NovelToon NovelToon
Gus Lukman & Syafa

Gus Lukman & Syafa

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda / Beda Usia / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:126.3k
Nilai: 5
Nama Author: @nyamm_113

Namanya Ahmad Lukman Al hafiz
Seorang gus yang terkenal dengan hukuman yang tidak main main dan sedikit kejam. Seorang gus yang dingin, cuek dan galak. Mendapatkan julukan Gus galak dari para santri termasuk seorang santriwati yang sangat sering berurusan dengan gus Lukman.

Namanya Syafa Aisyah
Gadis cantik yang terkenal dengan tingkahnya yang sangat bandel, membuat siapa saja yang berurusan dengannya harus ekstra sabar dan bagi para santri di pesantren syafa hanya santri yang susah di atur. Namun belum banyak yang tau sisi lain dari dirinya yang terjadi dimasa lalu.

Siapa sangka suatu insiden yang membuat gus Lukman dan syafa harus hidup sebagai pasangan suami istri.

"Mau pamer sama senja, kalau gus lebih indah dari dia."

"Mimpi apa saya semalam sapai dapat istri bandel seperti kamu."

"Syafa boleh nyerah ngak Gus, Syafa capek."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @nyamm_113, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 034

Hari ulang tahun pesantren tinggal dia hari lagi, persiapannya sudah selesai. Di lapangan luas ini lah panggung sederhana namun mewah sudah siap, dari dekorasi sampai konsumsi sudah siap semua.

Suasana pondok pesantren saat ini terlihat ramai, semua santri sibuk dengan aktifitas masing-masing. Hari ini mereka tidak melakukan proses belajar mengajar di madrasah alias diliburkan.

Di samping panggung terlihat Gus Lukman dan kedua temannya, mereka sedang istirahat setelah membantu panitia pelaksana menata panggung tadi.

"Panas banget yah! Kayak omongan tetangga." Celetuk ustadz Kalasa. Benar saja ini masih pagi tapi matahari sudah terasah sangat panas, bahkan belum ada jam sepuluh pagi.

"Ngeluh mulu ente! Sana kembali ajah ke asrama!" Ujar ustadz Brama. Sedari tadi ustadz Kalasa memang selalu mengeluh karena kepanasan, keringatan, dan ustadz Kalasa malas mandi lagi.

"Ini bukan mengeluh ustadz, tapi memang panas!" Kata ustadz Kalasa. Mengambil kopiah nya untuk di jadikan kipas, keringatnya membasahi baju yang dia kenalan di bagian belakangnya.

"Iya sih panas! Heran mana masih pagi, belum menjelang siang juga."

"Tuh tau!"

"Waduh! Gua liat kenasa, itu bukannya Syafa dan Ning Fitri yah?" Tunjuk ustadz Kalasa. Tak sengaja melihat ke halaman masjid dimana santri putri sedang menjemur karpet masjid yang sudah di cuci, namun ada yang menarik disana. Terlihat Syafa sedang menunduk seperti sedang di tegur oleh Ning Fitri.

Gus Lukman mengalihkan pandangannya ke arah halaman masjid, benar saja disana ada istrinya dan didepannya ada Ning Fitri sedang apa mereka pikirnya.

"Gus mau tanya, emang Ning Fitri udah tau pernikahan kalian?" Tanya ustadz Brama. Sedikit penasaran dengan hubungan Gus Lukman dengan Ning Fitri.

"Sudah, dia sudah tau." Jawabnya tenang. Matanya masih fokus mengawasi dua perempuan itu, menunggu apa yang akan di lakukan Ning Fitri pada Syafa.

"Terus?" Tanyanya lagi.

"Terus apa?" Tanya Gus Lukman balik.

"Reaksi Ning Fitri Gus! Reaksinya gimana?"

"Ngak tau."

"HA! Gimana sih Gus!"

"Banyak tanya kamu Brama!"

"Ya Allah! Saya kan cuman penasaran."

"Kalau di liat-liat nih yah, alangkah baiknya Gus lebih baik hati-hati ajah sama Ning Fitri. Hati manusia ngak yang tau kecuali dia sama tuhannya." Celetuk ustadz Kalasa.

"Maksudnya?" Tanya ustadz Brama.

"Maksud saya itu, kita bukannya mau so'uzon yah bukan. Tapi saya beberapa kali liat Ning Fitri natap Syafa itu kayak sinis, lebih tepatnya seperti tidak suka dengan Syafa. Saya kira Ning Fitri memang tidak menyukai Syafa, jadi Gus harus tetap waspada ajah, bukan berarti kita berburuk sangka. Hanya saja lebih baik mencegah dari pada mengobati." Katanya.

