NovelToon NovelToon
The Love Story Of Pram And Kailla

The Love Story Of Pram And Kailla

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Contest / Cintamanis / CEO / Tamat
Popularitas:8.8M
Nilai: 5
Nama Author: Casanova

Novel ini adalah musim ke 3 dari kisah cinta beda usia antara Pram dan Kailla.

- Istri Kecil Sang Presdir ( season 1 )

Pernikahan karena perjodohan antara Pram dan Kailla. Rumah tangga yang diwarnai
dengan konflik ringan karena tidak hanya karakter tetapi juga umur keduanya berbeda jauh. Perjuangan Pram, sebagai seorang suami untuk meraih cinta istrinya. Rumah tangga mereka berakhir dengan keguguran Kailla.

- Istri Sang Presdir ( season 2 )
Kehadiran mama Pram yang tiba-tiba muncul, mewarnai perjalanan rumah tangga mereka. Konflik antara menantu dan mertua, kehadiran orang ketiga, ada banyak kehilangan yang membentuk karakter Kailla yang manja menjadi lebih dewasa. Akhir dari season 2 adalah kelahiran bayi kembar Pram dan Kailla.

Season ketiga adalah perjalanan rumah tangga Pram dan Kailla bersama kedua bayi kembar mereka. Ada orang-orang dari masa lalu yang juga ikut menguji kekuatan cinta mereka. Pram dengan dewasa dan kematangannya. Kailla dengan kemanjaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pram & Kailla 26

"Sayang ...." Kailla masih bersembunyi di balik selimut dengan tubuh polosnya. Tatapannya tertuju pada Pram. Suaminya itu baru saja keluar dari kamar mandi dan buru-buru mengenakan pakaian kerja yang terbentang rapi di sofa kamar apartemen.

"Kamu belum mau bersiap-siap, Kai?" tanya Pram, berjalan mendekat dengan kemeja yang belum terkancing sempurna. Ia membungkuk, menatap Kailla yang memesona dengan tampilan berantakan.

Kailla menggeleng, buru-buru bangkit dari posisi tidurnya. Kailla seolah paham dengan tujuan Pram. Tersenyum menggoda layaknya perempuan nakal, Kailla meraih dua sisi kemeja Pram dan membantu mengancingkannya.

"Aku masih ada rapat, kalau tidak ... tamat riwayatmu, Nyonya." Pram mengancam saat melihat tubuh polos yang lolos dari selimut. Kailla yang selalu tidak tahu malu di depannya. Bahkan, istrinya tidak segan-segan berkeliling kamar tanpa busana.

Pria matang itu tersenyum menatap buah karyanya, lukisan bibirnya yang memerah di hampir sekujur tubuh Kailla.

"Ah, kalau tidak rapat, aku benar-benar akan membuatmu menggila." Pram mengusili Kailla.

"Bersiap sekarang, Kai. Kenakan pakaianmu." Pram protes, setelah memandang tampilan Kailla, gairah kembali terusik.

"Aku sedang mengingat masa-masa awal pernikahan kita, Sayang." Kailla memerhatikan empat penjuru kamar. Awal menikah, ia dan Pram tinggal di apartemen.

Pram tergelak. "Jangan katakan ... kamu tengah mengingat ... pertama kita." Pram sengaja tidak menyebut dengan jelas, ia tahu kalau Kailla paham maksudnya.

"Huh! Kamu mencurangiku saat itu. Itu namanya merampas dengan cara halus, bukan meminta baik-baik. Aku berbaik hati tidak menuntutmu saat itu ... dan ...." Kailla tidak bisa melanjutkan kalimatnya, bibirnya sudah dibungkam Pram dengan ciuman hangat.

"Aku mencintaimu, Kai." Pram terkekeh.

"Bersiap sekarang. Aku menunggumu di luar." Pram meraih jas hitamnya dan berjalan keluar kamar.

***

Kailla tiba di rumah, saat hari menjelang sore. Ia sudah berencana menyusui kedua putranya. Gundukan kembarnya mengeras, minta segera dikosongkan. Berlari masuk ke dalam rumah, Kailla disambut tatapan tidak bersahabat Ibu mertuanya.

