Perjalanan cinta seorang wanita bernama Risna menikah dengan seorang pria tampan bernama Ferry.
Ferry yang menderita penyakit akibat ulahnya sendiri mengkhianati isterinya dalam pernikahan mereka.
Bisakah mereka terus bersatu?.
Bisakah mereka bertahan dengan masalahnya?.
Apa saja masalah yang dialaminya?.
Cerita yang menguras pikiran dan teka teki menemani perjalanan cinta mereka. Ayo segera membacanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chrisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Di kampung Risna acara berjalan sangat hikmat, setelah selesai, mereka kembali kerumah melangsungkan pesta.
Acara berlangsung seharian, hari mulai malam, setelah selesai acara Risna dibawa Ferry ke Hotel yang sudah dia pesan, karena dirumah Risna sempit jadi gak memungkinkan.
Mobil melaju ke arah Hotel yang sudah dipesan, akhirnya mereka sampai di Hotel dan menuju kamar yang sudah dipesan.
Risna dan Ferry memasuki dalam Kamar Hotel, Risna terkesima, didalam Hotel dihias dengan bunga yang sangat indah, bunga dimana-mana, bahkan dibak mandi ada bunga warna merah ditabur disitu, Risna berdecak kagum.
"Mas, indah banget?!" kata Risna dengan mata berbinar-binar sedangkan Ferry hanya tersenyum.
"Sayang mandi dulu yuk!" bisik Ferry.
Risna mengangguk, menolaknya, itu gak mungkin, karena status dia sekarang adalah suami sah Risna.
Akhirnya, mereka melakukan aktivitas mandi, setelah selesai mandi, mereka memakai handuk yang berbentuk seperti baju, lalu mereka masuk kekamar.
"Sayang, duduk sini!" kata Ferry, sambil menepuk pahanya, awalnya Risna ragu tapi tetap melakukannya.
Risna duduk di pangkuan Ferry, lalu Ferry menatapnya, mencium dan melakukan hubungan layaknya suami istri, taburan bunga yang indah sudah berantakan akibat dari penyatuan yang baru dilakukan.
Dua jam telah berlalu setelah penyatuan itu Ferry memeluk Risna.
"Terima kasih sayang, akhirnya apa yang aku inginkan bisa tercapai!" bisik Ferry ditelinga Risna.
Setelah melakukan hubungan suami istri, Risna hanya diam di pelukan Ferry, menahan rasa sakit diarea sensitif nya, tak lama mereka pun tertidur.
Risna terbangun saat sinar matahari yang terpantul dari kaca jendela menyoroti wajahnya, Risna menengok menatap sampingnya.
"Kosong, kemana Mas Ferry?" gumam Risna.
"Mas... mas?" panggil Risna tapi tak ada jawaban, segera Risna bangun dari tempat tidur.
"Ah... h!!!" teriak Risna kesakitan.
"Ada apa sayang?!" tanya Ferry yang baru aja memasuki kamar.
"Mas, sakit ini ku!" kata Risna sambil menunjuk arah area sensitifnya.
"Perih mas!" teriak Risna, sambil sesenggukan.
Pak Ferry bingung, dia mondar mandir.
"Sayang, apa kedokter aja?" katanya, Risna menggeleng.
"Mas, aku mau ke toilet dulu!" kata Risna.
Ferry mengangkat tubuh Risna ke toilet, lalu Risna masuk ke toilet sedangkan Ferry kembali ke kamar lalu merapikan kasur yang berantakan karena aktivitas penyatuan tadi malam.
Sepasang mata Ferry melihat sesuatu dikasur, lalu mendekati kasur yang tadi Risna tiduri.
"Darah" kata Ferry sambil tersenyum.
"Mas.. ?!" panggil Risna, Ferry mendekat, membantu Risna berjalan dan menuntunnya ke kasur.
"Darah!, kok ada darah mas?" tanya Risna.
"Itu darahmu sayang, terima kasih sudah menjaga kesucianmu untukku" kata Ferry sambil memeluk Risna dan menciumnya.
"Mas, sakit tau, kalau tau gini aku gak mau nikah" kata Risna sambil meringis.
"Iya sayang, nanti juga terbiasa!" kata Ferry.
Risna menghembuskan nafasnya menanggapi perkataan Ferry.
Sorenya mereka kembali kerumah orangtua Risna.
"Ibu Bapak, besok kami mau berangkat ke Kota lagi, karena kami sudah acara" kata Ferry.
" Iya, baik-baiklah kalian disana, dan secepatnya kalian buatkan kami cucu" kata Bapak Risna disertai anggukan Ibu Risna.
Esoknya pagi-pagi sekali mereka berpamitan untuk pulang ke Kota, perjalanan kembali ke Kota memakan waktu lebih cepat sore harinya mereka sudah sampai di Apartemen.
Krek...
Pintu kamar Apartemen dibuka, Risna dan Ferry masuk.
"Sayang, mandi dulu yuk, baru tidur capek" kata Ferry, Risna mengangguk melangkahkan kaki menuju kamarnya.
"Sayang, mau kemana?" panggil Ferry.
"Mau mandi, mas!" kata Risna.
"Kenapa kekamar itu, kekamar inilah!" katanya.
"Iya, mas!" kata Risna.
Lalu mereka berdua, melakukan aktivitas mandi dan melakukan penyatuan dikamar mandi, terlalu sering melakukan aktivitas itu membuat Risna tidak merasakan sakit lagi.
Dilanjut besok ya...... Terima kasih