Sebelum baca sebaiknya baca novel aku yang berjudul, Love You Kak Kenan. soalnya cerita ini ada kaitannya dengan cerita tersebut.
🕊️🕊️🕊️
Kevano Aiden Alaska, adalah seorang pemuda yang kejam dan apa yang ia inginkan harus di turuti. Ia mencintai seorang gadis yang bernama Vania Keyla Clarissta.
Vania adalah seorang gadis yang sangat baik, akibat kebaikannya orang di sekitanya memanfaatkannya dan selalu menjadi bahan bullying di sekolahnya. Ia sangat takut kepada Aiden dan membenci sosok Aiden.
Raiden Azra Alaska, Raiden merupakan adik dari Aiden dan sifatnya berbanding terbalik dengan Aiden, Raiden sangat ceria dan ramah, ia juga mencintai Vania tetapi dalam diam dan tidak berani mengungkapkan perasaannya.
kalau kalian suka, baca langsung ajalah.
ig: fj_kk17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriishn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 34
HAPPY HAPPY AJAAA ~
Ini gak langsung aku baca, keknya banyak typooonya heheh bantu cari ya kakak-kakak, aku mau tidur duluuu baybayyyyy jangan lupa tidur juga...
🕊️🕊️🕊️
Vania merenung menatap hasil tes dari rumah sakit itu, ia tidak bisa berkata apa-apa, "aku mau senang tapi hiks aku juga sedih." Seru Vania.
"Tuhan... Hiks kenapa sih harus sakit dulu? Kenapa gak langsung meninggal aja?" Keluh Vania.
Pusing dengan semua pertanyaan yang muncul dalam benaknya Vania memutuskan untuk tidur sebagai penenang pikirannya.
Diseberang lain tempat di mana Emma dan Jacksen sedang mengobrol empat mata. "Apa lagi?" Tanya Emma sudah lelah menatap Jacksen malas.
"Saya hanya ingin membahagiakan Keyla! Izinkan saya menebus semua kesalahan yang telah ku perbuat kepadanya.
Emma tertawa kecil seperti tanda ejekan bagi Jacksen, "kamu pikir, Keyla akan mau tinggal sama ayah bajingan Seperti kamu?"
"Saya gak peduli mau anda katakan saya bajingan, gak bertanggung jawab itu urusan anda yang terpenting untuk saya adalah Keyla harus kembali ke tangan saya! Dan saya berhak karena saya ayahnya.
"Bapak Jacksen yang terhormat anda tidak punya hak atas anak saya apakah anda lupa dengan perkataan anda? Saya nyesel datang kesini, gak ada gunanya." Ucap Emma bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.
Jacksen tak tinggal diam, dia masih terus dalam pendiriannya, "saya minta tolong Emma! Tolong berikan saya kesempatan satu kali saja." Ucap Jacksen dengan kantung mata yang penuh air mata
"Mau anda nangis darah sekalipun saya tidak akan pernah mau! Ingat tidak akan pernah!" Ujar Emma melangkah pergi mendorong baru Jacksen sedikit keras.
Jacksen menatap kepergian Emma dengan penuh dendam, Floren dan Rafael datang, ya mereka adalah istri dan anak Jacksen sedangkan Rafael adalah anak angkat mereka berdua, karena mereka tidak bisa memiliki anak kata dokter.
"Lihat aja! Saya akan buat cara apapun untuk mendapatkan Keyla!" Kesal Jacksen.
"Yah Rafael punya ide!"
Floren dan Rafael menatap Rafael dengan penuh pertanyaan, "apa?"
"Gimana kalau..." (Ini cuman aku sama mereka aja yang tau kalian para reader belakangan aja hehehe).
Setalah mendengar ide dari Rafael, dua suami istri itu tersenyum senang, "kita lakukan itu!" Ujar Jacksen.
🕊️🕊️🕊️
Hari berlalu begitu cepat kini Vania sedang berada di perpustakaan dengan buku novel di tangannya, dia tidak sama sekali membacanya hanya saja dia menghabiskan waktu istirahat dengan melamun. Cuaca di luarpun ikut murung melihat keadaan Vania saat ini.
Saat ia asik melamun, seorang siswi memberikan sebuah bunga mawar kepadanya. "Ini dari fans kamu kakk..." Ucap siswi tersebut dan segera keluar.
"Fans?" Tanya Vania menatap bunga itu kebinggungan, ia membuka surat yang ada di selipkan di bunga tersebut.