"Ma ...." Kailla menyapa. Mencoba menebar perdamaian, Kailla mengalah. Ia memilih menegur Ibu Citra dengan sopan.

"Ke mana saja? Kenapa baru pulang. Anak-anakmu menjerit mencarimu," ucap Ibu Citra ketus. Bayangan Kailla sedang menikmati makan siang bersama pria lain masih belum mau pergi dari pelupuk mata perempuan berusia senja itu. Ia sudah membuangnya jauh, tetapi bayangan itu makin mendekat. Penjelasan panjang lebar Pram di telepon beberapa menit yang lalu, menguap. Wajah Kailla membuat emosinya terpancing kembali.

"Aku dan Pram ...." Kailla tidak dapat melanjutkan kalimatnya, Ibu Citra mengangkat tangan dan meminta Kailla berhenti bicara.

'Sejak awal, Mama tidak pernah setuju dengan pilihan Pram. Tapi, Mama bisa apa? Pram mencintaimu dan Mama tidak bisa menentang putra Mama." Ibu Citra memulai pembicaraan.

"Mama mencoba menerimamu dengan segala kekurangannya."

"Ma ...." Kailla berkata datar, menatap ke arah Kinara dan Binara yang sedang menemani si kembar. Duduk di lantai beralas karpet dengan mainan terhampar di mana-mana.

"Kin, Bin, bawa anak-anak ke kamar!" titah Kailla. Ia tidak ingin obrolannya dengan sang mertua didengar orang lain.

Menatap nanar kepergian kedua putranya, Kailla kembali memusatkan perhatiannya pada Ibu Citra.

"Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Pak Adrian. Mama salah paham." Kailla membuka suara.

"Wajar saja semua orang salah paham padamu. Kamu jangan lupa bagaimana sepak terjangmu setahun yang lalu. Mama diam, bukan berarti tidak tahu apa-apa. Mama hanya tidak mau ikut campur urusan rumah tangga kalian. Mama hanya sebatas mengawasi, biarlah Pram yang mengurus istri dan anak-anaknya. Itu bukan hak Mama. Selama ini, apa Mama pernah ikut campur?" tanya Ibu Citra.

Kailla menggeleng.

"Jangan kira Mama tidak tahu hubunganmu dengan Ditya. Walaupun Pram diam, Mama tahu semuanya. Sejauh mana hubunganmu dengan pria lain di luar sana, Mama tahu jelas, Kai. Tapi, Mama tidak mau pusing."

Kailla tersentak, diingatkan lagi tentang kekhilafan masa lalunya. Ia membeku, matanya berkaca-kaca. Ia sudah berusaha dan berjuang untuk setia pada Pram. Gugatan perceraian Pram sudah cukup menampar dan memberinya pelajaran. Ia hanya butuh dukungan dan kepercayaan, tetapi Ibu Citra malah mengungkit kembali.

"Sekarang, Mama tidak bisa diam lagi. Ada Bent dan Kent yang akan jadi korban. Sejak awal, Mama sudah tidak setuju dengan keputusan Pram memintamu kuliah lagi. Mama tidak percaya padamu, Kai.”

"Setiap orang itu memiliki kesempatan untuk berselingkuh dari pasangan, tetapi tidak semua orang memiliki keberanian untuk itu. Mungkin hanya sedikit yang berani. Dan ... kamu bergabung di dalam kaum yang sedikit itu. Di dalam darahmu mengalir keberanian itu dan selamanya akan tetap ada," tuding Ibu Citra.

"Ma, aku sudah berusaha untuk berubah. Tidak sedikit pun terpikir untuk mencurangi putramu." Kailla membela diri, cairan yang tadi memanas di kelopak matanya, kini mengalir turun tanpa bisa dibendung. Ia tidak mau menangis, tetapi kalimat mertuanya terdengar menyakitkan. Kalau tidak ingat surga suaminya ada di Ibu Citra, sudah bisa dipastikan ia akan melempar wanita tua itu ke neraka.

"Pram terlalu sayang padamu, sampai tidak berani melukaimu. Dan untuk itu, Mama akan memastikannya sendiri ...."

