Atas desakan ayahnya, Poppy Yun datang ke Macau untuk membahas pernikahannya dengan Andy Huo. Namun di perjalanan, ia tanpa sengaja menyelamatkan Leon Huo — gangster paling ditakuti sekaligus pemilik kasino terbesar di Macau.
Tanpa menyadari siapa pria itu, Poppy kembali bertemu dengannya saat mengunjungi keluarga tunangannya. Sejak saat itu, Leon bertekad menjadikan Poppy miliknya, meski harus memisahkannya dari Andy.
Namun saat rahasia kelam terungkap, Poppy memilih menjauh dan membenci Leon. Rahasia apa yang mampu memisahkan dua hati yang terikat tanpa sengaja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Poppy yang baru tiba di Macau langsung dijemput oleh sahabatnya, Liza.
“Poppy!” seru Liza penuh semangat sambil berlari memeluknya.
“Akhirnya kita bisa jalan-jalan tanpa pengawasan papaku,” ujar Poppy sambil tertawa kecil dan membalas pelukan sahabatnya.
“Tenang saja, aku akan membawamu makan enak dan bersenang-senang. Bukankah kau suka main biliar?” goda Liza dengan mata berbinar.
“Tidak! Tidak! Kalau sampai papaku tahu, aku bisa mati!” seru Poppy cepat-cepat. “Kita main yang lain saja. Bawa aku ke taman hiburan atau permainan seru. Malam ini juga kita pergi, karena besok aku harus mulai kerja.”
Liza mengangguk dengan senyum nakal. “Baiklah, nona pekerja keras. Malam ini kita bersenang-senang.”
Tanpa mereka sadari, dari atas kapal seorang pria sedang memperhatikan Poppy dengan tatapan tajam. Leon baru saja menuruni anak tangga, matanya tak lepas dari sosok gadis itu.
“Tuan,” ucap Vic pelan di belakangnya, “sepertinya dia tidak punya saudara di sini. Kemungkinan datang hanya untuk bekerja. Dia lahir di Hong Kong.”
“Lanjutkan,” jawab Leon datar tanpa menoleh.
“Masih dalam penyelidikan, Tuan. Malam ini semua informasinya akan saya dapat.”
Leon hanya mengangguk tipis lalu melangkah menuju mobilnya yang sudah menunggu di depan. Angin malam Macau berhembus pelan ketika pintu mobilnya tertutup rapat — menyembunyikan sosok pria misterius itu di balik kaca gelap.
Liza dan Poppy masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Liza.
“Liza, apakah kau sudah menemukan apartemen yang dekat dengan tempat kerjaku?” tanya Poppy sambil mengenakan sabuk pengamannya.
“Sudah tentu,” jawab Liza dengan percaya diri. “Aku dibesarkan di sini, jadi punya banyak kenalan. Tidak sulit menemukan tempat tinggal yang cocok. Tenang saja, apartemen yang kupilih untukmu menghadap langsung ke laut. Malam hari, kau bisa menikmati keindahan pantai Macau dari balkonmu.”
“Untung saja di sini ada kamu. Kalau tidak, aku pasti bosan dan kebingungan,” kata Poppy sambil tersenyum lega.
Liza melirik sekilas sahabatnya. "Jadi, kapan kau akan menemui tunanganmu itu?”
Poppy menghela napas panjang, menatap keluar jendela. “Aku sudah dapat sedikit informasi tentang dia. Katanya… dia suka bermain dengan banyak wanita. Sebelum aku mendapatkan bukti perselingkuhannya, aku tidak akan menemuinya. Aku ingin fokus pada pekerjaanku dulu.”
“Kalau begitu, mungkin aku bisa bantu,” ujar Liza sambil memutar setir. “Apakah kau tahu tempat-tempat yang biasa dia datangi? Misalnya klub malam atau tempat hiburan lain?”
“Aku tidak tahu pasti… tapi apa mungkin kau bisa cari tahu?” tanya Poppy dengan nada ragu. “Kau punya banyak kenalan yang bekerja di klub malam.”
Liza tertawa kecil. “Tentu saja bisa. Aku mengenal beberapa orang di sana, karena aku memang sering datang ke tempat itu. Serahkan saja padaku. Kirimkan fotonya ke nomorku ... siapa namanya tadi?”
“Andy Huo,” jawab Poppy cepat.
“Baiklah, Kirim sekarang, biar aku mulai cari informasi malam ini juga,” kata Liza dengan senyum penuh arti.
“Baiklah,” ucap Poppy pelan, menatap layar ponselnya dengan senyum.
***
Di sisi lain, Leon baru saja tiba di kasino miliknya. Ia melangkah masuk dengan tenang menuju kantornya di lantai atas.
“Tuan, ada panggilan dari rumah. Tuan Besar meminta Anda segera pulang,” ujar Vic yang berjalan di belakangnya.
“Apakah ada hal penting?” tanya Leon sambil melepaskan jasnya dan menyerahkannya kepada salah satu staf.
“Kata Tuan Besar, tunangan Tuan Muda telah tiba. Beliau ingin semua keluarga berkumpul untuk membahas rencana pernikahan mereka,” jawab Vic dengan nada hati-hati.
Leon terdiam sejenak sebelum menatap jendela kaca besar di ruang kerjanya. “Papaku terlalu menyayangi cucunya, sampai aku harus ikut dalam urusan yang tidak ada hubungannya denganku. Aku sama sekali tidak tertarik membicarakan soal itu,” ujarnya datar.
Vic menunduk sedikit. “Belakangan ini juga ada kabar yang kurang baik. Beberapa orang melihat Tuan Muda bersenang-senang dengan beberapa wanita di klub malam. Jika kabar ini sampai ke pihak keluarga pihak wanita, itu bisa merugikan nama keluarga Huo.”
Leon tersenyum tipis, sinis. “Andy sudah dua puluh delapan tahun, tapi kelakuannya masih seperti anak muda yang baru mengenal dunia malam.” Ia menatap Vic sekilas. “Baiklah. Karena ini permintaan papa, aku akan pulang. Aku juga penasaran, anak gadis siapa yang begitu tergila-gila pada uang keluarga kami.”