NovelToon NovelToon
PESUGIHAN POCONG GUNUNG KAWI

PESUGIHAN POCONG GUNUNG KAWI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Menjadi Pengusaha / CEO / Tumbal / Iblis / Balas Dendam
Popularitas:963
Nilai: 5
Nama Author: triyan89

Rina hidup dalam gelimang harta setelah menikah dengan Aryan, pengusaha bakso yang mendadak kaya raya. Namun, kebahagiaan itu terkoyak setelah Rina diculik dan diselamatkan oleh Aryan dengan cara yang sangat mengerikan, menunjukkan kekuatan suaminya jauh melampaui batas manusia biasa. Rina mulai yakin, kesuksesan Aryan bersumber dari cara-cara gaib.
​Kecurigaan Rina didukung oleh Bu Ratih, ibu kandung Aryan, yang merasa ada hal mistis dan berbahaya di balik pintu kamar ritual yang selalu dikunci oleh Aryan. Di sisi lain, Azmi, seorang pemuda lulusan pesantren yang memiliki kemampuan melihat alam gaib, merasakan aura penderitaan yang sangat kuat di rumah Aryan. Azmi berhasil berkomunikasi dengan dua arwah penasaran—Qorin Pak Hari (ayah Aryan) dan Qorin Santi—yang mengungkapkan kebenaran mengerikan: Aryan telah menumbalkan ayah kandungnya sendiri demi perjanjian kekayaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triyan89, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

​Di teras depan rumahnya, Broto duduk di balik meja mahoni yang mewah, ditemani secangkir kopi yang telah mendingin. Ia adalah seorang pengusaha sukses, tetapi kini wajahnya terlihat sangat tegang. Kekalahan beruntun melawan Aryan telah mengikis habis kepercayaan dirinya. Broto tidak hanya gagal, tetapi ia telah menelan kerugian yang sangat besar.

​Di hadapannya, berdiri Jarwo, anak buahnya yang paling setia. Jarwo hanya menunduk, mengerti kemarahan dan tekanan batin yang sedang dialami Broto.

​“Empat orang, Jarwo,” suara Broto terdengar serak, menahan amarah yang mendalam. Ia memukul meja dengan kepalan tangan, tidak keras, namun cukup untuk menunjukkan rasa frustrasi. “Empat orang tewas di tangan Jaka, orang suruhan Aryan. Siapa sebenarnya Aryan ini?”

​Jarwo memberanikan diri bicara. “Maaf, Bos. Kami sudah berusaha sekuat tenaga. Tapi Jaka dan anak buahnya… mereka terlalu kuat, dan mereka sangat kejam, Bos. Mereka seperti tidak memiliki hati nurani.”

​Broto menyandarkan punggung ke kursi, matanya menatap langit-langit yang gelap. “Ini bukan soal kejam atau brutal, Jarwo. Ini bukan lagi soal perkelahian jalanan.”

​“Maksud Bos?”

​“Pikirkan baik-baik. Kita harus mencari cara lain untuk menyingkirkannya,” kata Broto dengan nada dingin yang menusuk.

​“Bagaimana caranya, Bos?” tanya Jarwo hati-hati.

​“Bodoh! Ya pikirkan! Cari cara!” balas Broto dengan nada meninggi, menunjukkan betapa traumanya ia setelah kegagalan penculikan Rina di gudang, yang mengakibatkan anak buahnya, Beni, dan yang lainnya babak belur.

​Mereka terdiam, masing-masing sibuk memikirkan cara lain untuk menghancurkan Aryan. Broto terlalu trauma setelah rentetan kejadian yang selalu berujung pada kekalahannya. Ia tahu, jika ia menggunakan cara lama, ia hanya akan menambah daftar korban.

​Di sisi lain kota, Azmi, pemuda yang baru pulang dari pesantren, tidak bisa mengabaikan cerita yang mengerikan dari Qorin Santi. Malam itu, tekadnya sudah sangat bulat. Ia memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut seorang diri. Ia berjalan hanya ditemani oleh tekad, keberanian, dan sebotol air yang telah ia bacakan doa-doa.

​Kebetulan, suasana di kompleks perumahan mewah itu sudah sangat sepi. Azmi tiba di depan gerbang tinggi rumah Aryan. Begitu mendekat, hawa dingin yang menusuk kulit segera menyergapnya, jauh lebih dingin dari udara malam biasa malam itu.

​Tiba-tiba, ia mendengar suara serak yang terdengar samar namun jelas di telinganya.

​“Manusia bodoh. Berani-beraninya kamu mencampuri urusan Tuanku.”

​Suara itu lirih, seperti bisikan yang dibawa angin dingin, tetapi memiliki getaran yang menakutkan.

​Dengan keberanian yang dipaksakan, Azmi menjawab suara itu, “Siapa kamu? Tunjukkan wujudmu!”

​Seketika, asap tebal berwarna kelabu keluar dari sudut pagar rumah itu. Asap itu perlahan memadat dan membentuk wujud.

​Sesosok makhluk yang sangat tinggi, dengan tubuh berbalut kain kafan yang tampak kotor dan penuh lumpur, menampakkan diri. Wajahnya membusuk, penuh nanah dan cairan hitam, dengan mata yang melotot seolah ingin keluar dari kelopaknya. Gigi taringnya yang panjang dan mengerikan menyeringai. Bau busuk yang tajam menyeruak ke udara.