"Ustadz Kalasa, berburuk sangka itu tidak di perbolehkan!" Ucap Gus Lukman.

"Istighfar ente!" Lanjut ustadz Brama.

"Astaghfirullahalazim! Aduh Ya Allah maafin Kalasa!" Ujar ustadz Kalasa.

Dalam Islam, suudzon termasuk perilaku buruk yang dilarang dan tidak disukai oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam Al-Quran, suudzon digambarkan dalam surat Al-Hujurat ayat 12 disebutkan, “Hindarilah kebanyakan prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa.”

“Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah adalah ucapan yang paling dusta.”(HR. Al-Bukhari).

Hadits di atas sangat penting untung direnungkan dan dipahami karena penyakit hati berupa prasangka buruk merupakan maksiat yang samar dan terkadang diremehkan oleh manusia. Padahal Rasulullah saw menyamakan prasangka buruk yang hanya berupa pikiran dan belum diucapkan bahkan disamakan dengan perkataan yang paling dusta.

Pernyataan Rasulullah yang mengajarkan prasangka buruk sebagai ucapan atau perkataan yang paling dusta itu merupakan pelajaran penting dan penggambaran lugas serta mendalam. Nabi Muhammad saw menunjukkan betapa keji dan jahatnya prasangka buruk.

Buruk sangka bukanlah ciri orang beriman. Orang beriman itu lebih mendahulukan prasangka baik, kepada siapa pun, termasuk kepada Allah. Bahkan Imam Syafi’i, berwasiat kepada umat Islam, agar siapa pun yang ingin meninggal dunia dalam keadaan husnul khotimah maka hendaknya ia selalu berprasangka baik kepada manusia.

###

Di halaman masjid semua santri putri bergotong royong membersihkan masjid, dari mulai membersihkan halaman depan dan belakang masjid, lalu didalam masjid, dan mencuci karpet masjid dan menjemurnya.

Terlihat Syafa dan kedua temannya sedang mencuci karpet masjid dengan selang, mereka mencuci karpet di halaman masjid karena memudahkan mereka untuk mengeringkan karpet itu nantinya.

"MasyaAllah! Capek banget." Keluh Isyana. Tangannya sudah pegal menyikat karpet, dia duduk lesehan di atas Paving Block dengan sikat kecil ditangannya.

"Kamu mau bersyukur atau ngeluh Isyana?" Tanya Syafa. Menatap sekilas Isyana lalu melanjutkan kembali kegiatannya, dia segera membilas karpet itu.

"Bersyukur Syafa." Jawabnya dengan kalem.

"Ayok sikat lagi! Biar cepet selesai." Celetuk Anjani. Dia juga memegang sikat kecil ditangannya.

Mereka kembali mencuci karpet itu, dengan Syafa yang membilas menggunakan selang, lalu Isyana dan Anjani menyikat karpet.

Sedangkan santri putri yang lainnya membersihkan di dalam masjid, samping masjid, tempat wudhu dan di sekitaran masjid.

Saat sedang serius membilas karpet itu Syafa sedikit memainkan selang dengan cara memutar-mutar selang nya, sehingga air yang keluar dari selang itu juga ikut berputar.

Hingga tampa sengaja air itu mengenai seorang perempuan yang hendak lewat di depan Syafa dan kedua temannya.

Byurrr

Mata Syafa membulat sempurna, habislah kau Syafa batinnya.

"Astaghfirullahalazim! Syafa!" Dia Ning Fitri. Saat hendak menghampiri ustadzah Arah, dia malah tersiram air.

"Aduh afwan ustadzah! Ana benar-benar tidak sengaja." Ujar Syafa. Memberikan selang itu pada Anjani, lalu menghampiri Ning Fitri yang menatapnya tajam.

"Jika sedang membersihkan itu, jangan main-main! Kenapa kau sangat suka membuat ulah Syafa!" Kata Ning Fitri. "Liat ulah kamu! Jilbab saya jadi basah." Lanjutnya.

"Afwan Ning, ana tidak melihat Ning lewat tadi." Sesal Syafa.

"Tidak liat bagaimana? Jangan-jangan kamu sengaja? Iya?" Tuding Ning Fitri.

"Astaghfirullah Ning!" Ujar Syafa dan kedua temannya.

