Apa jadinya jika Guru yang menyebalkan itu men*embak mu untuk menjadi kekasihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
"Ganeesss ! Semangat ! "
"Ganeesss ! I lop yu ! "
"Kak Ganes semangat !!! "
"Adek Ganes fighting ! "
"Ganes ! Ada salam dari Kak Gading !! "
Teriakan penonton yang merupakan gabungan siswa mulai dari kelas satu hingga kelas tiga yang berbaur menjadi satu di ruang serbaguna, terdengar riuh.
Tami yang terakhir berteriak, mendapat sambutan "huuuu" dari teman - temannya. Sasi yang bersebelahan dengan Tami menyikut pinggang sahabatnya, dan mendapatkan balasan cengiran saja.
"Kamu kayak lagi jual Kakak mu loh ! Kemarin Kila, sekarang Ganes. Besok Lala pasti ! ". Bisik Sasi di telinga sahabatnya itu.
"Biar Ganes nggak ngambek ! Hehee ".
Sasi memutar bola matanya. Malas. Mendengar jawaban Tami.
Sasi melirik barisan meja juri. Disana ada Pak Sanjaya. Kekasih Ganes. Teriakan Tami tadi pasti di dengar oleh Guru nya itu.
Hari ini lomba story telling yang Ganes ikuti. Gadis itu sudah memegang micropone, dan berdiri di depan panggung.
"Halo semua, terimakasih untuk dukungannya, terutama untuk yang di sebelah sana ! ".
Ganes memulai, untuk mengurangi rasa gugupnya, Dia sengaja berbasa basi. Ganes menunjuk ke kumpulan sahabatnya. Sasi, Lala, Tami, Kila. Ke empatnya melambaikam tangan pada Ganes, saat Gadis di panggung itu menyapa.
"Salam balik buat Kak Gading yaa hehee".
Kalimat itu membuat seluruh penonton riuh, dan tak sedikit yang bersiul heboh. Ganes bukan siswa yang menonjol di bidang akademik, namun Gadis itu cukup terkenal. Selain karena rupa yang menawan, juga karena Gadis itu masuk ke dalam daftar siswa yang sering mendapatkan hukuman dari guru BK. Hehe,
"Oke, hari ini Aku mau membawakan sebuah kisah yang sangat terkenal di dunia per-wayang-an. Kalau Kalian pernah baca atau dengar tentang perang Bharatayudha, pasti tahu kisah yang akan ku bawa kan ini. Langsung aja yaaa... ".
Ganes menarik dan menghembuskan nafas nya, untuk menghilangkan kegugupan yang masih melingkupi nya. Sejak tadi, tatapan tajam dari seseorang tidak pernah berubah. Seseorang yang duduk di barisan depan sana. Barisan juri lomba.
"Jika Ayah tidak bisa, maka biar Aku yang menembus formasi itu !! ". Ucap Ganes dengan menggebu, penuh semangat. Memperagakan salah satu percakapan tokoh dalam kisah yang dibawakannya.
Ganes sedang mengisahkan bagian dari perang Bharatayudha. Dimana saat Pandawa dan Kurawa dalam perang besar itu, dihari ketiga belas, Kurawa menggunakan strategi militer CAKRA BHUANA atau formasi seperti roda raksasa, yang sangat sulit ditembus.
Formasi itu hanya dapat ditembus oleh Arjuna atau Kresna. Namun, Arjuna saat itu tidak dapat melakukannya, karena sedang bertarung di sisi lain, dan tidak bisa dipanggil segera. Waktu terus berjalan, dan jika tidak segera ditembus, pasukan Pandawa akan hancur.
Abimanyu, Anak Arjuna dan Subadra, muncul. Dia pernah mendengar Ayahnya menjelaskan cara masuk ke formasi CAKRA BHUANA. Namun sayang nya Arjuna, Sang Ayah belum menjelaskan bagaimana cara keluar dari formasi perang tersebut.
Tekad yang kuat akhirnya membawa Abimanyu menembus formasi CAKRA BHUANA, dengan segala risiko terburuk. Abimanyu dengan gagah berani melawan pasukan seorang diri, bahkan berhasil membunuh banyak panglima penting. Kekuatan dan semangat Putra Arjuna dan Subadra itu sangat luar biasa.
Pertarungan yang seharusnya dilakukan satu lawan satu itu, tidak dilakukan oleh Ksatria Kurawa. Mereka mengeroyok Abimanyu. Abimanyu terus bertahan walaupun dengan penuh luka. Bantuan yang hendak datang dari pihak Pandawa, dihalangi oleh Jayadrata.
"Aku.. mati membawa kebanggaan ! "
Ganes mengucapkan kalimat terakhir dari tokoh utama dalam kisah wayang yang Dia bawakan.
Kalimat itu membuat Ganes menitikkan air mata. Entah mengapa, kisah itu membuat hatinya terharu.
"Kisah ini mengajarkan Kita untuk berani dalam mengambil risiko. Abimanyu, Dia tidak tahu bagaimana keluar dari formasi CAKRA BHUANA, tapi hal itu tidak menyurutkan tekadnya untuk maju, memperjuangkan kemenangan bagi Pandawa ".
Tepuk tangan bergemuruh. Puas dengan cerita yang dibawakan oleh Ganes. Gadis itu membawakan kisah Abimanyu yang pemberani dengan penuh penghayatan. Teman sekelasnya, yang biasa melihat Ganes diomeli oleh Guru karena lebih sering tidur di kelas, cukup takjub dengan kemampuan Gadis itu.