...Haloo cantikk jangan sedih dongg masa cewek se-imut kamu murung sih? Dunia ikut sedih menyaksikan kesedihan kamu, senyum itu sehat cantikk......
^^^By:K.A. loves!^^^
"K.a? Siapa kakak kakak ya?" Monolog Vania tersenyum setelah membaca surat itu.
Vania menghirup aroma bunga mawar itu yang sangat wangi. "Makasih k.a." seru Vania senang.
Vania menutup bukunya dan berjalan keluar perpustakaan.
🕊️🕊️🕊️
Pulang sekolah Vania memesan taksi online untuk jalannya pulang.
Tidak lama kemudian taksi online yang dipesan oleh Vania datang, Vania segera memasuki mobil itu.
Vania memberikan arah jalan pulang ke rumahnya. Bukannya menuju rumahnya supir taksi tersebut membawah ke arah lain.
"Loh pak i-ni beda arah loh? I-ni bukan kearah rumah saya." Seru Vania panik.
Tidak ada jawaban dari si supir taksi itu, "pak? Bapak dengar kan?" Tanya Vania semakin takut.
Cittt... (gini kan suara mobil berhenti? Di wattpad aku lihat gini).
Mobil taksi itu berhenti, Vania berusaha membuka pintu itu dengan susah payah, "pak buka! Jangan kurang ajar ya pak!"
Terlihat supir taksi itu hanya acuh tak acuh, beliau mengeluarkan ponselnya menelepon seseorang.
"Saya sudah di tempat! Dan membawa dia."
"Bagus tunggu sebentar!" Ucap seseorang dari balik telepon itu.
Vania mendengar percakapan mereka dengan perasaan yang kesal, dengan keberaniannya Vania menjambak rambut supir taksi itu dengan kesal. "Maaf ya pak! Bapaknya nyebelin." Seru Vania sembari membuka mobil dengan susah.
Setelah berhasil ia berlari dari mobil itu dengan sekuat tenaga.
Ternyata supir taksi itu tidak sendiri, terlihat dibelakang Vania terdapat beberapa orang berbadan kekar mengejar Vania. "Keyla berhenti! Ini gue kakak Lo!" Seru satu orang dari belakang Vania.
Seolah tak dengar Vania hanya fokus pada jalannya. Cukup lama mereka kejar-kejaran hingga Vania tidak sanggup lagi untuk berlari lagi, ia berhasil di tangkap oleh mereka.
"Tolong... Tolong!" Teriak Vania meronta-ronta.
"Ayo teriak lagi! Sampai tolong Lo berubah jadi lontongpun gak akan ada yang dengar!" Ucap Rafael menatap Vania dengan puas.
"LEPASIN AKU!" Teriak Vania.
"APA APA? GAK DENGAR BUDEG GUE BUDEG." Teriak Rafael.
"Dasar babi!" Kesal Vania sangat membenci Rafael.
Vania dibawa ke suatu tempat yang bahkan diapun tidak tau kemana.
Sesampainya di sana, tentunya ada rasa takut dalam hati Vania apakah dia akan di berikan kepada orang lain lagi? Seperti apa yang diberikan hari-hari yang lampau.
Rafael memukul tengkuk Vania, hingga ia tak sadarkan diri. Lalu mereka masuk kedalam sebuah ruangan yang sudah ada Jacksen, dan seseorang yang juga ikut di ikat.
Tangan Vania di borgol dan juga ia di ikat pada sebuah kursi, tentunya ikatnya tidak main-main kuatnya bisa melukai kulit tangan Vania.
Setalah ikatan itu di rasa aman mereka menunggu beberapa saat hingga Vania tersadar dari pingsannya.
Matanya langsung tertuju pada ibunya yang terlentang diikat dengan rantai di kedua tangannya. "B-u? Ibu? AYAH KENAPA JAHAT SIH? HIKS APA SALAH IBU? APA AYAH BELUM PUAS UDAH BUAT KAMI TERLUKA?"
"Puas? Ayah sudah puas dan ayah sudah sangat muak menatap kalian! Orang-orang seperti kalian seharusnya di basmi dari muka bumi ini, hanya saja papah dan mamah saya lebih sayang pada anak haram seperti kamu! Kalau bukan karena warisan itu, saya takan sudih berlutut minta maaf pada kalian." Jelas Jacksen.
"Cih bajingan!" Umpat Vania.
,, aku tunggu lanjutannya...
,, btw itu kevin kenapa? suka ya...
,, Aiden pingin aku lempar ke genteng nih, hih