"Sampai kamu berani berselingkuh dari Pram untuk kedua kalinya, Mama pastikan akan membuat hidupmu seperti di neraka. Pram sudah terlalu baik selama ini padamu. Dia tidak pantas diperlakukan seperti ini. Kurang apa lagi Pram selama ini padamu, sampai kamu tega menduakannya. Kalau dia mau, dia bisa mendapatkan perempuan jauh lebih baik darimu." Ibu Citra mengarahkan telunjuknya ke arah Kailla. Wajahnya mengeras dengan mata memerah.

Kailla mengalah. Percuma berdebat dan bicara panjang lebar ketika kepercayaan Mama mertuanya sudah tidak ada lagi padanya. Ia tidak mau memperpanjang masalah yang hanya akan membuat Pram pusing karena perdebatannya dengan sang mertua.

***

Pram baru saja keluar dari ruang rapat saat, ponsel di saku celananya bergetar untuk ke sekian kali. Rapat yang harusnya selesai lebih cepat, harus mundur karena ada beberapa masalah di perusahaan yang baru terungkap. Hari sudah gelap, matahari telah menyerahkan tugasnya pada rembulan malam.

Pram mengernyit, menatap panggilan tidak terjawab berulang kali. Ia memang sengaja membungkam ponselnya selama rapat, tidak mau terganggu dengan hal-hal lain. Ia butuh konsentrasi, tidak mau terganggu dengan hal lain.

Menghubungi ulang nomor ponsel yang menghubunginya, Pram terkejut saat mendengar suara tangis feminin yang begitu memilukan. Lelah dan penatnya hilang, seiring tangis yang semakin kencang. Pram panik sendiri.

"Tunggu aku! Aku akan ke sana sekarang." Pram menyudahi panggilannya dan berlari menuju ke lift untuk mencari Donny. Jantungnya berdetak kencang, khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

***

Tbc

1
Fitri ahmad
kok gak ada aq klik judulnya
Fitri ahmad
buset dahhh.. kuluarga upin ipin
Ayu Galih
Baguus banget karya2 mu kak dr awal 1,2 & 3 aqu ikutin cuma sayaaangnya aqu gk bisa lihat season ke 4 nya sefih bangeet ..😌
untuk yg lain aqu sdh melimpir kak...SEMANGAT ...
kalea rizuky
kaila kek bocah ua pernah selingkuh sih maklum suaminya tua jd liat yg muda kek. maruk/Smug/ jd inget dia pas selingkuh ma koko ditya ampe ciuman bibir menjijikan
kalea rizuky
Q baca lagi di taun 2025
Tifanny Lette
ceritanya real mana mba
Tifanny Lette
ceritanya real mana
Tifanny Lette
mba tau judul ceritanya panji dan ellena kah
Abiy Dewa
Luar biasa
Mak sulis
ternyata Keysa mendonorkan darah untuk Kailla..
membayangkan Pram kok mumet mboyong keluarga ke negri singa dan gak tau sampe kapan demi keamanan.
sat set sat set
Mak sulis
semoga ini jadi pelajaran dan pendewasaan buat Kailla
Mak sulis
hadduh kok Kailla juga diculik tapi gak papa sih..bisa ketemu anaknya.. tapi ngomong2 Sam kemana.. bakalan dirujak Pram ini
Mak sulis
Kailla jangan gegabah buat bergerak sendiri..dari pada tambah runyam
Mak sulis
Kailla dilarang menampakkan diri di hadapan Pram, ehhhslah nyusul ke kantor
Mak sulis
masih juga dikandungan sudah onty main jodoh2in aja
Mak sulis
warung sudah dibuka hidangan siap disantap ehhh gagal gara2 TLP interupsi
Mak sulis
Pram salah perhitungan..dg minta bantuan mama berharap bisa ngasih solusi malah dimarahi
Mak sulis
penasaran apa rencana Pram untuk membalas perlakuan Kai yg memancing dg memakai lingerie tapi harus jaga
Mak sulis
Sam semangaaaat!!!💪🏼💪🏼💪🏼 kerjaanmu double2😁
Mak sulis
lega..akhirnya Pram tau kalo Kailla hamil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!