"Afwan Ning, bukannya kami mau ikut campur. Tapi jelas-jelas Ning Fitri yang salah, harusnya Ning tidak lewat disini. Apa Ning Fitri tidak melihat di halaman ini penuh dengan karpet yang sudah di cuci, dan sementara di cuci? Lewat di depan pelataran masjid kan masih luas Ning." Ujar Anjani.

Memang jalan di depan pelataran masjid masih luas, sengaja di kosongkan untuk santri berlalu lalang agar karpet yang telah di cuci dan sementara di cuci tidak di lewati. Maka dari itu depan pelataran masjid sengaja di kosongkan.

"Suka-suka saya dong mau lewat mana!" Sewot Ning Fitri. Merasa tidak terima dengan ucapan Anjani, dia mana mau disalahkan.

Ketiga perempuan itu hanya menghela nafas panjang, memang harus sabar menghadapi orang seperti ini batin mereka.

"Tapi memang benar kok Ning apa yang dikatakan Anjani." Ucap Syafa. Rasanya sia-sia saja dia minta maaf, ujung-ujungnya pasti kena hukuman lagi.

"Diam kamu! Jelas-jelas kamu yang salah Syafa." Ujarnya.

"Terus Ning mau ana bagaimana? Ana juga sudah minta maaf." Kata Syafa. Sedikit lelah karena Ning Fitri terus memperpanjang masalah yang tidak perlu di besar-besarkan.

"Hari ini saya malas berurusan dengan kamu! Minta maaf yang benar." Jelasnya lagi.

"Ana minta maaf Ning, ana benar-benar tidak sengaja tadi." Kata Syafa.

"Dengar yah Syafa, jangan mentang-mentang kamu menantu Kiyai Zaen. Kamu seenaknya disini!" Ning Fitri sepertinya benar-benar mencari masalah sekarang.

Kedua teman Syafa yang mendengar ucap Ning Fitri kaget dan tidak paham apa yang di maksud oleh menantu Kiyai Zaen, sedangkan Syafa sudah ketar ketir dibuatnya, melihat sekitarnya takut santri lain mendengar apa yang telah di ucapkan Ning Fitri dan syukur saja semua santri putri sepertinya tidak mendengar. Terbukti dari mereka yang sangat fokus menyelesaikan kegiatan bersih-bersih mereka, tapi yang menjadi masalah adalah kedua temannya.

"Ning, jangan melibatkan masalah pribadi." Ujar Syafa. "Jika Ning masih kesal atas kejadian tadi ana benar-benar minta maaf, tapi jangan melibatkan masalah pribadi Ning." Lanjutnya.

"Kenapa? Kau takut jika temanmu tau? Atau jangan-jangan mereka memang tidak tau?" Tanya Ning Fitri.

"Ning Fitri! Cukup!" Jelas Syafa. Dia menatap kedua temannya, memberi isyarat bahwa dia akan menceritakannya.

"Hahah, kau takut Syafa? Dengar kalian berdua, temanmu ini sudah me..." Belum selesai berbicara. Perkataannya sudah di potong oleh Syafa.

"NING! SUDAH CUKUP!" Tegas Syafa. Tidak peduli jika dia meninggikan suaranya di depan gurunya sendiri.

"Berani kamu meninggikan suara mu Syafa! Tidak punya adab kamu? Ha!" Ujar Ning Fitri. Semakin tidak menyukai Syafa. Setiap kali dia mencoba untuk mengerti, dan mengikhlaskan Gus Lukman itu sangat sulit baginya.

"Afwan Ning, tapi Ning Fitri yang mulai dulu." Kata Syafa. Kembali mengatur nafas secara perlahan.

"Kau benar-benar tidak punya adab terhadap guru mu Syafa." Ucap Ning Fitri. "Seperti ini ilmu yang kau dapat selama belajar disini?" Lanjutnya. Menatap tajam Syafa.

Huft

"Syafa, sabar." Ujar kedua temannya dengan pelan. Mengusap punggung Syafa dengan maksud untuk menenangkan Syafa yang terlihat emosi, bukan terlihat tapi memang sudah emosi.

"Afwan Ning, menjadi orang yang berlilmu itu penting. Tapi menjadi orang yang beradab itu jauh lebih penting, sebab tak ada ilmu yang didapat tama adab yang mendahului." Ucap Syafa dengan tenang.

"Syafa bakal hargai Ning sebagai guru Syafa disini, tapi jika Ning sendiri tidak bisa menghargai orang lain. Untuk apa menjadi orang agamis jika tidak bisa menghargai orang lain?" Lanjutnya.