Ganes turun dari panggung, dan menghampiri sahabat - sahabatnya. Saat melewati barisan juri, Gadis itu tersenyum dan mengangguk. Ada Sanjaya di barisan para juri. Tatapan nya lah yang tadi membuat Ganes gugup saat di atas panggung.
"Ya ampun Ganes. Kamu menghayati banget tadi !"
"Kayak bukan Kamu loh ! "
"Tadi Aku sampai ngucek mataku, nggak percaya, kalau itu Kamu ! "
Begitu Ganes duduk, di bangku kosong, diantara Sasi dan Kila, sahabat - sahabatnya mulai berkomentar.
"Nggak usah lebay ! ". Protes Ganes. Karena menurutnya teman - temannya berlebihan. Dibanding peserta pertama sampai ketiga tadi, Dirinya tidak ada apa - apa nya.
"Hii bener loh ! ". Lala mencubit Ganes, karena gemas.
"Stt.. Itu peserta kelima mau tampil ! ". Ganes meletakkan telunjuknya di bibir. Membuat Keempat sahabatnya akhirnya terdiam.
"Tadi Dia kayaknya rekam Kamu pas lagi maju". Sasi berbisik di telinga Ganes, dengan pelan.
Ganes menoleh ke Sasi, dan tersenyum.
"Mama nya telpon sepertinya, Beliau mau lihat Aku tampil. Semalam Kami telpon, dan Mama mengatakan itu " Balas Ganes sambil berbisik sangat pelan. Bibirnya benar - benar berjarak kurang dari satu centi di telinga Sasi. Agar tidak ada yang mendengar selain Sasi.
Setelah Ganes tidak lagi mendekatkan bibirnya di telinga Sasi, Sasi langsung menatap sahabatnya, dengan mimik muka seolah bertanya 'Serius begitu? '.
"Kalian ini bisik - bisik dari tadi. Nggak pantas ya kayak gitu di depan sahabat - sahabatnya ! ". Kila yang duduk di sebelah Ganes, dan menyadari kedua sahabatnya saling berbisik, protes.
"Pasti ikut kepo ! ".
Ganes terkekeh, dan kemudian mencubit pipi Kila.
"Eh Tami, Kakak mu buat Aku aja ya ! Jangan buat Ganes. Dia bisik - bisik terus sama Sasi ! Nggak ngasih tau lagi gosipin apa ! ".
Kila melongok ke Tami, yang berjarak dua orang darinya. Ada Ganes dan Sasi diantara Mereka berdua.
"Aman itu ! Siapa yang ngasih Aku duit banyak, itulah calon iparku ! Heheee ". Jawab Tami dengan santai.
"Dasar adek ipar durhaka !! Jangan mau punya Adek ipar kayak Tami, Ganes, Kila ! ".
Lala ikut nimbrung kerandoman sahabatnya. Kelimanya terkikik geli.
Suara riuh kembali terdengar, karena peserta kelima telah menyelesaikan penampilannya dengan epik.
"Sasha boleh juga ! Sainganmu itu Nes ! ". Colek Lala.
"Sainganku cuman Kila ! ". Jawab Ganes asal.
"Ngrebutin Abangnya Tami ya, Nes? ".
Kila dan Ganes langsung Tos. Karena sedang satu hati satu pemikiran. Tingkah keduanya mendapatkan hadiah cubitan dari Lala.
"Inget mau kelas tiga ! Nggak boleh pacaran dulu ! ". Sasi menengahi. Dia tahu, Mereka sedang bercanda.
"Inggih Nyai ". Keempat sahabat Sasi kompak menjawab.
Perlombaan telah selesai. Semua penonton membubarkan diri. Kecuali panitia lomba yang masih bertahan. Mereka akan men - setting panggung untuk perlombaan hari berikutnya.
Diantara riuhnya siswa yang keluar dari ruang serbaguna, tidak ada yang menyadari interaksi sepasang kekasih tak jauh dari area panggung.
Ganes tadi hendak keluar bersama sahabatnya. Ekor matanya tak sengaja melirik ke arah dimana Sanjaya tadi duduk. Dan kejutannya adalah, Sanjaya juga sedang mengarahkan pandangannya ke dirinya. Lelaki itu mengkode Ganes agar bertahan, dan mendekat ke arahnya.
Beberapa saat Ganes celingukan, karena memastikan. Tidak ada yang memperhatikan, termasuk keempat sahabatnya yang sepertinya juga tidak menyadari Dia yang tidak ikut berjalan keluar.
"Mau pulang? ". Tanya Sanjaya pada Ganes, begitu Gadis itu sudah berada di dekatnya.
Ganes menjawab dengan anggukan kepala.
"Bawa kunci ini, dan tunggu di mobil. Saya akan bersiap dulu ".
Sanjaya mengulurkan kunci mobil miliknya.
Walaupun banyak pertanyaan muncul, Ganes memutuskan untuk menerima benda itu. Dia ingin segera keluar, sebelum ada yang menyadari interaksi Mereka berdua yang tidak seperti biasanya.
Setelah tidak ada percakapan, Ganes keluar dari Ruang Serbaguna, diikuti oleh Sanjaya setelahnya.
.
.
.
Bersambung ♥️♥️♥️