NovelToon NovelToon
Pemain 999

Pemain 999

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / TKP / Romansa / Trauma masa lalu / Permainan Kematian
Popularitas:680
Nilai: 5
Nama Author: Halo Haiyo

Marina Yuana Tia, dia menyelesaikan permainan mematikan, dan keluar sendiri dalam waktu sepuluh tahun, tetapi di dunia nyata hanya berlangsung dua minggu saja.

Marina sangat dendam dan dia harus menguak bagaimana dan siapa yang membuat permainan mematikan itu, dia harus memegang teguh janji dia dengan teman-temannya dulu yang sudah mati, tapi tak diingat keluarga mereka.

Apakah Marina bisa? Atau...

ayo baca guys

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Halo Haiyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Jack adison

Flashback

"Tolong!! Tolong aku!! Siapapun!! "

"Angh! "

Marina terjatuh, dia mundur mencoba melepas rantai kayu yang menahan kakinya pergi. Dia mencoba tidak menangis, semua teman-temannya berada di tempat lain sedangkan dia ditinggalkan pemain lain yang bukan teman dekatnya.

Marina mencoba tidak menangid, tapi sangat susah padahal hanya tertahan ranting panjang.

"Ku mohon... Biarkan aku pergi... Aku mohon... Biarkan aku pergi... "

"Akh! " Tiba-tiba tubuh Marina disandung pemain lain, pemain itu memarahinya. "Apa-apaan kau! Jangan menghalangi jalan! "

"Ma-maafkan aku... Hiks-"

"Ck, merepotkan... "

"To-tolong aku, ku mohon tolong aku... Ku mohon-" Seru Marina, dia merengek miminta perhatian pada laki-laki itu tapi tangannya ditepis dan kepalanya di injak.

"Lepas! Jangan minta bantuanku! "

"Akh-sakit.. "

"Gwraaa... "

"Ah-"

Marina segera menutup mulut cepat, dia merasa ada sosok monster yang dua kali lebih kuat daripada yang dia perkirakan. 'Tidak, ku mohon jangan dekati aku... Aku mohon, aku mohon... '

"Grrrr-"

'Tidak... Jauhi aku... Aku tidak empuk, dagingku bukan wagyu bintang lima.. '

'Aku mohon biarkan aku pergi... '

"Grrr-" Monster berkuku tajam itu balik badan, merasa tidak ada kehadiran manusia di pendengarannya.

Tsk-

"Ah-"

Marina mengangkat kaki, dia tak menyangka hanya karena tak sengaja terinjak ranting kayu monster itu mengaum lebih keras.

"GRWAAAAAAAA!!!! "

"GRAAA! "

"AAAA!! "

Marina akhirnya bisa melepas kakinya, dia mencoba berlari tapi karena serangan tajam di punggungnya membuat gadis itu langsung terpelosok ke dalam tanah hutan.

"Akh-sa-kit... "

"GRWAAAA!!! "

"Ti-tidak... Aku mo-hon... Ti-dak... "

"Jangan bunuh aku! Ahh! "

Dor! Dor! Dor!

"Grwaa! "

Brugh!

"Hah~"

"Hah~"

Marina terkejut, dia tak bisa menahan teriaknya karena monster yang tadi akan memangsanya sudah roboh tertembak, jatuh mati didepannya.

Marina terus memompa dada.

Nafasnya berlarian kemana-mana. Nampak dari balik asap putih sesosok pria besar memunculkan diri, sosok itu adalah Jack Adison katanya adalah tentara eropa.

Tapi di permainan ini, seluruh pemain dari penjuru dunia akan mengerti apa yang saling mereka bicarakan, memang aneh padahal tidak pernah mempelajari bahasa asing, tapi mereka bisa berkomunikasi.

"Oh... Kau tak apa? Sepertinya kau nampak pucat, dasar lemah. "

"Ma-maafkan aku... " Pemuda putih itu melewatinya, tanpa mau menawarkan tangan. Marina dengan sendiri berdiri mandiri, dia mengikuti Jack dari belakang.

"Gluk-apa kau tak apa? " Tanya Marina yang malah menghawatirkan pria itu. Tapi tak ada jawaban, dia malah mundur, menempelkan telunjuk ke bibirnya.

"Eung- ada apa? " Tanya Marina, dia berpaku pada seragam sekolah yang dia kenakan bersentuhan dengan baju tentara Jack.

"Ada monster, kau mau mati? "

"Ti-tidak mau. "

"Kalau begitu jangan membuat ulah, atau ku tembak dirimu, "

"Ma-maaf... "

Marina ketakutan, dirinya merinding sendiri. 'Dia sangat pemberani' kagumnya.

"Ssts, sepertinya itu warna hitam, "

"Ap-apa? Itu bahaya! "

"Makanya kau diam, begitu saja sudah ribut. Lihat ini, kita lawan saja, "

"Tap-tapi dia tak bisa mati! -"

"GAK PEDULI!!! "

DOR! DOR! DOR!!

"Grrrrr-"

"Lari! "

'Dasar gila, kenapa aku malah mengikuti dia. Walau aku sudah tau Jack itu suka nyeleneh... '

"CEPAT LARI! KAU MAU DIMAKAN!! "

"AH IYA!! " seru Marina, dia terpaksa balik badan kembali ke base miliknya, dia sebenarnya sudah mengantongi benda yang jadi tujuannya.

Waktu di tangannya adalah waktu misi yang harus diselesaikan, Marina meneguk ludah melihat tinggal 5 menit lagi.