Ning Fitri yang mendengar itu semakin panas, dia perlahan mengatur nafasnya lalu segera pergi dari sana.

Ketiga perempuan itu hanya diam melihat Ning Fitri meninggalkan mereka, memang betul apa yang dikatakan Syafa. Ning Fitri sudah sangat berlebihan dan kelewatan.

"Syafa." Panggil Isyana.

"Apa?" Jawabnya.

"Kham, tadi itu."

"Iya tau! Nanti ana bakal jawab pertanyaan kalian, tapi kita bereskan ini dulu." Kata Syafa. Keduanya hanya mengangguk setuju.

Mereka kembali melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda tadi, akibat insiden tidak di sengaja.

###

Disini lah mereka berakhir, di kantin asrama putri yang sepi hanya ada beberapa santri putri saja.

"Jadi Syafa? Apa maksud dari ucapan Ning Fitri tadi?" Tanya Anjani. Sangat penasaran dengan maksud dari menantu itu.

"Iya, cepat cerita sama kita!" Lanjut Isyana.

"Baiklah, jadi kalian ingat kan waktu kita ziarah ke makam Sunan Kudus di Jawa Tengah?"

"Iya, ingat."

"Aku kan izin sama kalian untuk buang air kecil tapi berakhir ke rumah sakit, ingat?"

"Iya, terus?"

"Kham, disitu ada kejadian yang lebih parah lagi tapi membuat ana sangat bersyukur." Katanya. Terseyum sendiri mengingat bagaimana statusnya berubah dalam satu malam saja.

Kedua temannya saling menatap. "Dia gila?" Tanya Isyana polos.

Plak

"Awwwh, sakit ih!" Ujar Syafa.

"Makanya cerita cepat!" Desak Anjani.

"Jadi waktu itu..."

1
Dilema Wella
Buruk
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum,
salken, thor
Rosma Niyah: wa'alaikum salam, salken balik
total 1 replies
Ran Tea
Luar biasa
Nurma Yani
☺️ happy ending
Nurma Yani
Hedehhh
#ayu.kurniaa_
.
Micke Rouli Tua Sitompul
pelakor di mana2
Rosma Niyah: enaknya pelakor di apa in?
total 1 replies
Juju M
ini beneran cuman sampe sini ajah ceritannya KA 🥺
Rosma Niyah: khamm, masih mikir-mikir buat lanjut sihh
total 1 replies
yoongi kocheng
ning jangan korbankan sifatmu, walaupun apa yg kamu kenakan itu berbeda dengan sifatmu, tapi banyak yg mengukur paka yg dikenakan akan selaras dengan sifat, tolong jangan nodai kain tipis yg menutup wajahmu.
Rosma Niyah: bener banget
total 1 replies
yoongi kocheng
beneran gus suka sama syafa?
Rosma Niyah: iya dong, kan Syafa cinta pertamanya Gus
total 1 replies
andimluv
Haloo Kak Nyam, aku suka novel ya Kakak. Mampir juga ya Kak ke karya ku yg berjudul, TUNANGANNYA USTADZ MUDA. /Smirk/
Rosma Niyah: InsyaAllah, siap
total 1 replies
Piet Mayong
moga aj beneran taubatan nasuha bukan tobat sambel..
Rosma Niyah: hahahh, iya
total 1 replies
Piet Mayong
kuat iman juga y gus...
Rosma Niyah: InsyaAllah
total 1 replies
N@r@
🤣🤣🤣🤣sebel banget klo lgi ngomong langsung dipotong
Rosma Niyah: bener banget
total 1 replies
Piet Mayong
hahaha...
ada ada aj kamu ning....
sana pulang belajar lagi, atau g buka bukunya jgn dijdikan pajangan lemari kaca..
Rosma Niyah: bener banget
total 1 replies
Piet Mayong
PR buat mu itu gus...
ambil tindakan apa kamu sama si ning nong neng gong itu...
Rosma Niyah: kasian ya ning Fitri
total 1 replies
Piet Mayong
ilmunya ning cadar sekalinya cetek amat y
Rosma Niyah: hahahhh iya
total 1 replies
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor
Rosma Niyah: terimakasih
total 1 replies
Henni Meidiyati
typo byk, kelebihan huruh tadi jd tadik dll
Rosma Niyah: maaf ya, soalnya masih pemula, masih belajar soalnya/Smile/
total 1 replies
Erika Solis
Maafin aku udah nunda untuk membaca nih novel, penyesalan banget!
Rosma Niyah: lanjut lagi bacanya
Rosma Niyah: lanjut lagi bacanya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!