnya 👍
Cherry Clode
good
Miami Zena
Awesome
Sader Krena
Amazing
Inay Inayah
keren
Flo Teris
awesome
Alya Nurhidayat
Best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!