​Sosok itu, yang diduga adalah jin pelindung atau pesuruh Aryan, membuat nyali Azmi menciut seketika. Tubuhnya membeku, dan seluruh ayat perlindungan yang ia hafal seolah lenyap dari ingatannya.

​Sosok itu melangkah maju, perlahan. “Pulanglah. Atau aku akan pastikan kamu berakhir sama seperti mereka yang berani mengusik Tuanku.”

​Azmi sadar, ia baru saja berhadapan langsung dengan kekuatan yang melindungi Aryan.

​---

​Sosok tinggi berbalut kafan kotor itu melangkah maju, kehadirannya memancarkan aroma busuk yang menusuk hidung, dan energi negatif yang sangat kuat. Ancaman dari sorot matanya terasa sangat nyata, ia melotot, membuat Azmi nyaris kehilangan keberanian.

​“Pulanglah. Atau aku akan pastikan kamu berakhir sama seperti mereka yang berani mengusik Tuanku,” desis makhluk itu, suaranya menggerus seperti batu yang diseret.

​Azmi merasakan lututnya sangat lemas, tetapi ia teringat pada pesan Qorin Santi, jiwa-jiwa yang terperangkap dan mencari keadilan. Sebagai seorang yang berilmu agama, ia tahu bahwa rasa takut adalah senjata utama iblis. Ia memejamkan mata sejenak, menarik napas dalam-dalam, dan memaksa dirinya untuk mengingat segala ilmu yang ia pelajari, saat di pesantren.

​Ia membuka mata. Nyali ciutnya kini berganti dengan tekad yang membara.

​“Aku tidak akan mundur!” teriak Azmi, suaranya sedikit bergetar tetapi penuh keyakinan. “Kalian adalah makhluk yang lemah, hanya bersembunyi di balik kekuasaan fana manusia!”

​Sosok itu tertawa, suara tawa yang kering dan mengerikan, seperti dua tulang yang beradu. “Omong kosong! Kamu manusia lemah, nasibmu akan sama seperti mereka!”

​Azmi segera mengeluarkan tasbih dari sakunya. Ia menggenggamnya erat, lalu dengan cepat mengeluarkan botol kecil berisi air yang telah ia doakan. Ini adalah air ruqyah yang sengaja ia siapkan sebelum menuju ke tempat itu

​“Aku datang bukan dengan kekuatan fisikku, tapi dengan kekuatan Tuhanku, Tuhan yang telah menciptakan dunia dan seisinya.”

​Azmi mulai membaca ayat-ayat suci. ​Sosok iblis itu menjerit, jeritan yang memilukan dan menyakitkan telinga, Ia mundur selangkah, asap tebal yang menyelimutinya mulai menipis.

​“Panas! Berhenti, manusia serakah!” iblis itu berteriak kesakitan.

​Azmi tidak berhenti. Ia terus melanjutkan bacaannya, langkahnya maju perlahan mendekati gerbang rumah itu, lalu ia membuka botol air ruqyah yang sudah ia siapkan, dan menyiramkan ke arah sosok itu.

​Ketika air itu mengenai kain kafannya, asap tebal keluar, dan bau busuk yang menyengat, kini berubah menjadi aroma sesuatu yang terbakar. Sosok itu langsung melompat mundur, menjauh dari Azmi.

​“Kalian sudah menyesatkan manusia. Kalian adalah Iblis!” tegas Azmi.

​“Tuanku memiliki perjanjian! Jangan ikut campur!” balas sosok itu, kini suaranya lebih lemah, menahan sakit.

​“Aku akan hancurkan perjanjian itu!”

​Sosok itu tampak melemah, ia kehabisan kekuatan dan energinya. Ia tidak berani mendekat lagi. Dengan suara desisan terakhir, makhluk itu perlahan menghilang, kembali menjadi kepulan asap hitam yang luruh ke tanah dan lenyap seketika, ditelan kegelapan malam.

​Azmi terengah-engah, tubuhnya basah oleh keringat dingin. Ia baru saja memenangkan pertarungan pertamanya melawan iblis penjaga gaib rumah Aryan. Ia tahu, ini hanyalah permulaan. Pertahanan utama Aryan, media perjanjiannya, pasti jauh lebih kuat.

​Ia menatap gerbang rumah mewah itu dengan tatapan penuh kewaspadaan. Ia berhasil mengusir penjaga itu, untuk sementara, karena ia yakin, sosok itu tidak benar-benar musnah. Tetapi ia belum bisa masuk. Ia harus mencari cara agar bisa masuk ke dalam rumah itu dan menemukan petunjuk, untuk mencari sesuatu yang menjadi sumber kekuatan gelap Aryan.

​'Aku harus mencari bantuan, atau setidaknya seseorang yang bisa membantuku masuk ke dalam,' pikir Azmi. Ia teringat akan Qorin Santi. 'Aku harus kembali ke sini lagi, dan meminta petunjuk darinya.'

1
Oriana
Kok susah sih thor update, udah nungguin banget nih 😒
bukan author: Masih review kak
total 1 replies
Dallana u-u
Gemes banget deh ceritanya!
bukan author: lanjutannya masih review kak
total 1 replies
cocondazo
Jalan cerita seru banget!
bukan author: lanjutannya masih review kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!