"DOR! DOR! DOR!! "

'Gila... Kenapa dia tidak lari saja.. '

'Ah.. Tidak mungkin kan, dia mau mati disana? '

Marina balik badan lagi ke Jack, dia malah terus menembak baku monster hitam didepan mereka tak henti-henti, dengan bangganya dia berbuat seperti itu.

"Jangan! Ini berbahaya! Ayo kita kembali saja! "

"Tak bisa! Dia sudah jadi buruanku! "

"Ku mohon... Kamu tak akan bisa bertahan, kamu bakal mati!! " Teriak Marina menarik lengan pria muda itu, tapi seolah masih belum puas, Jack mengganti peluru pada senapan api andalannya.

"Baby, kau adalah buruanku... "

"DUAR!!! "

"AKH! " silau kuning membuatnya tak bisa melihat apa-apa, Marina terpaksa menutup mata sebentar.

Pria eropa memang beda dari yang lain. "Ayo kita kembali saja... Jangan dilawan terus, dia tak bisa mati, "

Benar ucap Marina, monster itu teriak berteriak bahkan teriaknya lebih kencang dari monster warna merah yang tadi akan memangsanya.

Yang namanya Jack tidak akan puas, dia menarik pelatuk dan akan bersiap membuat kehebohan.

"Baby,don't get caught! "

Dor!!

"Grraaaaa!!! "

Srak!

"Akh-"

Marina berjongkok, dia merasakan luka panjang di lengan kanannya. Karena tangan panjang monster itu yang menyerang semak, dia berhasil melukai satu lengan seorang gadis.

Walau dia tak bisa merasakan sakit, karena tak membawa tubuh ke dalam arena permainan, baginya ini tetap mengerikan.

"Oh my good, "

"Lari, "

"Aku tidak mau, "

"Bukan begitu, maksudku kita lari aja bersama. " Kata Jack, dia menggendong Marina ala bridge style, dia kalungi senapan miliknya dan berlari sekencang-kencangnya.

Waktu yang ada di atas gerbang menunjukkan hitungan tinggal 3 detik lagi.

"Pintu akan tertutup dalam hitungan waktu, tiga, dua, sa-"

Brak-bruk-brak...

Keduanya sama-sama terguling saat memasuki gerbang, semua orang disana penasaran dengan keduanya.

"Marina!! "

"Nae! "

"Ria... "

"Cepat kalian kembalk ke tubuh, kalau tidak waktumu akan segera habis, "

Marina mengangguk, dia akan kembali ke tubuh asalnya, tapi dia pastikan dulu Jack ke tubuhnya. Lalu dirinya ikut, "waw kalian... Seperti partner pasutri, masuk sampai digendong gitu, "

"Akh-"

"Marina lukamu... "

Gadis itu terkekeh pelan, lalu jatuh pingsan tak tahan melihat darahnya sendiri.

Flashback end.

.

.

.

"DARIMANA KAU TAU ASAL NAMA ORANG YANG KU BENCI ITU ADALAH JACK! JACK ADISON! "

"KAU-KAU... MATA-MATA KAN? "

Katanya tetap melayangkan bagian ujung centong pada wajah Marina, gadis itu merasa ujung kepalanya berkedut, ada yang masih janggal disini.

Tidak, bukan lagi. Tapi semuanya, sejak dia menjadi pemenang banyak sekali yang ingin dia tanyakan pada mereka, sang pembuat game.

Apa tujuan mereka membawa manusia ke game mereka? Saat mati bukankah mereka hilang dan dilupakan? Dan apabila ada satu dari satu juta orang yang masih ingat dengan nama mereka, apakah itu sebuah kesalahan?

"Aku bukan mata-mata, "

"Tapi kau melayangkan pisau padaku, "

"Ini.. "

"Aku tak punya pilihan lain, "

'Mungkin saja kau bersengkongkol dengan mereka, siapa tau, '

Marina perlahan memundurkan badan, dia merasa menginjak sesuatu.

Pengawas sedang berada di belakangnya, mata Marina sekarang tak dapat mempercayainya.

Iya, setelah dia bertengkar dengan pria itu, kali ini dia berada di belakangnya. Memakai pakaian yang selalu jadi khasnya sambil memasang wajah datar.

"KENAPA KAU DIAM SAJA! "

Marina juga baru sadar kalau si pemburu tua tak bisa melihat wujud pengawas atau semacamnya, bahkan dia tak bisa menjelaskan.

Tangan panjang pengawas yang dibalut kaus tangan licin meraba dagunya, membisikkan sesuatu.

Si pria tua merasa ada yang aneh dengan gadis muda didepannya. 'Kenapa dia hanya diam saja? '

'Kalau dia mengancam diriku, aku akan langsung membunuhnya. Dia berbahaya, bukan lagi lawan sepadan, tapi singa hutan, '

Marina terdiam, tatapannya kosong. Dalam hati dia terus berkecamuk, apa yang akan dia lakukan dengan senapan di bawah kakinya?

Dia ambil lalu ditodong ke arah si pemburu.

'Jangan lakukan itu Marina, sadar, kau telah dibodohi olehnya... '

Pengawas tersenyum licik, dia mengelus dagu gadis 18 tahun itu. Dia menatap kosong, tapi hatinya terus mengetuk kaca polos yang tak bisa dipecahkan.

'Tidak, sadar! Sadarkan dirimu, '

"Bunuh dia. "

"Dia melanggar aturan, dia harus mati. " Ucap si pengawas menunjuk ke arah si pemburu yang ketakutan ditodong senjatanya sendiri.

Bersambung...

1
Fanchom
silakan komen atau report kalau ada salah kata penulisan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!